Orang sekaliber atau sekelas Rizal Ramli saja sarapannya berita bohong alias hoax, atau malah pembuat berita bohong. Apalagi masyarakat biasa. Kepakarannya atau keahlihannya soal ekonomi baik secara mikro dan makro sudah tidak usah diragukan. Bahkan sering nantang-nantang debat menteri keuangan Sri Mulyani hanya sekedar ingin menunjukkan kehebatannya dalam berdebat soal UTANG.
Lewat cuitannya di Twitter Rizal Ramli menuduh pemerintah akan melakukan utang baru dengan menerbitkan global bonds atau surat utang sebesar $2 milyar dengan yield atau imbal hasil sebesar 11,625%. Dan menyertakan link beritanya dari luar negeri. Bahkan RR juga seakan nyinyir atau menyindir pemerintah dengan menuliskan kalimat: "Kreditor pesta pora, rakyat semakin terbenani. Menkeu semakin ngawur".
Bahkan RR juga membandingkan dengan negara Vietnam yang hanya memberikan yield atau imbal hasil hanya 5%. Sedangkan di Indonesia lebih besar yaitu 11,625%.
Ternyata cuitannya RR itu ngawur dan salah, tanpa melakukan kroscek data terlebih dahulu. Kecepatannya dalam menulis di twitter melebihi kecepatan cahaya dan akal sehatnya sudah diselimuti rasa kebencian. Sehingga salah dalam menganalisa atau membaca sebuah data ekonomi. Matanya sudah rabun. Atau sengaja merabunkan sendiri matanya.
Data yang disajikan oleh RR dalam cuitannya ternyata data tahun 2009, di mana pemerintah menerbitkan bonds atau surat utang dalam mata uang dollar dengan jangka 10 tahun. Yield atau imbal hasil memang 11,625%. Dan akan jatuh tempo pada bulan Maret 2019.
Kenapa yield yang diberikan tinggi mencapai 11,625%? Karena pada tahun itu terjadi krisis ekonomi. Jadi untuk menarik investor salah satu yang bikin menarik ya imbal hasilnya atau yield-nya harus tinggi.
Kenapa orang sekaliber RR tidak kritis dalam membaca atau menganalisa suatu data atau link berita dari luar negeri?
Sebenarnya RR ini sudah kritis dalam menganalisa dan sikap kritis itu terlihat dalam cuitannya yang membandingkan yield di Vietnam yaitu 5%. Kok malah di Indonesia yield nya lebih tinggi yaitu 11,625%? Seakan ingin menunjukkan betapa ngawurnya menteri keuangan atau pihak terkait seperti Bank Indonesia atau BI. Kok berani ngasih imbal hasil yang begitu tinggi, sedangkan di negara tetangga hanya 5%.
Sayang, data yang RR sajikan sudah kedaluwarsa. Untuk menutupi malu RR menghapus cuitannya.
Bisa dibayangkan tokoh yang terkenal dengan jurus kepretannya saja sarapan atau malah membuat berita bohong (hoax) dan lagunya juga itu-itu saja yaitu UTANG.
Dulu pada tahun 2015 tokoh RR ini juga pernah menuduh PLN melakukan kecurangan atau ada mafia di PLN dalam tarif pulsa listrik. Yang bersangkutan menuduh PLN sangat kejam: masak beli pulsa listrik 100 ribu hanya dapat 73 ribu. RR menyamakan seperti kalau beli pulsa telepon, kalau beli 100 ribu minimal dapat pulsanya 98 ribu karena ada potongan biaya.
Ternyata RR tidak paham atau mudeng dalam hitungan per kilo Watt hour atau kWh. Kalau membeli pulsa atau token 100 ribu dengan golongan 1.300VA maka pelanggan akan mendapat kurang lebih 71 kWh. Jadi bukan membeli pulsa listrik 100 ribu mendapat isi pulsa listrik 73 ribu seperti ocehan RR tersebut.
Inilah bukti kalau tokoh RR tidak sepintar dan mempunyai wawasan yang luas seperti yang sering ngepret sana-sini. Wajar saja presiden Jokowi memecat yang bersangkutan. Karena waktu menjadi menteri bukan melaksanakan tugas sesuai tupoksinya, malah ngurusin kementerian yang bukan termasuk wilayah atau wewenangnya.
Yang dilawan menteri-menteri wanita seperti Sri Mulyani dan Rini Soemarno. Kenapa tidak berani melawan Sarah si Doel?
Ngerti Dewe!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews