Lagu Hari Moekti yang paling membekas di ingatan saya bukanlah "Hanya Satu Kata", melainkan "Ada Kamu".
Ini bukan tentang makna lirik-liriknya, tapi nadanya yang melekat di segenap scene masa kecil saya. Irama adudududu itu rasanya membongkar lapis-lapis gambar buram di kerak kenangan saya puluhan tahun (yang tiba-tiba saja telah) lalu.
Dulu zaman itu Mas Hari lagi ngangkat-ngangkatnya, dan kakak-kakak kelas saya di SD Padokan II sambil naik sepeda BMX dengan penuh gaya pada menyanyikannya.
Pingin sih, saya posting video lagu itu. Di Yutub banyak. Tapi 'kan lagu itu dinyanyikan Mas Hari pada masa sebelum "hijrah", liriknya juga cinta-cintaan. Nanti orang-orang pada komplen lagi, dikira saya mau nyebar aib dan "aurat" masa lalu jahiliyyah Mas Hari hoahaha! (Melet dowo banget).
[irp posts="17480" name="Hari Moekti, Rocker yang Sampai Akhir Hayatnya Memilih Jalan Dakwah"]
Kalau mau posting lagunya yang reliji, ya nggak spesial buat saya, nggak ada bekas-bekasnya blass di memori saya.
Maka buat saya, kematian Hari Moekti di hari ini sama saja dengan kematian dalam angka-angka statistik: kematian orang mana pun yang tidak saya kenal. Pergi begitu saja, tanpa membawa rasa kehilangan, tanpa menerbitkan kerinduan yang dalam akan masa silam.
Tak apa. Kematian toh selalu terjadi, sebagaimana kematian-kematian lain setiap hari. Wis, monggo selamat berangkat duluan, Bung Har. Cepat atau lambat kami akan menyusulmu. Allahummaghfirlaka aja deh, pokoknya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews