Pertemuan Tripartit Bersejarah; Rouhani, Putin, dan Erdogan

Sabtu, 8 September 2018 | 17:16 WIB
0
590
Pertemuan Tripartit Bersejarah; Rouhani, Putin, dan Erdogan

Konflik kawasan Timur Tengah selalu dinamis, kalau tidak dikatakan menegangkan, sesuai dengan kepentingan politik negara masing-masing.

Seperti pertemuan trilateral tiga presiden, yaitu presiden Rouhani, Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Vladimir Putin, yang diadakan di Teheran Iran, Jumat(7/9/2018).

Dalam pertemuan tersebut dicapai kesepakatan, bahwa ketiga presiden tersebut sepakat tentang kedaulatan, kemerdekaan dan keutuhan wilayah Suriah.

Dan dalam konflik atau perang di Suriah, masih menyisakan satu wilayah atau provinsi yang masih dikuasai oleh kelompok teroris seperti ISIS dan Jabhat al Nusra atau kelompok teroris kecil lainnya, yaitu wilayah atau Provinsi Idlib di Suriah.

Wilayah Idlib adalah wilayah penampungan bagi kelompok-kelompok teroris yang karena kalah perang dari wilayah atau provinsi di Suriah. Karena kalah perang, kelompok teroris ini direlokasi dan diberi kesempatan untuk menuju wilayah Idlib dengan disediakan bus-bus untuk mengangkut para teroris beserta dengan keluarganya.

Relokasi para kelompok teroris ke wilayah Idlib ini merupakan bagian dari strategi semata. Karena setelah wilayah-wilayah atau provinsi di Suriah sudah dibebaskan dan bisa dikuasai, maka langkah selanjutnya wilayah Idlib harus dibebaskan dari para kelompok teroris yang ada di Suriah.

Bagi para kelompok teroris, pilihannya hanya ada dua: perang sampai mati atau menyerah kepada pemerintah atau tentara Suriah. Karena tidak mungkin lagi untuk di relokasi di wilayah Suriah.

Tetapi membebaskan wilayah Idlib dari para kelompok teroris tidaklah mudah. Karena banyak negara sponsor teroris yang mempunyai banyak kepentingan. Seperti AS dan sekutunya. Dan ada juga kepentingan Turki di wilayah Idlib.

Bagi AS dan sekutunya wilayah Idlib adalah benteng terakhir karena ada kelompok teroris yang merupakan kepanjangan tangan AS dan sekutunya.Turki sendiri juga menguasai sebagian wilayah ini, bahkan tentara Turki  dengan peralatan tempur berat juga ditempatkan di Idlib.

Kalau terjadi serangan ke wilayah Idlib yang akan dilakukan oleh tentara Suriah dan dibantu oleh tentara Rusia dan Hizbulloh, maka wilayah Idlib ini akan menjadi medan tempur yang sangat mematikan karena semua akan menjaga kepentingan politik masing-masing.

Di satu pihak, AS meminta kepada tentara Suriah dan tentara Rusia untuk tidak melakukan serangan ke wilayah Idlib karena AS juga punya kepentingan di wilayah ini dan menjadi pelindung bagi kelompok teroris. Bahkan AS juga mengancam akan melakukan serangan atau pembelaan kalau mereka di serang.

Nah, pertemuan trilateral oleh ketiga presiden tersebut untuk memastikan kedaulatan, kemerdekaan dan keutuhan wilayah Suriah dari kelompok-kelompok teroris yang menguasai wilayah Suriah.

Pasca pertemuan ketiga presiden,yaitu Putin, Erdogan dan Rouhani, presiden Recep Erdogan melakukan pertemuan dengan Pemimpin Revolusi Iran Ayatulloh Ali Khamenie. Tentu ini pertemuan bersejarah.

Dan bisa jadi fans atau pemuja Erdogan yang ada di Indonesia akan mendadak panas dingin dengan pertemuan tersebut, apalagi Iran negara Syiah yang dianggap sesat dan menyimpang oleh para pemuja dan fans Erdogan.

Di saat mata uang Lira jatuh dan mengakibatkan krisis keuangan di Turki, para pemuja dan fans Erdogan di Indonesia memanjatkan doa supaya Turki terbebas dari krisis keuangan. Tetapi ketika negerinya sendiri juga sedang mengalami penurunan mata uang rupiah, malah pemuja dan Erdogan berdoa supaya presiden Jokowi jatuh atau mengundurkan diri karena dianggap tidak bisa menangani masalah ekonomi. Mereka mendoakan pemimpin negara lain, tetapi mereka malah mencaci dan memaki pemimpinnya sendiri.

Akibat jatuhnya mata uang Lira pemerintah Erdogan melakukan pemantauan atau patroli di media sosial bagi masyarakat yang membully mata uang Lira, maka akan ditangkap.

Bagaiman perasaanmu wahai pemuja dan Recep Erdogan dengan pertemuan Rahbar atau Imam Besar dan Pemimpin Besar Ayatulloh Ali Khamenie yang bermadzab Syiah dengan Erdogan yang bermadzab Sunni?

Ini Imam Besar beneran dari madzab Syiah. Bukan orang yang mengaku Imam Besar yang lagi menepi nun jauh di sana.

***