Kata alumni GNPF, Rizieq Shihab dicekal oleh pemerintah Saudi. Dia gak boleh keluar dari Saudi. Entah apa masalahnya. Yang pasti kini GNPF mendesak Kemenlu RI untuk memberi perlindungan hukum kepada Rizieq.
Kita gak tahu masalah dan kebenaran berita itu. Seandainya pun benar, ada banyak pertanyaan di kepala saya.
Pertama, Rizieq itu imam besar FPI. Sebagai organisasi massa sampai sekarang saya tidak mendengar FPI menyuarakan kecaman pada pemerintah Saudi. Padahal katanya pemerintah Saudi mencekal Rizieq. Masa sih, imamnya digituin FPI diam saja.
Biasanya FPI selalu tampil garang. Tapi menghadapi ulah Saudi kenapa sekarang jadi ayam sayur?
Jika benar Rizieq dicekal, kenapa gak ada rombongan FPI dengan mobil komando berkoar-koar di depan kedutaan Saudi agar negara Wahabi itu memperlakukan Rizieq layaknya tamu kerajaan. Ini kokk, malah dicekal. Kenapa mereka gak menuntut boikot seluruh kepentingan Saudi di Indonesia, seperti yang sering mereka suarakan?
Kedua, biasanya FPI hobi main sweeping-sweepingan. Kenapa gak ada teriakan FPI mau mensweeping warga Saudi di Puncak? Semua orang tahu lokasi yang paling diminati orang Saudi di Indonesia adalah pundak. Selain dingin, juga banyak tersedia istri-istri outsourching disana.
Yang heran justru FPI menyalahkan pemerintahan Jokowi, padahal yang mencekal Rizieq adalah pemerintahan Saudi. Jika begitu fikiran FPI, maka tanpa disadari mereka mengakui Jokowi ini Presiden yang lebih sakti dari raja Salman. Wong, Jokowi diminta menekan Saudi untuk melepaskan pencekalan Rizieq.
Terlepaa dari benar dan tidaknya Rizieq dicekal Saudi, yang pasti kerajaan Saudi memang sedang getol membersihkan penceramah garis keras di negaranya. Entah sudah berapa banyak penceramah diseret dari mimbar khotbah karena ikut-ikutan berkomentar soal politik.
Padahal, misalnya, ulama Saudi itu hanya menyerukan perdamaian Saudi dengan Qatar. Tapi tetap saja ditangkapi atau diseret ketika mereka sedang ceramah. Dibetot jubahnya di depan jemaah oleh polisi.
Nah, kita gak tahu, Rizieq yang terus menerus menyuarakan suara Islam garis keras ini apakah dianggap menyebalkan oleh Saudi, sehingga dia dicekal.
Jika benar begitu, jalan satu-satunya harus melawan kebijakan Saudi tersebut. Tunjukin dong, kebesarannya sebagai imam besar. Meskipun kita gak tahu apanya yang besar, setidaknya jangan lalu menciut begitu ketika menghadapi raja Salman.
Tapi seharusnya Rizieq gak perlu gundah. Gak perlu juga ketakutan ditangkap polisi Saudi. Pemerintah Saudi hanya getol menangkapi para ulama. Yang bukan ulama gak akan ditangkap. Sumpah.
"Jadi tukang obat jerawat, gak perlu takut ditangkap polisi Saudi kan, mas?," ujar Abu Kumkum.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews