Para penguasa negeri ini rupanya sedang dikejar bayang-bayang kekalahan. Semua cara mereka lakukan. Yang tak halal disantap. Apalagi cuma tak etis. Semua disikat.
Menkopolhukam Wiranto mengumpulkan camat di seluruh Indonesia. Hanya untuk mengatakan bahwa semua camat harus punya loyalitas tunggal kepada Presiden.
Kalau langkah mengumpulkan camat dengan pesan seperti ini dilakukan oleh Wiranto tidak pada musim pilpres, mungkin tidak terlalu bermasalah. Pada saat-saat seperti sekarang ini, tentulah sangat tidak etis mengumpulkan aparat negara dengan pesan yang sangat politis. Dan sangat tidak etis.
Apa perlunya menekankan loyalitas kepada camat? Apakah ada indikasi para camat membagi loyalitas kepada orang lain di luar pemerintahan? Usut saja apakah, misalnya, ada camat yang dikumpulkan oleh Prabowo atau timnya untuk menyampaikan sesuatu pesan? Tidak ada sama sekali!
Terus, apakah selama ini ada ditemukan camat yang tak loyal kepada Presiden Jokowi? Jangankan kepada Presiden, kepada Mendagri Tajhjo Kumolo saja mereka tak berani macam-macam. Kepada bupati saja mereka patuhnya minta ampun.
So, untuk apa Wiranto mengumpulkan seluruh camat hanya untuk menekankan loyalitas tunggal kepada Presiden? Sama sekali tidak ada urgensinya. Tidak ada urgensi ideologis, urgensi ketatanegaraan maupun urgensi administratif.
Yang ada justru urgensi politis. Urgensi untuk memastikan agar semua camat mengamankan misi dua periode. Karena itu, jika inilah aspek yang mendorong Wiranto untuk mengumpulkan camat se-Indonesia, sekalian saja kumpulkan kepala desa dan lurah serta kepala dusun dan kepala lingkungan semuanya.
Pasti mereka sangat senang dikumpulkan di hotel. Anda, Pak Wiranto, pastilah bisa lega melaporkan ke Pak Jokowi bahwa 82,253 kades dan lurah sudah OK loyalitas tunggal.
Kalau rata-rata desa dan kelurahan punya tujuh dusun atau lingkungan, berarti ada 575,000 aparat di seluruh Indonesia yang bisa diharapkan berloyalitas tunggal.
Dan mereka ini langsung bisa menggiring pemilih. Kalau setiap kades, lurah, kadus dan kepling se-Indonesia bisa memastikan 50 suara, berarti ada jaminan hampir 33 juta suara.
GLOSSARY: loyalitas tunggal = menangkan saya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews