Ojo Mutungan, Ojo Baperan

Rabu, 26 September 2018 | 17:03 WIB
0
4314
Ojo Mutungan, Ojo Baperan

Dalam bahasa Jawa ada kosakata "mutung atau mutungan", kalau bahasa anak sekarang " ngambek atau ngambekan". Penyebab "mutung atau ngambek karena keinginannya tidak dituruti atau tidak sesuai harapan. Biasanya orang yang mudah "mutung atau ngambek" akan tersisih atau terkucil dalam pergaulan karena orang yang mudah "mutung atau ngambek" tidak disukai oleh lingkungannya dan suka menyendiri. Bahkan dalam pergaulan orang yang suka "mutung atau ngambek" jadi bahan olok-olok sesama teman pergaulan.

Nah, pada hari Minggu (23/9/2018) ada deklarasi pemilu damai yang diadakan di Monas. Yang dihadiri oleh dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Dihadiri juga semua ketua partai pendukung atau koalisi.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang awalnya menghadiri deklarasi pemilu damai dengan busana adat tiba-tiba meninggalkan acara deklarasi pemilu damai. Alasannya atau alibinya karena banyak atribut partai yang seharusnya dilarang.

Tapi alasan atau alibi ini juga tidak shahih atau kuat,karena banyak juga bendera Partai Demokrat yang besar juga berkibar-kibar karena dibawa oleh pendukungnya, bahkan di kiri dan kanan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY ada juga kader Demokrat yang memakai baju atau identitas partai.

Karena alasan atribut partai dianggap tidak kuat untuk dijadikan alasan, sekarang alasanya atau alibinya berubah: SBY meninggalkan deklarasi pemilu damai karena ada kata-kata yang bernada provokatif atau bernuansa kampanye yang dilakukan oleh Projo atau Pro Jokowi yang meneriakkan "dua periode".

Alasan atau alibi ini pun juga tidak kuat untuk dijadikan alasan SBY meningalkan deklarasi pemilu damai karena pada tanggal 23 September kampanye pemilu sudah dimulai, jadi apa yang dilakukan Projo tidak masuk kategori pelanggaran atau memprovokasi SBY dalam acara deklarasi pemilu damai. Lagian hanya teriakan "dua periode" saja bikin hati seperti tersayat sembilu. Aduuuh "baper" dech!

Toh yang meninggalkan deklarasi pemilu damai hanya ketua umum Partai Demokrat, sedangkan ketua umum partai lainnya asik-asik saja dan tidak meninggalkan deklarasi pemilu damai.

Lagian SBY datang dalam deklarasi pemilu damai sebagai ketua Partai Demokrat, bukan sebagai tamu undangan mantan presiden.

Kalau bagitu apa dong alasan SBY meninggalkan deklarasi pemilu damai?

Bisa jadi SBY "mutung atau ngambek" karena dalam acara pemilu damai tidak sesuai keinginan atau harapan SBY. Keinginan atau harapan SBY dalam pemilu damai itu harus berjalan sesuai aturan dan KPU dianggap tidak bisa menegakkan aturan. SBY menuntut kesempurnaan dalam acara pemilu damai yang diselenggarakan oleh KPU. Padahal menurut Dorce, KESEMPURNAAN hanya milik Allah.

Inilah resikonya kalau ketua partai punya sifat mudah "mutungan atau ngambekan", akhirnya malah tersisih dan terkucil dalam pergaulan.

Bisa jadi SBY meninggalkan acara pemilu damai karena acaranya outdoor dan panas, sedangkan SBY memakai busana adat yang membuat tidak betah berlama-lama dalam acara itu. Karena ia mantan presiden yang segala sesuatunya serba dilayani, kalau panas ada yang ngipasin atau menyediakan Air Cooler sebagai penyejuk udara.

"Ojo mutungan atau ngambekan, Pak, nanti tersisih dan terkucil dari pergaulan loh..."

***