Jelang Pemilu, Para Penjual Sorban Bergentayangan

Kamis, 19 Juli 2018 | 07:47 WIB
0
677
Jelang Pemilu, Para Penjual Sorban Bergentayangan

Dulu saya berpikir sorban akan dijual murah di Kota Suci Mekkah atau Madinah pada musim haji untuk menyambut kedatangan para tamu Allah. Tentu saja bagi anda yang belum tercemar aliran Islam sesat dan anti Arab sudah tahu, orang-orang Saudi yang wahabi tulen itu paling murah hati kalau urusan membantu orang beribadah.

Bulan Puasa di sana orang berlomba-lomba menyediakan takjil dan makanan berbuka puasa, kita di Nusantara berlomba-lomba mencari tempat gratis berbuka puasa.

Pada bulan Haji orang di sana berlomba-lomba melayani para jamaah tamu Allah, sedangkan orang Nusantara...?

Untunglah tujuan Haji bukan ke Borobudur, kalau tidak para jamaah haji baru setengah jalan sebagian besar akan kabur.

Melihat wajah-wajah baru pendatang, para pedagang dan tukang ojek serta tukang pangkas bahkan pejabat-pejabat negeri ini semuanya akan satu pikiran, proyek aji mumpung.

Jadilah harga bubur biasa sepuluh ribu semangkok jadi seratus ribu. Ojek yang lima ribu jadi limapuluh ribu, pangkas limabelas ribu jadi seratus limapuluh ribu...

Jangan ditanya proyek dan aji mumpungnya para pejabat, andai Ka'bah ada di Indonesia saya tidak akan heran kalau Rumah Allah itu sudah lama mereka gadaikan.

Terimalah, bangsa kita adalah kelompok omnivora paling culas sejagad raya.

Sorban di Arab dijual murah agar umat bisa merasakan atau meniru cara berpakaian ala Rasulullah. Tapi sorban dijual murah di Indonesia lengkap dengan orang-orangnya untuk kepentingan politik dan duit.

Di tahun-tahun politik setahun menjelang Pemilu dan Pilpres, Sorban tiba-tiba saja laku keras. Capres yang ngajinya saja "lakalawalakata ila bilillah", mendadak bersorban dan jadi imam.

Andai saja Ngabalin tidak bersorban, apakah anda yakin dia akan diambil jadi tukang mikrofon Istana?

Andai Kapitra tidak dekat dengan para Habib bersorban, apakah anda yakin dia akan dilamar (pengakuannya) partai yang selama ini dianggap sering berseberangan dengan umat Islam untuk jadi anggota Dewan?

Percayalah, semakin dekat waktu Pemilu dan Pilpres, saya yakin akan semakin banyak para penjual sorban yang bergentayangan.

Bahkan jangan heran kalau tiba-tiba saja akan ada yang mendadak berjilbab....

Catat dan ingat, mereka adalah manusia-manusia munafik yang berpolitik dengan menjual agama.

Kalau kita berpolitik dengan tuntunan agama maka mereka berpolitik dengan menjual agama.

Karena itu, merekalah setan yang sebenarnya. Jauhi dan jangan dipilih kalau masih berharap berkah Allah untuk Indonesia.

***