Semuanya produk kraf bikinan dari desa Kandangan, Temanggung. Desainer dan pemilik bisnisnya Singgih Susilo Kartono, teman kuliah di Seni Rupa ITB baheula.
Pesawat saya dari Hong Kong Chek Lap Kok International Airport mendarat di Shanghai Pudong International Airport sebelum tengah hari. Cuaca di Shanghai saat itu musimnya asik banget. Pas lah dengan keseharian kita yang tropis.
Saya masih punya waktu sekitar 10 jam sebelum pertandingan sepakbola tuan rumah Shanghai Shenhua FC vs Manchester United FC.
Berangkat dari Hong Kong saya hanya membawa serta 1 set baju ganti dalam tas ransel. Ada kaos oblong, celana dalam dan celana pendek. Itu modal pakaian buat ngebolang sehari semalam doang di Shanghai.
Agenda saya memang gak banyak. Cuma mau nonton bola, nyisir mal, tur stadion & kulineran. Pagi menjelang siang tersebut, saya sengaja belum nyari hotel di downtown untuk cek-in.
Nemu sih beberapa hotel yang berjiran dengan bandara. Tapi gak mau buru-buru milih. Siapa tahu nemu hotel berdesain lebih cihuy di sekitar stadion.
Pas siangnya, dengan kereta MRT saya sudah masuk downtown. Sisir mal pun dimulai dari gerai-gerai lutju di bawah tanah. Lanjut lagi ke luar stasiun. Nemu beberapa mal yang saling berhampiran.
Seperti biasa di China, pemandangan begitu memasuki mal kita langsung bertemu gerai ritel dengan jenama-jenama kebanggaan lokal.
Tiba-tiba di lantai dasar gak sengaja, saya menciduk bazar stasionari. Produknya dari beragam jenama global. Surprais banget siang itu. Saya nemu produk kraf kayu "Made in Indonesia" berjenama Magno. Terpajang beberapa seri radio kayu dan aksesorisnya.
Semuanya produk kraf bikinan dari desa Kandangan, Temanggung. Desainer dan pemilik bisnisnya Singgih Susilo Kartono, teman kuliah di Seni Rupa ITB baheula.
Sangat kontras pemandangan di konternya saat itu. Ada seuprit produk Temanggung dikeroyok rame-rame oleh bejibun produk bikinan China lainnya.
Luar biasa membanggakan.
Ada Temanggung di Shanghai, China!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews