Pilih NAH, Nasi, Rendang, Serundeng Ayam, Toge, Gurame dan Tomyam

Jumat, 27 Juli 2018 | 15:11 WIB
0
672
Pilih NAH, Nasi, Rendang, Serundeng Ayam, Toge, Gurame dan Tomyam

Aha.... judulnya.  Itulah diplomasi yang terjadi pada Senin malam 23 Juli 2018 di Istana Bogor.  Jangan bingung ya, itu hal biasa dalam sebuah diplomasi.  Apalagi ini terjadi pada saat makan malam dan penentuan memasukkan sebuah nama menjadi Capres.  Kita mulai satu-satu kalau gitu.

NAH Project adalah mainan dari Rizky Arief  Dwi Prakoso, seorang CEO dan Co-Founder NAH Project, pembuat sepatu Sneakers yang mendapatkan kejutan karena order dari Istana. Dia mengaku mendapat kesempatan setelah pertemuan tak disengaja antara dia dengan anak ke-3 Jokowi, Kaesang Pangarep, di acara Sole Vacation, Yogyakarta beberapa pekan sebelumnya.

Kala itu, Kaesang bertanya seputar Sneaker NAH Project.  Sepatu yang dipesan lewat telepon seharga Rp415 ribu, sebuah kejutan memang buat Rizky, karena ini adalah kesempatan luar biasa yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. "Ini momentum positif bagi brand lokal, karena ternyata Presiden hargai brand lokal. Tinggal kita serius sama produknya" begitu kata Rizky.

Sepatu yang dipesan ternyata bukan untuk Gibran atau Kaesang, tapi untuk bapaknya.  Kaget ya pastinya. Seru omzetnya setelah ini.  Seperti halnya jaket jeans yang dipakai Jokowi untuk motoran ke Pelabuhan Ratu waktu itu.

Yang lain rapi, Jokowi pakai Sneaker, gimana? cocok ya.

Setelah NAH, kita tahu ada berbagai macam hidangan terjadi di meja makan.  Nasi, rendang, serundeng ayam, toge, gurame dan tomyam. Pas 6 macam menu, pas pula untuk 6 pimpinan partai yang hadir makan malam.  Penutupnya wedangan seperti biasa.

Simbolisasi seperti inilah yang seringkali diberikan oleh Jokowi, bukan mau menafsirkan secara sembarangan, tapi hampir setiap fakta yang disajikan memang demikian. Seluruh pimpinan partai sudah tahu siapa yang mereka sodorkan namanya ke Jokowi.  Mau menebak?

Beberapa kode sudah diberikan selama beberapa pekan, matahari dari Timur.  Selalu begitu, seperti halnya sewaktu memilih pak Jusuf Kalla. Apakah kembali pak JK? Rasanya tidak, walaupun spirit dari Mahatir Mohammad bisa dijadikan contoh, ada hambatan dari aturan main yang pasti akan diputuskan Mahkamah Konstitusi seperti yang sekarang ditafsirkan.  Apakah TGB?  Kita pengumumannya.

***