Hari ini saya memberikan keynote speech pada acara Seminar Women's Participation for Economic Inclusiveness di Hotel Sheraton Surabaya. Seminar ini merupakan rangkaian acara Voyage to Indonesia menjelang Annual Meeting IMF-WB Oktober 2018 di Bali.
Menurut perkiraan Bank Dunia, kesenjangan gender menyebabkan hilangnya pendapatan rata-rata 15 persen di negara-negara anggota OECD, 40 persen diantaranya disebabkan oleh gap ini.
Di Indonesia, kesempatan bersekolah bagi anak perempuan dan laki-laki sudah hampir setara. Namun demikian, ketika memasuki dunia kerja terjadi penurunan hingga 50% bagi perempuan. Peran perempuan sebagai ibu dan istri menjadi hambatan dalam meneruskan karirnya.
Selain itu, gender bias juga terjadi di berbagai bidang pekerjaan. Menurut data BPS 2017, hanya 30% perempuan yang berkecimpung di bidang industri Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM). Oleh karena itu, penting juga bagi Pemerintah untuk mengurangi gender bias tersebut agar anak-anak perempuan di Indonesia mampu menggapai mimpi di berbagai bidang.
Di sektor bisnis, peran pimpinan yang dipegang oleh wanita hampir setengahnya yaitu 46 persen. Namun tidak demikian di parlemen. Walaupun 30 persen kandidat perempuan, hanya 17 persen di anggota parlemen yang perempuan.
Salah satu penyebab kesenjangan gender adalah akses kesehatan terhadap kaum ibu dan angka kematian saat melahirkan.
Oleh karena itu, negara yang ingin meraih ketahanan ekonomi, mereka harus berinvestasi di kesehatan dengan mengurangi angka kematian ibu melahirkan dan kesempatan mendapatkan pendidikan, serta memastikan adanya kesetaraan perempuan dan laki-laki untuk berperan dalam ekonomi.
Melalui APBN, pemerintah telah memberikan perhatian kepada program-program pemberdayaan perempuan sejak dini dengan alokasi anggaran untuk sektor pendidikan maupun kesehatan. Selain itu, pemerintah telah memperluas sasaran penerima Program Keluarga Harapan (PKH), juga beberapa program lain seperti Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dilakukan untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan akses PAUD bermutu berkesetaraan gender, dan berwawasan pendidikan.
Semua dilakukan untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan, sebagaimana diamanatkan oleh para pendiri republik ini.
***
Jakarta, 2 Agustus 2018
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews