Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, KH Maimoen Zubair yang akrab disapa Mbah Moen menyambut hangat kehadiran Calon Presiden nomer urut 2 Prabowo Subianto di kediamannya.
Di hadapan ribuan santrinya, Mbah Moen mengatakan bahwa Prabowo adalah orang yang akan memimpin Indonesia ke depannya. Sontak saja para santri yang mendengar ucapan sang ulama kharismatik itu langsung mengaminkannya.
“Kepada tamu saya yang sangat saya hormati, bapak Letjen Purnawirawan Haji Prabowo Subianto hadir di sini sedang telah menjadi orang yang memimpin Indonesia. Aamiin, beliau adalah calon pemimpin pada pemilu yang akan datang,” ungkap Mbah Moen.
Sambutan disampaikan Mbah Moen di pelataran kediamannya yang berada di area kompleks Ponpes Al-Anwar, Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu, (29/9/2018).
Tokoh sentral organisasi Islam Nahdlatul Ulama itu juga menjelaskan, kehadiran Prabowo pada hari Sabtu ini adalah hari yang sangat baik bagi seluruh manusia dan alam semesta. Sebab, “Allah swt merampungkan bumi dan langit pada hari Sabtu.”
Karena itu, Mbah Moen menyambut baik kehadiran Prabowo yang secara langsung memohon restu dan doa kepada untuk memenangkan Pilpres 2019 yang akan datang.
“Hari ini Pak Prabowo tepat ketemu saya adalah hari Sabtu, Sabtu itu maknanya adalah Allah telah merampungkan segalanya. Alhamdulillah saya senang sekali sekarang ini Pak Prabowo mencalonkan. Beliau itu berniat mencalonkan, dan itu adalah ibadah,” tutur Mbah Moen.
Karena itu Mbah Moen berdoa agar apa yang di cita-citakan Prabowo untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan kepada seluruh rakyat Indonesia bisa terwujud pada Pilpres 2019 mendatang.
“Saya merasa gembira Pak Prabowo ke sini, apa yang diangan-angan itu nantinya Allah yang akan menentukan dan saya ikut berdoa,” tegas Mbah Moen.
Pada pemilu yang akan datang, Mbah Moen juga berharap pesta demokrasi di Indonesia bisa berjalan dengan lancar aman dan damai. Sehingga seluruh bangsa Indonesia bisa mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan.
“Dalam pemilihan, bangsa Indonesia yang akan kita laksanakan dengan secara aman damai dan bisa menundukan kepala menjunjung bangsa Indonesia mensyukuri nikmat Allah SWT,” tandas Mbah Moen.
Setelah itu, Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut bertemu KH Munif Zuhri yang merupakan pimpinan Ponpes Girikusumo, Banyumeneng, Mranggen, Demak. Usai sowan dengan Mbah Moen, Prabowo sowan ke ulama NU yang akrab disapa Mbah Munif itu di Demak.
“Sowan kepada kiai merupakan kebiasaan Pak Prabowo sejak aktif di Tentara,” ujar Ketua DPP Partai Gerindra Jawa Tengah Setyoko melalui tertulisnya, Jumat (28/9/2018), seperti dilansir Kompas.com.
Setyoko menuturkan, selain bersilaturahim, kunjungan Prabowo ke tokoh-tokoh NU di Jawa Tengah itu juga memohon doa restu agar proses Pemilu 2019 di Indonesia damai dan lancar. Ia berharap, apa yang diperjuangkan Prabowo selama ini bisa terwujud.
Yakni, menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. “Mewujudkan nilai nilai keadilan dan menciptakan kesejahteraan untuk rakyat Indonesia seperti apa yang di cita-citakan para pendiri bangsa,” kata Setyoko.
Dukungan Jenderal
Sabtu lalu (22/92018), Prabowo juga menerima dukungan dari 300 jenderal purnawirawn dari berbagai kesatuan dan para intelektua dalam pertemuan yang digelar di Ballroom Hoten Sari Pacific, Jakarta.
Pertemuan yang tadinya bertema bedah buku Paradoks Indonesia karya Prabowo Subianto itu berubah suasananya seperti layaknya briefing pasukan yang akan menuju medan laga. “Ini pertempuran kita yang terakhir merebut kedaulatan bangsa,” tegas Prabowo.
Lagu pembuka Indonesia Raya yang kemudian disambung dengan lagu “Kulihat Ibu Pertiwi” mengoyak nurani para tentara tua ini. Tak jarang para Jenderal Gaek banyak yang menghapus air matanya, begitu pula Prabowo Subianto.
Mereka merasa terluka, sedih, dan mereka prihatin melihat Indonesia yang makin terpuruk dan “sakit” seperti saat ini. Saat Prabowo menyampaikan pandangannya soal Paradoks Indonesia, berkali -kali tepuk tangan dan kepalan tangan diacungkan para jenderal ini.
Apalagi pandangan -pandangan Prabowo dalam buku Paradok Indonesia diperkuat atau didukung paparan ilmiah oleh menantu Bung Hatta yang Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Sri Edi Swasono, yang sangat mendukung konsep ekonomi kerakyatan Prabowo.
Pada akhir acara, tanpa diduga Prabowo, ternyata 300 jenderal itu membuat pernyataan sikap, yaitu berupa Dukungan pada paslon Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dan bertekat akan berjuang habis-habisan untuk memenangkan pasangan dengan nomer urut 2 ini.
Prabowo yang mustinya tidak berpidato lagi, setelah menerima pernyataan tertulis dukungan 300 jenderal itu langsung meminta waktu naik ke podium lagi. Dengan suara parau menahan haru, ia menyampaikan pidato singkatnya yang membuat para jenderal ikut berurai air mata.
“Saya mengucapkan terimakasih, pertama-tama saya tidak menduga atas pernyataan sikap ini, saya tidak berharap karena ingin menghormati kebebasan saudara-saudara untuk menilai dan memilih,” ungkap Prabowo tercekat sesaat.
Menurut Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu, dengan pernyataan sikap itu ia menerimanya sebagai suatu penugasan, suatu kehormatan yang sangat besar.
Karena banyak purnawirawan Jenderal TNI-Polri yang hadir dalam acara tersebut adalah senior, mentor, dan gurunya yang menggemblengnya pada saat ia aktif semasa berdinas di militer dulu.
“Saudara-saudara adalah senior senior saya, guru guru saya, mentor-mentor saya yang menggembleng saya dari kecil. Bahwa saudara menegaskan saya untuk menjadi pembawa bendera merah putih adalah kehormatan yang sangat besar bagi saya,” tutur Prabowo.
“Terimakasih atas kepercayaan saudara saudara, ini adalah kehormatan yang sangat besar bagi saya. Inilah perjuangan kita, inilah pertempuran kita yang terakhir merebut kembali kedaulatan bangsa Indonesia. Terimakasih,” tandas Prabowo.
Saat acara selesai, para pensiunan jenderal tersebut berebut bersalaman hingga ada yang terus menitikkan air mata lantaran harapan besarnya agar Prabowo bisa menyelamatkan negeri ini.
Ke-300 jenderal purnawirawn itu terdiri dari beberapa mantan Panglima TNI, mantan KSAD, Pangkostrad, mantan KSAU, mantan KSAL, mantan Kapolri, mantan KaBAIS, dan lain-lain. Mereka semua adalah jenderal-jenderal pejuang yang ada di garis lurus saat dulu bertugas.
Tak heran bila mereka merasa sakit atas keadaan negara saat ini. Meski sudah purnawirawan, mereka yakin punya pengaruh dan kemampuan untuk menggerakkan massa dalam rangka membantu memenangkan Prabowo – Sandiaga.
Mereka pun membakar semangat nasionalisme itu dengan menyanyikan himne saat mereka digembleng di Lembah Tidar yang antara lain syairnya berbunyi: “Biarpun Badan Hancur Lebur Kita Akan Bertempur Membela Keadilan Suci Kebenaran Murni”.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews