Operasi Jembatan Udara Kemanusiaan Herky TNI AU ke Palu

Kamis, 4 Oktober 2018 | 20:52 WIB
0
737
Operasi Jembatan Udara Kemanusiaan Herky TNI AU ke Palu

Gempa yang melanda Palu, Donggala, Sigi, Sulteng, pada Jumat (28/9/2018), terjadi pada pukul 17.02.44 WIB (18.02.44 WITA). Gempa menimbulkan Tsunami dan munculnya arus lumpur, likuifaksi tanah (liquefaction soil) yg menelan korban jiwa hingga saat ini 1.232 jiwa dan luka2 799 orang.

Gempa besar tersebut selain meruntuhkan rumah dan bahkan hotel, juga menghancurkn infrastruktur di Sulteng terutama di Palu, Donggala dan Sigi. Bandara Palu mengalami keretakan, hingga Run Way yang aman didarati pesawat  tersisa 2.000 meter.

Kebutuhan adanya tim spesialis bencana, logistik makanan dan minuman serta pasokan listrik dinilai pemerintah sangat mendesak didatangkan untuk meminimalisir korban.

Gerak dan Reaksi Cepat TNI

Sejak 29 September 2018, atas perintah Panglima TNI, Kepala Staf TNI AU menyiapkan dan mengoperasikan angkutan udara berat secara maksimal, karena operasi angkutan udara dinilai sebagai alternatif terbaik untuk dukungan penanggulangan bencana. C-130 Hercules menjadi tulang punggung jembatan udara bencana tersebut.

TNI AU mengoperasikan 11 pesawat C-130 Hercules (herky), 3 CN-295, dan 2 Boeing 737-400. Untuk mobilitas udara.

Herky dan CN digerakkan untuk membantu korban gempa dengan skala prioritas yaitu tim recovery, di antaranya tim medis, AirNav, PLN, Telkom, Relawan, serta dukungan logistik dari Makassar ke Palu.

Sedangkan dari Palu ke Makassar pesawat digunakan untuk mengangkut para korban gempa dengan skala prioritas yaitu korban yang sakit atau luka-luka yang segera membutuhkan perawatan, ibu-ibu hamil, anak-anak, serta korban lainnya yang harus mendapatkan penanganan khusus.

Mengingat besarnya pengungsi, Panglima TNI mengarahkan pengungsi yang sehat dan dewasa mengungsi dengan menggunakan kapal Pelni.

Dari record di Mabesau , tercatat total jumlah penerbangan sampai dengan Selasa (2/10/2018), untuk C-130 sebanyak 72 Sortie, utk CN-295 sebanyak 20 sortie dengan total berat yang diangkut 148.055 kg. Para pengungsi yang diangkut dari Palu ke Makassar berjumlah 5.107 orang.

Demikian sekedar informasi tentang peran TNI AU dalam menciptakan jembatan udara, saya bangga dengan kecepatan keputusan pemerintah, khususnya Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, Kasau Marsekal Yuyu Sutisna serta sub system TNI AU serta para Air crew dalam mendukung operasi kemanusiaan tersebut.

Sebagai catatan Kodal Udara di Palu langsung ditangani Pangkoopsau II, Marsda Fadjar Prasetyo. Selamat bertugas The Blues, GBU.

***

Marsda Pur Prayitno Ramelan