Teman saya yang berharap punya rumah dengan DP 0% merasa bersyukur dengan kebijakan Anies ini. Dia akhirnya sadar, kenapa program rumah DP 0% tidak kunjung direalisasikan.
"Anies emang jenius. Coba kalau dia realisasikan program DP 0%, kan kasian warga Jakarta. Mereka gak bisa bayar PBB. Makanya program itu gak jadi dilaksanakan. Jadi kita gak dibebani dengan PBB yang mahal itu sekarang," katanya memuji Anies.
Iya, di jaman Ahok rumah seharga Rp1 milyar ke bawah dibebaskan bayar PBB. Rumah yang terkena PBB juga tarif pajaknya tidak terlalu mahal. Bahkan Ahok waktu itu merencanakan untuk menghapuskan PBB di Jakarta.
Tapi rupanya usul Ahok itu gak cocok. PBB sekarang dinaikkan sambil tidak merealisasikan program DP rumah 0%. Jadi kalaupun PBB naik, tidak memberatkan warganya. Wong rumahnya saja belum ada.
Teman lainnya memuji Sandiaga Uno yang baru pulang dari AS melakukan studi banding tentang lalu lintas. Sepulang dari sana Sandi punya ide brilian untuk membuat jalur "becak way".
"Gak nyangka. Sandi memang brilian. Meskipun study banding di AS tapi cara berfikirnya gak mau terjajah oleh asing. Di justru mau mengalahkan Amerika. Di AS gak ada jalur khusus becak. Itu yang dia pelajari. Sekarang dia mau menciptakan jalur itu disini, mau ciptakan Jakarta sebagai kota percontohan penuh becak."
Akhirnya saya sadar perbedaan Ahok dengan mereka berdua. Ahok terlalu tradisional. Dia malah mengusahakan jalan simpang susun Semangi untuk mengurai kemacetan. Sementara Sandi gak perlu simpang susun. Cukup becak way.
Saya juga tahu kenapa pembangunan LRT di Jakarta agak lelet selesainya. Sandi mungkin bingung. Kalau LRT tiangnya tinggi begitu, bagaimana becak bisa masuk ke sana?
Lantas bagaimana dengan Asian Games? Ketika di Sumatera Selatan Pemdanya berbenah menyambut Asian Games, Pemda DKI malah terkesan cuek. Gak ada greget sama sekali.
Mungkin mereka berfikir, Asian Games itu urusan Indonesia. Bukan urusan Jakarta. Jakarta gak butuh Asian Games. "Kita sudah punya program Ok-Oce, buat apalagi Asian Games?" ujar teman tersebut.
Saya akhirnya juga terkagum dengan dua orang ini. Cara berfikirnya memang di luar dugaan. Tampaknya Einstein saja akan merasa bodoh jika dihadapkan dengan mereka berdua.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews