Roda ekonomi berbagai sisi kehidupan mencoba restart dan semoga sambil menunggu vaksin corona ditemukan kita berhasil menjalankan kembali aktifitas sebagai mahluk ekonomi dan sosial.
Semua orang percaya kita akan menghadapi normal baru. Ya tidak ada yang salah dengan teori itu karena sebenarnya manusia selalu mengalami evolusi, disrupsi, interupsi bahkan revolusi yang arahnya pada pembetukan normal baru. Mungkin masih ingat dengan frasa "tidak ada yang konstan kecuali perubahan" (change is the only constant).
Manusia memang mahluk yang dibekali kecerdasan untuk kompromi dengan lingkungannya. Apalagi kalau tidak ada pilihan seperti situasi pandemik sekarang yang membuat seluruh dunia kalang kabut. Dan membuat ekonomi mati kutu.
Nah sebentar lagi kita akan menghadapi normal baru sebuah situasi dimana pandemik masih berlangsung vaksin belum ditemukan namun roda ekonomi harus diputar lagi supaya tidak terjadi dead lock kehidupan.
Hal ini akan berlangsung lama bisa beberapa bulan bisa beberapa tahun. Masker akan menjadi bagian dari barang bawaan kita, sanitiser ada dimana-mana dan jarak sosial akan membuat kaku dan kikuk.
Tatap muka akan diberi pembatas akrilik, kaca atau dengan face shield yang melekat dikepala. Berbagai pertemuan akan menggunakan sarana seperti whatsapp, zoom, umeetme, googe meet dan banyak lagi. Para ahli psikologi, sosiologi dan komunikasi tentu akan mengkaji dampak plus minus dari situasi ini.
Disisi lain roda ekonomi diberbagai sisi kehidupan akan mencoba restart dan semoga saja sambil menunggu vaksin corona ditemukan kita berhasil menjalankan kembali aktifitas sebagai mahluk ekonomi dan mahluk sosial. Apabila kita gagal restart mungkin kita akan akan menghadapi kondisi sebaliknya, new abnormal.
Serpong, 25/05/2020
Dana Persada
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews