Sidang umum IPU (Inter Parliamentary Union) akan diselenggarakan di Bali. Forum ini diharapkan dapat memulihkan pariwisata di Pulau Dewata. Penyebabnya karena anggota IPU melihat sendiri betapa indahnya Bali dan pariwisatanya juga aman, meski masih masa pandemi.
Pandemi membuat segalanya berubah dan terjadi sedikit kegoncangan ekonomi. Begitu juga sektor pariwisata karena ada negara yang melarang warganya untuk bepergian jauh, sehingga kunjungan turis menurun drastis.
Padahal bagi wilayah seperti Bali, pariwisata adalah ‘jualan’ utama, sehingga dalam dua tahun ini para pengusaha hotel, agen wisata, dll, harus gigit jari.
Akan tetapi kita tidak boleh menyerah begitu saja. Forum IPU yang akan diselenggarakan di Bali bisa menjadi pembuka agar sektor pariwisata bangkit lagi.
Putu Supadma Rudana, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI menyatakan bahwa kedatangan 197 delegasi IPU diharap bisa membangkitkan sektor pariwisata.
Dalam artian, delegasi IPU akan melihat bahwa Bali benar-benar indah. Mereka sebelumnya hanya tahu kecantikannya dari media massa atau sosial media.
Akan tetapi ketika sudah mendarat, para delegasi akan menyaksikan sendiri senja di Kuta dan eksotisme alam lainnya serta kebudayaan yang masih kuat di Pulau Dewata. Diharapkan mereka akan mengajak rakyat di negerinya untuk mengunjungi Bali dalam waktu dekat.
Putu Supadma menambahkan, Bali sangat aman untuk pariwisata karena seluruh rakyatnya telah mendapatkan vaksin dosis lengkap, termasuk booster. Keamanan memang menjadi syarat untuk berwisata saat pandemi. Para turis dijamin keamanannya karena semua orang, mulai dari bellboy, petugas-petugas di restoran dan hotel, sampai masyarakat sipil, sudah divaksin. Sehingga terbentuk kekebalan kelompok di Bali.
Putu juga mendukung pembukaan kembali pintu internasional di bandara sehingga para turis bisa mendarat langsung dan menikmati kecantikan Bali. Mereka tidak takut untuk melancong saat pandemi karena keadaan di Bali sudah relatif aman. Jika pintu kedatangan internasional di Bali sudah dibuka, maka sangat praktis, karena para turis bisa terbang langsung tanpa harus transit di Surabaya atau kota lain.
Para delegasi negara anggota IPU juga melihat sendiri prosedur keamanan di Bali. Mulai dari sistem bubble, kewajiban pakai masker dan mencuci tangan atau memakai hand sanitizer, dll. Mereka juga tidak duduk berdempetan, melainkan ada jarak antar kursi. Dengan begitu, mereka akan mempromosikan terhadap rakyatnya bahwa Bali sangat aman dikunjungi saat pandemi, karena semuanya tertib.
Standarisasi keamanan dan protokol kesehatan memang harus dilakukan di Bali dan seluruh daerah di Indonesia. Sehingga delegasi IPU melihat sendiri kedisiplinan masyarakat. Sehingga mereka tidak ragu lagi untuk melancong ke Pulau Dewata kelak, ketika sudah masa liburan.
Para delegasi IPU juga melihat bahwa larangan untuk WNA datang ke Indonesia sudah dicabut sejak bulan oktober 2021, sehingga bukan mereka saja yang diperbolehkan untuk mengunjungi Bali, melainkan seluruh WNA lain. Sehingga tidak akan ada miskomunikasi karena mereka mengira kalau masih ada pembatasan kunjungan WNA di Indonesia.
Dengan diadakannya IPU di Bali maka akan ada banyak dampak positif bagi pariwisata. Para pengusaha di Pulau Dewata akan tersenyum kembali karena tingkat hunian di hotel dan homestay naik lagi. Selain itu, devisa negara juga akan naik.
IPU akan memulihkan pariwisata di Bali sehingga sektor tersebut akan pulih pasca dihantam badai pandemi selama dua tahun ini.
Para delegasi IPU akan melihat keamanan pariwisata di Bali yang sesuai dengan protokol kesehatan, sehingga para pelancong akan merasa nyaman dan tidak takut kena corona saat berada di Pulau Dewata.
Tauhid Mulia, Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews