Panen Ayam Hanya Ada di Timika, Papua

Rabu, 4 Juli 2018 | 18:00 WIB
0
812
Panen Ayam Hanya Ada di Timika, Papua

Jauh-jauh sampai ke Timika untuk panen ayam kampung super. Jumlah yang dipanen 1.000 ekor, langsung dibeli Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto 300 ekor. Pedagang setempat membeli 200 ekor, selebihnya dijual ke masyarakat di bawah harga pasar.

Ini memang bukan panen biasa-biasa saja. Inisiatif ternak ayam kampung super muncul dari Binmas Noken, Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Papua, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Panen dilakukan Pimpinan Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Papua, Brigjend Drs. Herry R. Nahak, M.SI.

Adalah Kapolri Jenderal Tito Karnavian menginginkan agar Binmas Polri turut memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua baik dari segi pendidikan maupun ekonomi.

Ketika melakukan penyuluhan ke daerah-daerah terpencil, Binmas tidak hanya berdialog tetapi juga melakukan pendampingan pemberdayaan ekonomi rakyat. Salah satunya ya ternak ayam kampung super itu. Kegiatan lainnya ada peternakan ayam petelur, peternakan babi, peternakan lebah madu, sampai budidaya perkebunan kopi.

[embed]https://youtu.be/q4s-1S_yvH4[/embed]

Kapolri yang mantan Kapolda Papua tampaknya menghayati betul persoalan masyarakat Papua. Faktor keamanan tidak bisa dilepaskan dari tingkat pendidikan dan ekonomi. Sementara bantuan dan sumbangan akan lenyap begitu saja bila hanya digelontorkan, tanpa dilakukan pendampingan. Maka Binmas Noken menginisiasi, sekaligus mensupervisi berbagai unit usaha sampai masyarakat mampu mengelola secara mandiri.

Itulah mengapa panen ayam kampung super menjadi sangat super. Siang itu masyarakat yang datang tidak hanya dijamu ayam bakar yang diolah personil Binmas Noken tetapi juga mendapat buah tangan masing-masing dua ekor ayam.

Di kemudian hari diharapkan peternakan-peternakan seperti ini bisa muncul di banyak tempat meskipun dalam skala kecil-kecil. Kalau ketersediaan pakan ternak cukup, dilakukan pendampingan dalam proses pemeliharaan, kemudian dibuka pasar yang akan membeli hasil produksi, tak mustahil lambat laun semakin banyak masyarakat tertarik untuk mengikuti kisah sukses itu.

Nah kalau bakar-bakar ayam sambil ngobrolin keamanan, ketentraman, dan kesejahteraan masyarakat Papua jauh lebih menyenangkan dan mengenyangkan, buat apa memikirkan bakar-bakar yang lainnya. Betul juga ya!

***