Mengapresiasi Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi

Pembangunan bendungan di Pacitan, Kalimantan, dan NTT, menunjukkan bahwa Presiden tidak hanya ingin membangun Jawa.

Rabu, 24 Februari 2021 | 22:58 WIB
0
170
Mengapresiasi Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi
Presiden Joko Widodo meresmikan bendungan Tukul di Pacitan (Foto: editor.id)

Presiden Jokowi baru saja meresmikan Bendungan Napun Gette di NTT. Selain bendungan ini, ada juga Bendungan Tapin dan Bendungan Tukul yang juga beliau resmikan.

Bendungan-bendungan ini dibuat untuk mencegah banjir, mengelola irigasi, dan memperbaiki sistem pengairan pada sawah dan kebun. Sehingga menaikkan ketahanan pangan Indonesia.

Presiden Jokowi sejak perode pertama pemerintahannya (2014) membangun banyak sekali infrastruktur di Indonesia. Mengapa harus infrastruktur? Karena untuk memperbaiki Indonesia, yang dibenahi adalah infrastrukturnya. Jika lancar maka kehidupan masyarakat juga jadi lancar.

Salah satu infrastruktur yang dibangun di era Presiden Jokowi adalah Bendungan Napun Gette. Bendungan yang terletak di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, baru saja diresmikan oleh beliau, tanggal 23 februari 2021.

Presiden berujar bahwa bendungan ini penting untuk mencukupi kebutuhan air di wilayah sekitar.

Mengapa harus air? Karena menurut Presiden Jokowi, air adalah sumber kemakmuran. Jika ada air, maka tanaman bisa tumbuh, buahnya diambil, sedangkan daunnya untuk hewan ternak.

Karena di wilayah NTT sangat bagus untuk peternakan. Sedangkan beliau pernah mendapat laporan bahwa ekspor sapi NTT ke Hongkong terpaksa dihentikan karena kurang air, sehingga keberadaan bendungan ini sangat penting.

Pembangunan bendungan ini adalah permintaan dari para pemimpin daerah di NTT. Sehingga ketika Bendungan Napun Gette sudah jadi dan diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi, mereka amat bersyukur, karena permintaannya dikabulkan. Mereka amat senang karena merasa diperhatikan oleh Presiden Jokowi. Selan Bendungan Napin Gette, akan ada 2 bendungan lain yang masih akan dibangun di NTT.

Selain Bendungan Napun Gette, Presiden juga meresmikan Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, tanggal 18 februari 2021. Bendungan ini akan mengaliri air ke sawah-sawah seluas 5.472 hektar.

Juga menyediakan 500 liter air per detik ke Kota Rantau. Selain untuk irigasi, bendungan ini juga berfungsi untuk mengendalikan banjir, karena bisa mengurangi air sebanyak 107 meter per detik.

Di Pacitan, Presiden Jokowi juga meresmikan Bendungan Tukul di Pacitan, tanggal 14 februari 2021. Bendungan yang dibangun dengan dana APBN dan APBD ini berfungsi untuk irigasi ke 600 hektar sawah, dan juga mengendalikan banjir. Sehingga akan aman saat musim hujan. Bendungan Tukul juga mengalirkan air sebanyak 300 liter per detik ke Pacitan dan sekitarnya.

Banyaknya bendungan yang dibangun dan diresmikan di era Presiden Jokowi menandakan bahwa beliau ingin menaikkan ketahanan pangan di Indonesia, karena kunci dari kesuksesan panen adalah ketersediaan air. Jika persawahan diberi irigasi yang cukup, maka padi akan tumbuh subur, sehingga panen akbar akan terus ada tiap tahunnya.

Selain itu, bendungan juga penting untuk mengatasi banjir. Karena luapan air saat hujan akan ditampung dalam bendungan. Sehingga masyarakat tidak akan waswas saat musim penghujan, karena tidak akan ada banjir yang melanda daerahnya. Mereka bisa tenang dan melanjutkan tidurnya dengan nyaman, saat hujan deras di malam hari.

Bentungan-bendungan ini juga bisa menambah pendapatan Pemerintah Daerah dan masyarakat sekitar, karena bisa dibuat tujuan wisata. Masyarakat akan menikmati keindahannya, dan otomatis warga di sekitar bendungan bisa menjadi penjual makanan dan minuman. Untuk menyediakan konsumsi bagi wisatawan yang datang.

Pembangunan bendungan di Pacitan, Kalimantan, dan NTT, menunjukkan bahwa Presiden tidak hanya ingin membangun Jawa.

Namun juga memeratakan pembangunan infrastruktur di luar jawa, sehingga ada pemerataan fasilitas. Masyarakat akan menikmati irigasi dan aliran air dari bendungan-bendungan itu, dan berterimakasih kepada pemerintah, karena tak lagi dilanda kekeringan.

***