Fahri Hamzah dan Anis Matta

Senin, 30 Juli 2018 | 12:20 WIB
0
767
Fahri Hamzah dan Anis Matta

Fahri caleg bukan capres bukan, tapi dituduh ambisi jabatan.

Fahri mau dibeli puluhan bahkan ratusan miliar untuk pindah partai, Fahri nolak.

Fahri tetap jalan terus ngopi sama rakyat, agar al fahmu rakyat melek dan tidak jadi bebek demokrasi.

Kalau Fahri mau duit, sekarang saatnya, kalau Fahri mau jabatan sekarang saatnya, sekelas caleg PAN Lucky Hakim saja dibayar 5M kata PAN pindah dia ke Nasdem.

Sekelas Okky Asokawati dirayu dikit pindah dia dari PPP, Fahri bukan politisi kagetan dan kacangan takut dapur gak ngebul.

Fahri bukan model politisi musiman, caleg bukan capres bukan tapi terus keliling indonesia ketemu rakyat biar rakyat siuman, tapi ngopi bareng fahri juga dituduh mau bikin partai baru, buzzer kampungan memang hobinya matiin nalar.

Anis Matta juga, caleg bukan capres juga dijegal, ngotot Aher sama Salim segaf, lucunya yang di gadang gadang capres justru nyaleg se keluarga, udah sadar level mungkin alhamdulillah.

Mereka berdua dituduh ambisi jabatan, padahal Anis Matta udah dapet kursi waka DPR saja ditinggalin demi PKS gak kelelep saat presiden PKS Luthfi kena kasus korupsi.

Yang begini begini disingkirkan sama yang miskin isi kepala, sisa lah para doktor fikih zakat disuruh suruh besarin partai, akhirnya 8 lembaga riset saat ini menempatkan PKS dibawah 4%.

Saya gak kebayang, kalau di posisi Fahri dan Anis adalah orang lain yang terus ngaku jago, ntah masih bisa makan mereka apa gak, jas kebesaran kadang bisa nyelamatin muka sementara, tapi kadang ada yang lupa, itu gak bisa bertahan selamanya, kecuali mereka rajin ngeruqyah pendukungnya agar terus taat dan tsiqoh.

Di mesir saat ini, yang bisa hidup tentram aman nyaman, karir terus naik, itu pendukung as sisi, sedangkan pendukung mursi nasibnya di pecat di bui, di intelin, diawasin dan ditakut2in.

Alhamdulillah Islam politik di negeri ini masih ada Fahri dan Anis dan para pendukungnya, kalau gak bakal sepakat semua dalam kesesatan tanpa sadar.

Kalau kami mau jual idealisme, mungkin memang laku di pasaran, tapi Allah suruh kami bersabar sampai batas waktunya, kalau Rasul dulu nunggu ayat izin untuk perang turun dulu biar gak gegabah.

Banyak tangan jahat yang ingin merusak Islam politik di Indonesia, baik tangan lokal maupun tangan tangan internasional, alhamdulillah kami sudah khotam bab itu saat banyak aktivis lain pipis aja belum lurus dalam bab ini.

***