Anda kesal dengan pola pikir orang-orang yang menganggap pengendara mobil selalu salah dalam insiden, biarpun kejadiannya karena pengendara motor yang seenaknya sendiri? Saya juga. Pola pikir seperti ini memang salah. Masalahnya, apa yang bisa dilakukan?
Mau marah-marah menyalahkan mereka? Rugi emosi dan waktu. Orang bermental seperti mereka tidak akan bisa diajak berpikir. Percuma menjelaskan sampai mulut berbusa-busa, mereka tetap ngotot tidak salah. Ujungnya, kita yang salah.
Mau mengubah pola pikir itu? Mendekati tidak mungkin jika inginnya langsung segera. Sistem pendidikan karakter yang harus digodok, belum lamanya waktu yang diperlukan untuk mencetak generasi baru yang pola pikirnya berbeda. Iya, kalau pejabat yang berwenang di bidangnya mau memikirkan ini, lha sektor pendidikan saja termasuk sektor yang jarang diperhatikan sungguh-sungguh. Bakal makin lama.
Apa yang bisa kita lakukan? Deal with it. Itulah pentingnya mengemudi secara antisipatif. Berusaha agar tidak perlu ikut rugi dengan kelakuan orang-orang yang semaunya sendiri tetapi tidak mau bertanggung jawab atas kelakuan mereka itu.
Pemotor-pemotor itu gimana? Ya monggo mau kepeleset, nabrak, jungkir balik, apalah, terserah. Yang jelas, jangan sampai mereka membuat kita terlibat dalam kebodohan mereka itu.
Caranya bagaimana? Anda punya otak untuk memikirkan kecepatan yang aman, jarak aman dengan sekitar. Mata Anda berfungsi baik, gunakan untuk menyelidiki situasi sekitar, memperkirakan apa yang akan terjadi beberapa detik ke depan.
Spion mobil, bukan cuma untuk dandan. Mobil Anda ada gas dan rem untuk mengatur kecepatan. Oh iya, lampu jauh dan klakson juga penting untuk menunjukkan keberadaan Anda.
Simpel saja sih. Anda tidak bisa mengharapkan orang-orang lain secerdas Anda. Anda tidak bisa mengubah perilaku mereka. Ya Anda harus mengantisipasi mereka, supaya Anda tidak ikut-ikutan apabila mereka celaka. Anda punya pilihan untuk tidak cari perkara dengan mereka, dengan bertindak antisipatif.
Tidak jauh beda dengan bermedia sosial. Anda punya pilihan untuk tidak perlu berperkara atas hal sepele dengan orang lain. Anda punya pilihan untuk mengatur konten dan audiens dari kiriman Anda di medsos, sehingga tidak memancing perkara dengan orang-orang bodoh.
Anda tidak akan bisa mencerdaskan orang lain di medsos, namun Anda bisa mengantisipasi berbagai hal sehingga tidak perlu menurunkan tingkat kecerdasan Anda untuk menghadapi orang-orang bodoh.
Dalam posting ini, saya bagikan kutipan dari semacam kakak saya, Amalia Raissa, yang pas sebagai panduan bertindak antisipatif di medsos.
***
Semarang, 28 September 2018
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews