Sepanjang hari Sabtu ini, saya berada di Kota Palembang meninjau sejumlah venue untuk Asian Games 2018 di Jakabaring Sport City. Di Stadion Gelora Sriwijaya, saya ditemani atlet panjat tebing Aries Susanti Rahayu dan dua atlet skateboard, Pevi Permana Putra dan Sanggoe Dharma.
Ada 14 venue di sana, antara lain venue bowling, shooting range, bola voli pantai, skate board, dan rowing dan canoeing. Semua sudah hampir selesai, tinggal yang kecil-kecil yang bisa dikejar dalam satu dua minggu.
Jadi, tiga puluh lima hari menuju perhelatan akbar itu, saya menyatakan Jakarta dan Palembang siap menyambut kurang lebih 16.000 atlet dan officials dari 45 negara.
[caption id="attachment_18874" align="alignleft" width="597"] Saya mencoba LRT di Palembang (Foto: Agus Suparto/ FB Presiden RI)[/caption]
Siang tadi, dengan helm dan rompi proyek, saya menjajal kereta Light Rail Transit (LRT) di Kota Palembang, dari Stasiun Bumi Sriwijaya sampai Stasiun Jakabaring Sport City.
Tentu Anda familiar dengan nama Jakabaring. Ya, ini stasiun yang dekat dengan venue Asian Games 2018. Sebagian jalur LRT Palembang sudah akan beroperasi pada saat ibu kota Sumatra Selatan itu menjadi tuan rumah Asian Games 2018, yang dibuka 18 Agustus nanti.
Kendati begitu, LRT ini untuk jangka panjang. Kita ingin memberikan pilihan moda transportasi massal kepada masyarakat. Dan yang paling penting, kita membangun suatu peradaban baru, budaya baru, baik budaya menggunakan transportasi massal yang aman dan nyaman, budaya tepat waktu, budaya antre.
Yang saya senang, konstruksi LRT ini hampir 95 persen dikerjakan dengan bahan lokal. Dirancang dan dibangun oleh PT Waskita Karya, rangkaian keretanya diproduksi oleh PT INKA Madiun, dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia dan system persinyalannya dibangun oleh PT Len Industri. Hanya bagian mesinnya saja yang buatan Jerman.
Padat Karya Tunai
[caption id="attachment_18876" align="alignleft" width="583"]
Saya di Sumatera Selatan (Foto: FB Presiden RI)[/caption]Ada pengecoran jalan sepanjang 300 meter, ada pembangunan 30 sarana sanitasi berupa jamban untuk 30 kepala keluarga.
Itulah program Padat Karya Tunai yang dilaksanakan Kementerian Desa di Desa Pangkalan Gelebak, Banyuasin, Sumatra Selatan yang saya tinjau kemarin.
Kita tidak hanya membangun infrastruktur besar yang berbiaya besar, tapi juga berupa padat karya membikin infrastruktur yang kecil, jalan desa, saluran irigasi, dan lain-lain.
Program padat karya tunai juga memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat, perputaran uang di bawah semakin banyak.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews