Mantan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa telah membuktikan bahwa dirinyalah yang menjadi pemenang sesungguhnya pada Pilkada Jatim 2018 lalu, setelah dua kali “dikalahkan” Soekarwo – Saifullah Yusuf (Gus Ipul) pada Pilkada Jatim 2008 dan 2013.
Pada Pilkada Jatim 2018, Khofifah yang berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak, Bupati Trenggalek non aktif, telah memenangkan kontestasi melawan paslon Saifullah Yusuf – Puti Guntur Soekarno, dengan raihan 10.465.218 suara atau 53,55 persen.
Sedangkan paslon Gus Ipul – Puti Guntur hanya meraih 46,45 persen atau 9.076.014 suara. Selisih suara kedua paslon nomor urut 1 Khofifah – Emil dengan paslon nomor urut 2 Gus Ipul – Puti Guntur hampir 7 persen. Gus Ipul – Puti Guntur unggul di 11 daerah.
Sementara, dalam proses rekapitulasi KPU Jatim pada Sabtu (7/7/2018) itu, paslon Khofifah – Emil menang mutlak di 27 daerah. KPU Jatim pun telah mengesahkan hasil penghitungan suara di 38 kabupaten/kota tersebut.
“Dengan perolehan yang sudah ada, maka hasil rekapitulasi ini dinyatakan sah,” kata Ketua KPU Jatim Eko Sasmito sebelum menutup rapat pleno rekapitulasi di Convention Hall Grand City, Surabaya, Sabtu (7/7/2018), seperti dilansir JawaPos.com.
Hasil rekapitulasi juga sudah mendapat persetujuan dari saksi masing-masing saksi paslon. Renville Antonio selaku saksi dari Khofifah – Emil mengatakan, hasil ini sama persis dengan penghitungan yang dilakukan tim internal.
Sehingga saksi paslon Khofifah – Emil menandatangani berita acara rekapitulasi. “Tidak ada keberatan karena datanya sudah sesuai dengan data yang kami miliki,” katannya. Sementara saksi Gus Ipul – Puti Guntur, Martin Hamonangan mengaku keberatan atas hasil rekapitulasi.
Meski demikian, Musyaffak Rouf yang juga saksi Gus Ipul – Puti tak keberatan dengan hasil rekapitulasi itu. Ia pun menandatangani berita acara hasil rekapitulasi yang memenangkan Khofifah – Emil. “Ini sudah selesai. Ini kemenangan rakyat Jawa Timur,” tegasnya.
Berikut hasil rekapitulasi suara Pilkada Jatim 2018: 1. Kota Surabaya Paslon 1 : 579.246, Paslon 2 : 560.848; 2. Kab Sidoarjo Paslon 1 : 477.746, Paslon 2 : 377.313; 3. Kab Trenggalek Paslon 1 : 266.008, Paslon 2 : 120.118;
4. Kab Sumenep Paslon 1 : 248.074, Paslon 2 : 240.683; 5. Kota Probolinggo Paslon 1 : 69.446, Paslon 2 : 55.370 ; 6. Kab Probolinggo Paslon 1 : 331.939, Paslon 2 : 260.066; 7. Kab Nganjuk Paslon 1 : 327.234; Paslon 2 : 233.401;
8. Kota Pasuruan Paslon 1 : 45.617, Paslon 2 : 45.842; 9. Kab Situbondo Paslon 1 : 138.174, Paslon 2 : 172.048; 10. Kab Gresik Paslon 1 : 345.598, Paslon 2 : 251.351; 11. Kab Bondowoso Paslon 1 : 242.761, Paslon 2 : 192.455;
12. Kota Batu Paslon 1 : 53.269, Paslon 2 : 54.928; 13. Kab Banyuwangi Paslon 1 : 410.547, Paslon 2 : 394.480; 14. Kab Jombang Paslon 1 : 326.596, Paslon 2 : 319.896; 15. Kab Magetan Paslon 1 : 189.442, Paslon 2 : 188.988;
16. Kab Blitar Paslon 1 : 288.645, Paslon 2 : 317.425; 17. Kab Sampang Paslon 1 : 339.222, Paslon 2 : 312.331; 18. Kab Pamekasan Paslon 1 : 343.494, Paslon 2 : 136.684; 19. Kab Ponorogo Paslon 1 : 287.670, Paslon 2 : 199.484;
20. Kab Ngawi Paslon 1 : 242.639, Paslon 2 : 221.289; 21. Kab Lumajang Paslon 1 : 302.072, Paslon 2 : 270.849; 22. Kab. Pacitan Paslon 1 : 230.087, Paslon 2. : 79.274; 23. Kota Malang Paslon 1 : 199.072, Paslon 2 : 180.818;
24. Kab Bangkalan Paslon 1 : 261.467, Paslon 2 : 271.088; 25. Kota Blitar Paslon 1 : 31.039, Paslon 2 : 46.716; 26. Kota Madiun Paslon 1 : 50.349, Paslon 2 : 52.972; 27. Kab Mojokerto Paslon 1 = 321.940, Paslon 2 = 229.653;
28. Kab Bojonegoro Paslon 1 : 398.617, Paslon 2 : 351.556; 29. Kab Pasuruan Paslon 1 : 331.225, Paslon 2 : 383.660; 30. Kab. Tulungagung Paslon 1 : 304.149, Paslon 2 : 290.498; 31. Kota Kediri Paslon 1 : 75.522, Paslon 2 : 73.998;
32. Kota Mojokerto Paslon 1 : 40.482, Paslon 2 : 32.609; 33. Kab Tuban Paslon 1 : 287.572, Paslon 2 : 235.225; 34. Kab Jember Paslon 1 : 555.577, Paslon 2 : 402.998; 35. Kab Malang Paslon 1 : 588.727, Paslon 2 : 621.650;
36. Kab Lamongan Paslon 1 : 346.260, Paslon 2 : 281.176; 37. Kab Madiun Paslon 1 : 196.671, Paslon 2 : 207.733; 38. Kab Kediri Paslon 1 : 388.998, Paslon 2 : 407.623. Dalam Pilkada Jatim 2018 lalu, paslon Khofifah – Emil hanya kalah di 11 daerah.
Yaitu: Kota Pasuruan, Kab Pasuruan, Kab Situbondo, Kota Batu, Kab Malang, Kab Blitar, Kota Blitar, Kota Madiun, Kab Madiun, Kab Kediri, dan Kab Bangkalan. Mengapa paslon Khofifah – Emil bisa kalah di daerah-daerah ini? Berikut sedikit peta politiknya.
Di Kota dan Kab Pasuruan paslon Gus Ipul – Puti Guntur bisa unggul lebih karena wilayah ini termasuk basis massa Gus Ipul dan adiknya, M. Irsyad Yusuf petahana Bupati Pasuruan yang maju kembali bersama A. Mujib Imron melawan bumbung kosong.
Sejak sebelum coblosan Pilkada Jatim 2018, daerah ini diprediksi akan menjadi milik Gus Ipul – Puti Guntur. Di Situbondo, ada KH Cholil As’ad, ulama muda karismatik putra bungsu almarhum KH As’ad Syamsul Arifin, tokoh berpengaruh di Situbondo.
Begitu pula di Bangkalan, jaringan ulama Gus Ipul masih sangat berpengaruh, sehingga bisa unggul dari paslon Khofifah – Emil. Untuk Kab Malang yang merupakan basis massa PDIP dan PKB sebagai pengusung Gus Ipul – Puti Guntur memang tak bisa digoyang.
Demilian halnya untuk Kota dan Kab Blitar yang merupakan basis PDIP dan PKB yang juga sulit digoyang paslon Khofifah – Emil. Termasuk juga untuk Kab Kediri, Kota Madiun, dan Kab Madiun. Wilayah Mataraman ini sulit dikalahkan paslon Khofifah – Emil.
Padahal, Ketua Tim Pemenangan Khofifah – Emil, Renville Antonio yang juga Wakil Ketua Komisi C DPRD Jatim dari Dapil Jatim 8 (Mojokerto, Jombang, Nganjuk, dan Madiun) ini bertanggung jawab mengawal suara Khofifah – Emil di Kota dan Kab Madiun.
Kota dan Kab Madiun sebenarnya juga basis massa Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo yang menjabat Gubernur Jatim. Mengapa bisa terkalahkan? Sebagai parpol pengusung Khofifah – Emil, tentunya hal ini patut dipertanyakan seperti peran Renville, Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim.
Menariknya, ada sebagian wilayah Mataraman yang merupakan basis PDIP (baca: Nasionalis) ini justru berhasil dibobol paslon Khofifah – Emil. Yakni, Trenggalek, Ponorogo, Magetan, Nganjuk, dan Ngawi, serta Tulungagung.
Di Trenggalek bisa menang telak karena Emil sendiri pernah menjabat Bupati Trenggalek selama 3 tahun. Wajar jika di Trenggalek ini paslon Khofifah – Emil bisa menang hitungan suara, meski di sini juga basisnya PKB dan PDIP.
Untuk daerah Mataraman seperti Ponorogo, Magetan, Nganjuk, dan Ngawi, Khofifah – Emil bisa unggul karena ada seorang Senopati Partai Demokrat bernama Sugiri Sancoko yang punya basis massa dan juga dikenal di wilayah ini. Jaringan mantan anggota DPRD Jatim ini sangat luas.
Kemenangan Khofifah – Emil juga tidak lepas dari peranan Relawan Khofifah – Emil yang bermarkas di Jalan Progo Surabaya dengan Senopati Harun Al Rasyid, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jatim. Dia menguasai jaringan ulama, tokoh masyarakat-pemuda, dan akademisi di Jatim.
Basis massa yang selama ini mendukung Gus Ipul – Puti Guntur di wilayah Madura, Tapal Kuda, dan Pendalungan pun tidak bisa mengalahkan Khofifah – Emil di wilayah ini. Seperti Banyuwangi yang dikuasai Bupati Abdullah Azwar Anas pun kalah telak.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews