Di sebuah desa, hiduplah seorang anak bernama Bawang Putih yang sering mendapat perlakuan diskriminatif. Punya saudara tiri bernama Bawang Merah.
Sikap Bawang Merah ini provokatif dan suka mengintimidasi Bawang Putih.
Suatu kali kawan Bawang Merah yang merupakan gubernur dari sebuah provinsi yang menerapkan syariat Islam, tertangkap KPK. Gubernur itu dikenal kurang berkenan dengan isu syariat Islam. Tapi Bawang Merah malah mencak-mencak dan menuduh Bawang Putih munafik. Peristiwa penangkapan itu dimanfaatkan benar oleh Bawang Merah untuk menyindir dan mencaci maki Bawang Putih.
Si Bawang Merah ini sebenarnya sering melakukan korupsi. Bawang Putih juga pernah kedapatan. Memang agak ga beres itu rumah. Tapi jumlah kasus korupsi Bawang Putih jauuuh lebih kecil dari Bawang Merah. Namun seorang kawan Bawang Merah berkoar-koar di media masa bermaksud mempermalukan Bawang Putih. Katanya, "Bawang Putih telah melahirkan dua koruptor besar." Sementara kasus korupsi Bawang Merah yang mencapai puluhan jumlahnya tak diungkit-ungkit.
Bawang Merah ini terkenal dengan sikap barbar. Suatu ketika ada koran lokal yang membuat berita yang tak mengenakkan. Langsung digeruduk oleh Bawang Merah. Kantor koran itu dirusaknya. Tetapi ia malah menuduh Bawang Putih radikal dan harus dibubarkan. Padahal Bawang Putih suka menolong bila ada bencana, sering melakukan bakti sosial, dll.
Bawang Merah ini suka mendadak berpenampilan agamis bila mendekati pemilu/pilkada/pilpres. Sementara Bawang Putih konsisten dengan jilbabnya. Tetapi Bawang Merah menuduh Bawang Putih mempolitisasi agama.
Bawang Merah ini juga pernah mencemooh orang yang beriman kepada hari akhirat, menuduh Bawang Putih kearab-araban, dll. Ketika Bawang Merah mencoba menarik simpati masyarakat dengan berpidato memakai istilah agama, ia malah memalukan dirinya sendiri. Ia kesulitan mengucapkan "subhanahu wata'ala" dan "laa hawla wala quwwata illa billah".
Menjadi pemimpin, Bawang Merah suka ingkar janji. Harga-harga barang meroket. Harga Bawang Putih mahal karena ketidakbecusan si Bawang Merah bekerja. Tapi menterinya malah bilang, "Tidak usah makan bawang putih tidak apa kan?" Dan Bawang Merah sering kedapatan berbohong. Komunikasinya memalukan.
Sementara Bawang Putih mengukir prestasi dengan ratusan penghargaan.
Anehnya, Bawang Merah dibela habis-habisan oleh sekelompok kecebong di sebuah kolam. Dikarang cerita hoax untuk mengagungkan Bawang Merah sekaligus memfitnah Bawang Putih. Tapi tetap Bawang Putih yang dituduh mereka tukang hoax dan tukang fitnah.
Bawang Merah suka mengkambinghitamkan Bawang Putih. Setiap ada peristiwa buruk, selalu Bawang Putih yang disalahkan Bawang Merah.
Begitulah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih. Cerita ini tidak dibuat endingnya untuk mempersilakan pembaca melanjutkan kisahnya.
***
Zico Alviandri
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews