Di dalam pertarungan pilpres 2019 sekarang ini, Prabowo Subianto (PS) berada di posisi yang sangat menguntungkan secara psikologis. Sebab, beliau betul-betul menunjukkan kepejuangan sejati di tengah pengeroyokan oleh para pemilik kuasa. Beliau tidak surut sedikit pun.
Disebut menguntungkan secara psikologis karena suasana pertarungan main keroyok yang seratus persen mengabaikan “fairness” (keadilan) itu, akan membuat Pak PS tertempa semakin kuat dan keras. Beliau sangat paham itu dan “menikmati” cara-cara main keroyok ini.
Pak PS dikeroyok dari segala arah dengan segala cara.
Dikeroyok oleh 90 persen media besar yang sejak awal menunjukkan sikap tidak netral. Media yang sejak lama memusuhi umat Islam, memusuhi gerakan keadilan, dan memusuhi gerakan literasi intelektualitas rakyat. Media yang memusuhi pemulihan kedaulatan bangsa dan negara.
Pak PS juga dikeroyok oleh para konglomerat jahat yang selama ini menguras rakyat. Tidak ada satu pun konglomerat hitam itu yang menunjukkan netralitas. Semua mereka mengarahkan laras senjata ke Pak PS. Bisa dimaklumi posisi para penjahat bisnis itu. Sebab, mereka memang akan menjadi salah satu target pertama dan utama yang akan ditertibkan oleh Presiden Prabowo nanti.
Kemudian, PS dikeroyok oleh para gubernur yang, dengan segala cara, dipaksa berpihak kepada kubu petahana. Para gubernur itu berkomitmen untuk memenangkan petahana.
Tak ketinggalan, para pelaku survei elektabilitas pun ikut-ikutan dalam “concerted effort” (upaya terpadu) untuk menjatuhkan mantan jenderal yang jujur dan bersih dari korupsi ini.
Hampir lupa. Ormas-ormas pemilik kuasa premanisme yang bermentalitas herder, juga masuk ke gelanggang pengeroyokan. Bisa dipahami karena mereka ini memang berparasit ke para panguasa dan telah mengosongkan kepala mereka dari sistem pikiran jernih.
Nah, apa yang masih tersisa untuk Prabowo?
Hanya satu komponen saja. Tetapi, komponen ini sangat menentukan. Jauh lebih kuat dari para pemilik kuasa yang memusuhi beliau. Lebih kuat dari para konglomerat jahat. Lebih kuat dari komplotan sinis media besar. Lebih kuat dari geng para gubernur “cucuk hidung”. Dan lebih kuat dari ormas-ormas parasit.
Itulah rakyat. Rakyat Indonesia yang mendambakan bangsa dan negara yang tidak dikendalikan oleh kekuatan oligarkhi. Yang tidak dikendalikan oleh tangan-tangan asing.
Hanya rakyatlah satu-satunya komponen yang mendukung PS. Rakyat sebagai pemilik kuasa tertinggi dan paling terhormat. Komponen inilah yang membuat PS bersemangat. Yaitu, rakyat yang hari ini sudah muak dengan penipuan. Yang tak sudi lagi meihat penjarahan kekayaan negara.
Para pengeroyok akan berhadapan dengan rakyat di gelanggang pemilihan umum. Mereka semuanya akan babak belur dihajar lewat bilik suara pilpres 17 April 2019. Tak lama lagi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews