Jadi cara ini bisa Anda lakukan di mana saja di seluruh Indonesia. Ini prinsip pentingnya. Tidak ada ilmu lain, apalagi sampai harus ikut seminar.
Untuk mempunyai bisnis percetakan yang besar, saran saya, pola pikirnya harus B2B. Klien yang Anda cari adalah pebisnis juga, atau minimal adalah sebuah lembaga (institusi).
Jika target Anda masih perseorangan, Anda tidak bisa bermain dari daerah. Lokasi Anda harus strategis, tempat bagus, peralatan banyak, karyawan banyak, invsstasi awal besar, dst.
Pekerjaan percetakan memang sangat luas. Dan memang ada yang spesialis malayani konsumen. Misal melayani undangan nikah berhadapan dengan pengantin, buat kartu nama perseorangan, kalender custom, dst. Apakah salah? Tentu tidak, itu pilihan. Tapi saya tidak di situ.
Saya juga tidak bermain digital printing, termasuk banner. Saya spesialis di offset. Bagi saya, semua teknologi digital printing, itu terlalu mudah diduplikasi. Setiap orang yang bisa ngeprint dan punya modal, ya langsung bisa buka digital printing. Makin punya modal, bisa pilih tempat strategis dan langsung laris. Tapi untuk offset, barrier-nya lebih banyak untuk diduplikasi. Persaingan harganya beda dengan offset, digital printing menurut saya mudah menjadi tidak sehat persaingan harganya. Bukannya saling berbagi order tapi saling mematikan.
Nama percetakan saya CV Percetakan Fajar. Jika Anda sempat berkunjung ke Mojokerto silakan mampir dan bisa saya ajak tour ke banyak percetakan di Brangkal Mojokerto yg hampir semua nama percetakannya ada nama "Fajar"-nya. Mulai dari Al Fajar, Bintang Fajar, Surya Fajar, Media Fajar, Fajar Rahma, Fajar Mulya, dan fajar-fajar yang lain.
Mereka tumbuh besar dan bukan di bawah percetakan saya. Bahkan ada beberapa yang lebih besar dari kami saat ini.
Kenapa nama bendera mereka banyak memakai kata fajar? Karena hampir semua pernah menjadi karyawan di Percetakan Fajar dan memang dibina untuk bisa mandiri. Dan meski bersaing, alhamdulillah saya pribadi berhubungan baik dengan semua pemilik percetakan-percetakan itu. Sangat baik bahkan.
Kenapa mereka bisa jadi pengusaha padahal dulunya karyawan? Karena mindset-nya sudah benar. Percetakan berdiri karena ORDERAN, bukan karena punya tempat (kantor) atau punya mesin. Semua memulai dari rumah pribadi masing-masing yang dijadikan kantor.
Dan kebanyakan dari percetakan di Brangkal Mojokerto ini, mengerjakan kalender dan kitab-kitab pondok pesantren di seluruh Jawa Timur.
Bagi kami-kami di Brangkal, menerima orderan undangan pernikahan 200 lembar dari tetangga, dengan orderan kitab 20.000 eksemplar pusingnya sama. Ya tentu keduanya kami terima jika ada yang order, tapi Anda pasti bisa menilai bahwa omsetnya sangat-sangat jauh berbeda.
Itulah kenapa order dari lembaga lebih kita kejar. Dan itu yang utama bisa membuat mesin kami berputar sepanjang tahun. Perlu diketahui, orderan-orderan besar itu tidak akan bisa dikerjakan di digital printing.
Lalu apa sih kunci dari mencari orderan bagi YANG BARU MAU MEMULAI bangun "bendera" percetakan?
1. Bisa menghitung biaya produksi sebuah produk cetakan.
2. Bikin kartu nama dan keluar rumah (bahkan keluar kota) untuk cari orderan. Orderan secara online bagi saya lebih sulit terbangun secara emosional. Datangi calon klien.
3. Cari percetakan yang bisa mengerjakan orderan yang Anda dapat sesuai perhitungan harga Anda.
Ini bisa dibilang cara bangun percetakan tanpa modal. Tapi ya berarti tanpa modal sama sekali. Minimal beli bensin lah...
Saya share ini, bukan lalu mengharuskan Anda cetak di tempat saya. Anda bisa cari percetakan di mana saja di dekat rumah Anda. Belajarlah cara berhitungnya, lalu cari orderannya. Jadi cara ini bisa Anda lakukan di mana saja di seluruh Indonesia. Ini prinsip pentingnya. Tidak ada ilmu lain, apalagi sampai harus ikut seminar.
Saya membuka diri untuk diskusi. Boleh DM, atau kirim nomor WA Anda ntuk saya masukkan dalam grup WA yang ada tentang belajar percetakan. Namun maaf jika saya kadang slow respon karena saya juga bekerja.
Percetakan saya bukan percetakan raksasa yang super besar dengan modal tak terbatas. Percetakan saya percetakan kelas kecil yang meski kecil tapi mampu memberdayakan karyawan kami untuk maju bersama.
(Bersambung)
***
Tulisan sebelumnya: Membuka Bisnis Percetakan [1] Investasi Bukan yang Utama, Melainkan Order
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews