Masalah-masalah kebutuhan bahan pokok sepertinya tidak pernah ada obat atau solusi yang cespleng. Mulai dari harga beras, cabe , bawang merah atau putih, kedelai dan lain-lain.
Mengapa harga ayam Kampus lebih stabil bahkan cenderung naik, sedangkan harga ayam potong Broiler malah terjun bebas?
Ayam Kampus yang dinikmati adalah rasanya-yang bikin melek-merem. Sedangkan ayam potong yang dinikmati adalah dagingnya.
Beberapa hari ini di Jawa Tengah dan Jogjakarta ada pembagian ayam potong secara gratis kepada masyarakat. Seperti di wilayah Solo atau Surakarta juga ada pembagian ayam potong gratis di beberapa titik. Di Klaten juga begitu. Di Jogjakarta juga ada pembagian ayam potong gratis di beberapa titik.
Pembagian ayam potong secara gratis itu sebagai bentuk protes dan butuh perhatian dari pemerintah karena harga ayam di tingkat perternak terjun bebas.
Harga ayam potong jatuh sudah berlangsung beberapa bulan ini. Harga ayam potong ditingkat peternak biasanya mencapai Rp20 ribu/kg. Sekarang harga ayam ditingkat perternak hanya tinggal Rp7 ribu sampai dengan Rp10 ribu/kg. Tentu sangat merugikan peternak ayam potong.
Tetapi anehnya, sekalipun harga ayam potong dari peternak sangat murah-harga ayam potong di pasar tidak mengalami penurunan harga. Harga tetap stabil berkisar Rp25 ribu sampai Rp32 ribu/kg. Harusnya kalau harga ayam dari peternak turun, maka harga jual di pasar-pasar juga mengalami penurunan. Tetapi ini tidak!
Di sinilah ada permainan para bandar-bandar ayam yang mengambil keuntungan sangat besar. Mereka mencekik para peternak dengan harga murah. Tetapi mereka menjual dengan harga tinggi di pasaran.
Alasan klise selalu jadi alibi yaitu karena pasokan ayam terlalu banyak di tingkat peternak. Dibutuhkan perhatian pemerintah kepada para peternak. Karena mereka bisa gulung tikar alias bangkrut kalau tidak ada harga acuan. Di sinilah keberpihakan pemerintah ditunggu oleh para peternak lewat Asosiasi Peternak Ayam.
Dulu waktu masa kampanye pilpres ada cawapres yang selalu mudah memberikan solusi atau jalan keluar. Tapi, solusi itu hanya teori belaka untuk merebut perhatian saja. Misalnya: peternak mengeluh murahnya harga ayam, maka sang cawapres berjanji-tenang bapak-ibu-nanti harga ayam akan dinaikkan.
Ada lagi konsumen yang mengadu mahalnya harga ayam: sang cawapres juga berjanji-tenang bapak-ibu-nanti harga akan diturunkan. Tenang-tenang gundulmu kuwi!
Untuk mengatasi permainan harga ayam di tingkat peternak, pemerintah harus mulai menentukan harga acuan di tingkat peternak. Dan perlu mendata berapa jumlah bibit ayam-yang seharusnya. Karena pemerintah lewat kementerian pertanian dan asosiasi pengusaha pernah memusnakan ratusan ribu bibit ayam untuk mengendalikan harga ayam.
Masalah-masalah kebutuhan bahan pokok sepertinya tidak pernah ada obat atau solusi yang cespleng. Mulai dari harga beras, cabe , bawang merah atau putih, kedelai dan lain-lain. Harga daging juga selalu jadi masalah, entah itu daging sapi atau daging ayam. Kecuali daging yang satu itu, tetap "makyuss".
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews