Pada 5 Agustus 2010, sebanyak 33 pekerja tambang di Chili terjebak di kedalaman 700 meter di bawah tanah saat pintu-pintu terowongan tambang runtuh di atasnya.
Keluarga, perusahaan, bahkan pemerintah Chili nyaris menganggap mereka sudah tak mungkin diselamatkan. Tapi upaya pencarian para petambang ini tetap dilakukan.
Peralatan bor dengan teknologi pengeboran tercanggih dikerahkan untuk menggapai ruang bawah tanah yang diperkirakan menjadi lokasi para pekerja ini terjebak. Barulah 17 hari kemudian, mata bor yang ditarik dari sana diganduli secarik kertas berisi pesan dari perut bumi: “Estamos bien en el refugio los 33”. Kami selamat di ruang perlindungan, 33 (orang).
Secarik kertas terbungkus plastik itu segera dirayakan dan ditangisi, tapi mereka belum selamat. Pemerintah Chili tak menemukan cara penyelamatan yang mudah.
Untunglah, dunia bergandeng tangan mencari jalan keluar. Tanah dibor lebih lebar, berganti-ganti posisi setiap kali terbentur di kedalaman. Sebulan lamanya, barulah lubang bor yang lebih lebar terbentuk. Lembaga antariksa Amerika, NASA merancang sekaligus mengirim kapsul seukuran lebar bahu manusia untuk diturunkan melalui lubang itu.
Pada 13 Oktober — 68 hari setelah runtuhnya tambang itu — satu per satu petambang itu bisa ditarik ke permukaan bumi dalam kapsul baja. Presiden Chili menyambut di mulut lubang. 1500 jurnalis dari seluruh dunia turut menyaksikan langsung di pelataran atas bersama keluarga petambang. CNN, BBC, Bloomberg, Fox, dan lain-lain menyiarkannya langsung ke seluruh dunia.
Hari ini, peristiwa yang mirip sedang berlangsung di Thailand. Sebanyak 12 remaja pemain sepak bola berusia 11 – 16 tahun, bersama seorang pelatih berusia 25 tahun terjebak di Gua Tham Luang di Provinsi Chiang Rai.
Gua itu terendam air saat mereka tengah menyusuri terowongan gua sampai lebih satu kilometer ke perut bumi. Beruntung, saat air menutupi jalur terowongan, mereka menemukan satu gundukan tanah lalu duduk di atasnya, bertahan hidup menunggu keajaiban.
Di luar gua, keluarga panik. Masyarakat heboh. Pemerintah Thailand mengerahkan tim penyelamat dari pasukan elit militer. Penyelam-penyelam dari berbagai negara juga berdatangan untuk membantu. Mereka semua berburu waktu. Satu penyelam profesional dari Thailand tewas kehabisan oksigen saat mencoba menelusuri gua ini.
Dan semalam, upaya untuk memperjuangkan setiap keping hidup itu mulai menampakkan hasil. Empat orang di antaranya telah dikeluarkan dari gua dengan menyelam yang dipandu para penyelamat.
Saat ini, upaya penyelamatan sedang digekar untuk membawa satu demi satu remaja yang sudah 18 hari lamanya masih terperangkap di kegelapan gua.
Dunia menunggu mereka di permukaan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews