Tapi sekali lagi, akal akal sempit akan susah diajak mikir, karena hanya orang cerdas saja yang tau bahwa hujan akan turun dengan prakiraan ilmiah.
Banyak pendukung ACT yang marah dengan analisa saya.
Mereka sibuk mencari kesalahan pribadi, afiliasi partai saya, dan masalah masalah yang gak substansial lainnya. Ini memang sudah menjadi kelakuan built-in mereka dari dulu.
Mereka sibuk marah dan ngamuk, bahkan mereka saya yakin gak membaca dengan lengkap 4 tulisan panjang saya soal ACT.
Padahal, jika mereka membaca dengan cermat dan dengan teliti. Saran saran saya justru bisa membuat mereka terhindar dari hal hal yang ACT alami saat ini di kemudian hari.
Padahal, jika masukan masukan saya dibaca dengan baik, akan meningkatkan kualitas lembaga mereka ke level yang lebih baik dan lebih naik kelas.
Padahal, jika mereka membaca dengan teliti analisis saya, mereka akan tau apa yang harus diperbaiki agar kedepannya tidak mengalami masalah yang lebih besar.
Tapi itu tadi, mereka lebih sibuk mengurus urusan urusan pribadi saya, menyerang saya secara personal dst. Mereka pikir itu ngefek buat saya.
Padahal, apa yang saya tulis bertujuan memperbaiki tatakelola organisasi agar berkualitas dan tidak Abal Abal. Saya selalu mendorong organisasi muslim atau partai politik berplatform dunia.
Mereka terlalu fokus dengan bahasa dan vocabulary yang saya pakai. Tidak fokus dengan substansi masalah utama nya.
Mereka terlalu fokus ke masalah masalah pribadi si pengamat apabila pengamat memberikan analisa yang tidak cocok dengan otak kanan mereka.
Padahal, tulisan saya hanya menjagakau ribuan orang atau puluhan ribu orang saja. Tapi mereka tutup mata bahwa ada jutaan mata rakyat Indonesia saat ini yang sedang mengutuk dan sedang mencela mereka.
Mereka tidak paham peta politik dan geopolitik internasional yang ada kaitannya dengan isu isu ACT ini. Akhirnya mereka tidak sadar musuh mereka sedang mengincar mereka karena kecerobohan yang mereka lakukan.
ACT sudah rahasia umum diketahui oleh masyarakat intelijen Indonesia bahkan dunia, bahwa lembaga ini punya afiliasi politik, bukan hanya sebatas lembaga filantropi.
Dan sekarang lah saat yang tepat lembaga ini dihancurkan dengan semua afiliasi politik mereka. Karena kecerobohan yang dilakukan ACT dkk nya.
Hal hal yang substansial begini tidak pernah mereka lihat lebih luas. Karena akal yang sempit memang susah diajak mikir yang lebih luas.
Masukan masukan saya sebenarnya, adalah masukan masukan yang mahal yang saya tulis secara gratis agar mereka bisa terhindar dari bahaya yang lebih besar yang sedang mengincar mereka.
Tapi, pikiran pikiran sempit akan terus berupaya mencari dan menyerang personal. Dengan alasan saya membenci mereka. Jadi, SE objektif apapun tulisan saya jika dibaca oleh kepala kepala orang kerdil gak akan ketemu esensi nya.
Walaupun saya punya afiliasi politik berbeda dengan mereka, tapi bagi saya nama Islam lebih utama untuk diselamatkan. Bukan nama mereka saja atau nama afiliasi politik mereka.
Jika saya memang benar membenci mereka, maka tentu saya punya cara yang lebih powerfull untuk memukul mereka dengan semua data yang saya punya dan jaringan politik yang saya miliki.
Tapi tidak, saya gak kerdil. Walaupun mereka begitu, mereka masih saya anggap saudara yang saya Hindari untuk saya hancurkan. Saya justru memberikan masukan yang benar walaupun pahit di telinga mereka.
Kalau saya memusuhi mereka, bukan urusan yang sulit membuat mereka semakin terpojok, terperosok, dan jatuh sampai gak bisa bangun. Dengan semua data yang ada di meja kerja saya.
Saya sadar betul, perbedaan itu tidak boleh membuat saya kehilangan akal sehat untuk tetap berlaku adil dan proporsional terhadap mereka, dengan tujuan tetap menjaga Islam sebagai entitas politik yang harus berlevel dunia. Itu misi saya.
Tapi sekali lagi, akal akal sempit akan susah diajak mikir, karena hanya orang cerdas saja yang tau bahwa hujan akan turun dengan prakiraan ilmiah.
Sedangkan orang orang bodoh dalam membaca peta, dia baru tau hujan turun kalau hujan itu sudah mengenai hidungnya. Padahal itu sudah telat untuk mencari payung.
Tengku Zulkifli Usman, Pengamat GeoPolitik Internasional.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews