Kreativitas yang dimaksud di sini bukan hanya kreativitas perihal estetika, coolness, atau yang berkaitan dengan tampilan.
Menjadi bahasan penting dan seksi saat ini, kenapa?
Kemajuan teknologi digital mengubah semuanya, menjadi lebih cepat, lebih akurat, lebih detil, dan seterusnya sampai lebih menakutkan. Lho koq?
Disrupsi - atau disruption, menjadi kata yang sering sekali digunakan oleh para pebisnis yang megap-megap mencari nafas saat berdesakan dengan pemain baru yang menggencet bisnis mereka.
Situasi inilah yang akhirnya membutuhkan - jalan keluar, atau solusi atau apalah. Yang penting bagaimana caranya bisnis yang sudah jaya bertahun-tahun ini tidak kolaps dan tak berdaya saat dilindas kecanggihan teknologi.
Dari banyak kisah yang bisa kita lihat, tidak sedikit koq perusahaan yang berusaha dan berjibaku menyelamatkan diri dari tren perubahan ini.
Cara menyelamatkan dirinya pun sangat beragam.. mulai dari ganti logo, ganti bidang usaha, ganti CEO, ganti teknologi, ganti skema, ganti gedung.. dan lainnya bahkan ganti mitra bisnis.
Semua upaya perubahan - dan ganti-ganti inilah, yang membutuhkan ide solusi dan pemikiran kreatif. Kenapa? karena kemajuan teknologi digital ini tidak bisa dikalkulasi probabilitas kebenarannya. Sangat agile sekali... akhirnya untuk perusahaan yang besar, gendut, dan lamban.. tentu akan butuh strategi khusus untuk mencari jalan keluar.
Kreativitas yang dimaksud di sini bukan hanya kreativitas perihal estetika, coolness, atau yang berkaitan dengan tampilan. Tapi juga kreativitas yang berhubungan dengan ide, gagasan, dan pemikiran.
Yang sering disebut dengan kemampuan creative thinking. Tim kerja yang baik, butuh kemapuan ber-creative thinking ini, selain untuk survive juga untuk adaptasi dalam situasi yang selalu berubah hari demi hari.
Sementara bagi pengusaha atau pebisnis yang masih bertahan dengan cari berfikir lama? Ya siap-siap saja kehabisan nafas lalu terlupakan dan mati perlahan-lahan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews