Kominfo Gelar Diskusi Bertajuk "Suksesnya Bisnis Online, Siapa Takut"

Pola strategi pertumbuhan bisnis online yang bisa di lakukan adalah ini suatu pola yang berlaku dimanapun.

Kamis, 6 Mei 2021 | 17:22 WIB
0
246
Kominfo Gelar Diskusi Bertajuk "Suksesnya Bisnis Online, Siapa Takut"
Diskusi Kominfo

Bakti Kominfo melaksanakan Seminar Merajut Nusantara bertemakan “Sukses Bisnis Online? Siapa Takut” yang diisi Dr. Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini selaku Anggota Komisi I DPR-RI, Prof. Dr. Henri Subiakto, Drs, SH, MA selaku Guru Besar Komunikasi UNAIR, Ferro Ferizka Aryananda, Msc, MBA selaku Social Enterpreneur dan Rektor Universitas Mahakarya Asia, yang mana dalam seminar live streaming tersebut Dr. Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini menyampaikan bahwa “barang siapa yang bisa melihat sosial media ini sebagai potensi maka dia akan menjadi pemenang tentunya” pada siang hari ini saya mengajak semua untuk awarenes, mari membuat lingkaran kebaikan untuk menularkan bagaimana bisa bukan hanya bijaksana dalam sosial media, tetapi juga bijaksini artinya mulai mengembangkan ekonomi digital, saya pernah diskusi dengan ada kawan saya di perbankan.

Saya tanya berapa sih sebetulnya migrasi orang yang lulus secara konvensional datang ke bank dengan sekarang itu transaksi menggunakan online, dia menjawab sudah 90% nasabah itu sekarang transaksi perbankan itu melalui online, artinya tinggal 10% saja, ini menjadi satu keharusan, situasi hari ini harus melakukan sebuah transformasi, agar utama saudara-saudara di UMKM ini tidak ketinggalan dan bisa survive di tengah kondisi pandemi covid 19 ini, mari kita menjadi bagian penting dari berbuat baik untuk semua manusia.

Dalam kesempatan yang sama Prof. Dr. Henri Subiakto, Drs, SH, MA selaku Guru Besar Komunikasi UNAIR menyampaikan bahwa “bisnis atau sukses bisnis online memang ini merupakan salah satu yang memang harus di dorong, karena sekarang ini ketika pandemi terjadi banyak orang pesimis, banyak orang mengalami sedikit kekhawatiran ketika melihat ekonomi, ekonomi pernah turun sampai minus 5,3% itu yang terjadi tahun 2020”. Tentu saja logis kalau muncul kekhawatiran-khawatiran karena memang gara-gara pandemi, gara-gara tidak bisa beraktivitas secara penuh begitu maka beberapa aspek ekonomi mengalami pukulan yang luar biasa berat terutama yang terkait dengan pariwisata, terkait dengan transportasi atau hal-hal yang ada di sekitar itu.

Selama pandemi ternyata ada sisi-sisi yang positif juga, positifnya tentu saja adalah yang terkait dengan bisnis online, banyak sekali data-data yang terkait dengan bisnis online itu ada sisi-sisi positifnya bahkan boleh dikatakan sisi-sisi yang harusnya menjadi optimisme baru, makanya kalau sukses di dunia bisnis online ini justru banyak yang munculnya pada saat era pandemi.

Ekonomi kita pun yang terkait dengan ekonomi digital, ekonomi online di Asia Tenggara masih merupakan ekonomi yang terbaik dibandingkan dengan negara lain, masih tumbuh ekonomi digitalnya sementara kalau negara-negara lain mengalami kesulitan, Singapura terutama karena terbiasa mengekspor mengalami pukulan yang luar biasa, tapi kalau Indonesia dari sisi ekonomi berbasis online ini jauh lebih baik dibandingkan negara lain, yang nomor dua Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia, terakhir Filipina juga agak terpuruk, pertumbuhan ekonomi digital di ASEAN untuk Indonesia ini masih positif, masih 40% kekuatan ekonomi digital di negara-negara ASEAN, bahkan tahun 2019 ke 2020 itu mengalami peningkatan jumlah pelaku atau konsumen sekaligus juga pelaku produsen dan konsumen yang memanfaatkan aplikasi-aplikasi digital untuk perdagangan e-commerce naik 10 juta, jadi tidak main-main, negara-negara lain itu kesulitan tapi Indonesia naik 10 juta, 55% kenaikan 10 juta itu dari masyarakat non urban, orang-orang yang tidak tinggal di kota, di pinggir-pinggir kota atau ada di desa artinya selama pendemi itu justru ada peningkatan omset perdagangan online maupun juga transaksi-transaksi online.

Pembelian produk non makanan sebelum dan setelah pandemi covid 19, hasil survey Bank DBS Indonesia, 22 september 2020 semakin memperlihatkan peluang besar sektor e-commerce, tercatat 66% responden akan beralih berbelanja produk non makanan dari toko fisik ke e-commerce usai pandemi covid 19, belum lagi didorong oleh target pemerintah untuk mendigitalisasi UMKM yang dapat membuka peluang bagi e-commerce terus mencetak pelapak dan konsumen baru.

Peningkatan pembayaran online di masa pandemi, masyarakat transaksi sudah memakai seperti ShopeePay, OVO, GoPay, DANA, LinkAja sudah jarang memakai uang tunai terutama anak muda, perkembangan pembayaran online mengalami kenaikan 40%, berkembang juga model omni channeling, terjadi kenaikan penggunaan aplikasi-aplikasi hiburan di internet, games lebih 100%, TikTok dan lain-lain lebih 20%. Bisnis online di Indonesia diprediksi akan meningkat itu trennya akan terus tumbuh kira-kira akan menjadi 3,7 kali lipat di tahun 2025 ini perkiraan dari Facebook Bain & Company, dari lembaga-lembaga Internasional melihat bahwa di Indonesia naik sampai menjadi 3,7 kali lipat itu pertumbuhan bisnis online di Indonesia, nilainya juga akan menjadi tinggi dari tahun-tahun sebelumnya cuma memang diharapkan masyarakat terutama kalangan muda itu jangan hanya menjadi penonton atau kalau masuk jangan hanya menjadi konsumen tapi kalau bisa menjadi produsen.

Proyek ekonomi indonesia 2020-2022 Bank Indonesia memperkirakan ekonomi global tumbuh 5% pada tahun ini didorong oleh implementasi vaksinasi, pembukaan ekonomi dan berlanjutnya stimulus kebijakan.  Dengan optimisme tersebut, bank sentral meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat pada rentang 4,8-5,8% pada 2021 dari sumber World Bank.

“Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimis pemulihan ekonomi nasional tahun 2021 dapat terwujud, vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan adalah persyaratan pemulihan ekonomi nasional. Generasi muda dituntut kritis, kreatif, fleksibel, trampil, memiliki kemampuan digital yang kuat dan baik sehingga dapat memahami dan beradaptasi dengan dunia yang terus berubah sangat cepat. Yang tidak siap akan terpinggirkan, bagi yang siap akan meraih peluang dan menjadi pemenang, persaingan membutuhkan kemampuan yang cerdas dan tangguh.

Ferro Ferizka Aryananda, Msc, MBA selaku Social Enterpreneur & Rektor Universitas Mahakarya Asia menyampaikan “Pola strategi pertumbuhan bisnis online yang bisa di lakukan adalah ini suatu pola yang berlaku dimanapun, semua perusahaan akan mati pada waktunya artinya namanya tren itu pasti akan berganti, semua tren itu akan ada mulai naik turun, ada tempat di mana dia mencapai puncak kemudian pasti akan turun, perusahaan, usaha atau bisnis yang bisa bertahan untuk mengikuti tren-tren yang ada itu adalah dia akan bisa bertahan sampai akhir.”

Yang baru membunuh yang lama melihat di industri musik dulu kalau mau mendengarkan musik menggunakan kaset, kemudian di tahun 2000-an mulai berganti menjadi CD, kemudian habis itu muncullah streaming Steve Jobs dengan Apple musiknya berpikir bahwa orang itu gak mau mendengarkan satu album, orang itu cuma mau mendengarkan satu lagu, kenapa orang tidak bisa beli satu lagu saja, disitulah titik berganti karena kenapa ketika orang berganti dari mulai analog menjadi digital, dari mulai CD menjadi streaming maka banyak sekali industri yang mati, sekarang tidak pernah lihat lagi dan dia gagal menyesuaikan diri, dia masih menjual kaset dan masih menjual CD.

Dengan sekarang siapa yang membeli kaset dan CD tidak ada, teknologi berganti tetapi pemain-pemain yang gagal menggunakan teknologi yang baru itu adalah yang mati, pemain-pemain yang berhasil berpindah bisnisnya dengan teknologi yang baru itulah yang akan bertahan dan pola itu bertahan selama bertahun-tahun dari mulai tahun 80-an, 70-an, 90-an semua pola yang kayak gitu.

***