Banyak cara memberikan pemahaman suatu ide atau gagasan. Sejauh gagasan bertujuan kebaikan dan mengajarkan spirit moral keagamaan yang benar, bisa melalui pendidikan dan dakwah keagamaan. Tujuan dari dakwah agar masyarakat/jamaah menjadi lebih baik dan akhlaknya sesuai tuntunan agama. Karena tidak ada agama yang mengajarkan keburukan.
Beda halnya dengan propaganda. Leni Riefenstahl seorang Nazi yang berprofesi sebagai pembuat film, terseret dalam sidang pengadilan Nuremberg 20 November 1945 di Pengadilan Militer Internasional. Dia membuat film propaganda. Streicher seorang penulis propaganda Nazi di vonis hukuman mati karena melakukan propaganda yang menyebakan kebencian terhadap yahudi. Media seperti film atau koran paling sering digunakan, sekarang sosial media dan media online.
Propaganda bertujuan mensetting pemikiran audiens dengan tujuan yang sudah ditentukan (mirip doktrinasi). Sama halnya propganda yang dilakukan Nazi. Saat ini Amerika melakukan propaganda aksi terorisme dan radikalis, dan jahatnya disudutkan ke umat muslim.
Mereka bangun stigma bahwa militan muslim adalah radikal dan berpotensi menjadi teroris. Padahal radikalis ada di semua agama. Budha di Myanmar yang membunuh hingga ribuan, Hindu di India dan Kristen dibeberapa negara Eropa.
Cuman saat ini propaganda radikal dan teroris equivalen muslim yang konsisten menjalankan ajarannya. Jelas ini menyesatkan.
Semoga pemerintah dan aparat negara negeri ini tidak ikut-ikutan masuk dalam pusaran permainan propaganda dunia. Saya belum menonton film yang dibuat Kepolisian, namun dari lini berita yang ada, Kepolisian sedang membuat film bertema TERORISME. Dan semoga kepolisian yang menjadi bagian dari masyarakat sipil tidak menggunakan cara-cara otoritarian Nazi dan Orde Baru (G30S PKI) memaksakan film yang di inisiasikan Kepolisian tersebut.
Semoga menjadi film dokumenter yang bernilai sejarah. Tidak perlu ada 1500 orang dan 4500 orang wajib menonton di tiap Kabupaten dan Kotamadya seluruh Indonesia. Bersainglah dengan film lain secara sportif. Jika kewajiban dan mobilsasi dilakukan, lalu apa bedanya dengan penjelasan diatas.
Tapi kita tetap sepakat bahwa terorisme harus diberantas, namun jangan menyudutkan bahwa terorisme ada di domain keagamaan saja. Teror terhadap keutuhan negara seperti di Papua harusnya bisa bersikap yang sama. Teror politik dengan transaksi permasalahan hukum harus dimusnahkan.
Dan teror ekonomi yang dilakukan mafia kartel harus di tumpas karena merekalah yang memainkan harga. Dan terakhir teror yang dilakukan bandar narkoba yang membunuh rakyat negeri ini, jauh lebih membahayakan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews