Berharap Simpati Rakyat, Medsos Pun Dijadikan "Layar Ratapan"

Rabu, 27 Juni 2018 | 08:27 WIB
0
505
Berharap Simpati Rakyat, Medsos Pun Dijadikan "Layar Ratapan"

Bukan SBY namanya kalau tidak sering baperan dan suka mendramatisir suhu politik untuk menarik simpati masyarakat.

Dulu waktu pilkada DKI juga merasa ada pihak-pihak yang ingin mencurangi dan melakukan gerakan sistematis untuk mengganjal anaknya,yaitu Agus Harimurti, yang pada waktu itu sebagai calon gubernur.

Kemarin hari Sabtu, 23 Juni 2018ndi Hotel Santika Bogor, SBY membuat pernyataan ada penggeledahan rumah dinas mantan wakil gubernur Deddy Mizwar. Dan penggeledahan tersebut dilakukan oleh Plt Gubernur yang baru saja dilantik,yaitu M. Iriawan.

“Di Jawa Barat, yang baru saja saya dengar, apa harus rumah dinas mantan wakil gubernur, apakah harus digeledah oleh pimpinan pejabat gubernur,” kata SBY.

SBY merasa jagonya yang saat ini maju dalam pilkada Jawa Barat sedang dicari-cari masalah, seperti pada kasus pilkada DKI tahun lalu. Yang menimpa anaknya Agus Harimurti.

Tudingan SBY ini ini sebenarnya imbas dari diangkatnya M Iriawan menjadi Plt gubernur. Seakan diangkatnya M Iriawan ini untuk memihak atau tidak netral dalam pilkada. Buntut dari diangkatnya M Iriawan ini partai Demokrat mengajukan hak angket.

Akhirnya SBY menemukan celah atau momen untuk membuat suatu cerita yang kebenarannya masih sumir dan sumber berita yang diterimanya adalah "dhaif".

Sebenarnya rumah dinas yang dulu ditempati wakil gubernur Deddy Mizwar sudah diserahterimakan pada tanggal 14 Februari 2018. Karena sebagai wakil gubernur yang masih menjabat dan maju dalam pilkada, menurut aturan harus cuti dan menyerahkan aset kepada pemprov Jawa Barat.

Menurut Kepala Bagian Rumah Tangga Biro Umum Setda Provinsi Jawa Barat, Dedi Apendi: ”Jadi Pak Gubernur (Plt gubernur M Iriawan) tidak menggeledah.”

Meneurut Dedi Apendi, ia menjelaskan kepada M Iriawan perihal 11 titik aset Pemprov. Lalu selesai kerja malam hari Dedi menawarkan atau mengajak M Iriawan untuk sekalian meninjau aset-aset itu. Awalnya Dedi mengajak M Iriawan untuk meninjau rumah dinas Sekda Pemprov Jabar. Tetapi M Iriawan menolak karena rumah dinas wagub searah ketimbang rumah dinas Sekda.

Alasan Dedi Apendi mengajak M Iriawan untuk meninjau aset karena pertimbangan bahwa Plt Gubernur wajib tahu perkara seperti ini.

Di rumah dinas wagub yang beralamat di jalan Dago 148 Bandung, yang dulunya pernah ditempati wakil gubernur Dede Yusuf.

M. Iriawan dan Dedi Apendi melihat ada baju karyawan dan tidak sampai masuk ke kamar tiap ruangan.

Terus lanjut ke tinjauan yang kedua yaitu rumah dinas wakil gubernur yang ditempati oleh Deddy Mizwar yang beralamat di jalan Rancabentang no 24 bandung. Di rumah ini M Iriawan dan Dedi Apendi hanya masuk ke ruang tamu saja dan M Iriawan ke toilet sebentar terus keluar dari rumah dinas tersebut.

Jadi untuk Pak SBY kalau menerima berita atau informasi itu yang utuh dan jelas, jangan suka menunduh, bukankan Pak SBY juga pernah menjadi Presiden dan pasti tahu rasanya dicurigai? Sakit tahu!

[irp posts="17502" name="Kritik Keras AHY terhadap Jokowi dan Gaya Playing Victim" SBY"]

Kalau sudah baper entar berkeluh kesah di medsos, seakan medsos menjadi dinding atau layar ratapan yang bisa mengabulkan atau wasilah segala keluh kesah, yang mengamininin paling jin dan dedemit dunia medsos.

Lagian sudah sewajarnya dan seharusnya seorang penjabat gubernur melakukan sidak atau peninjuan terhadap aset-aset negara, dalam hal ini aset Pemprov Jabar.

Apakah waktu peninjauan ke rumah dinas wagub M Iriawan membawa aparat kepolisian dengan senjata lengkap?

Jangan sampai nanti investaris negara pada ilang atau tidak kemabali seperti mantan menteri pak SBY yang ahli indentifikasi video porno itu lho. Masak panci, wajan atau perabotan dapur pada ilang alias tidak kembali dibawa pulang, seakan itu hak atau milik ahli indentivikasi video porno.

SBY juga menuduh aparat negara,   yaitu BIN,TNI dan Polri tidak netral. Jangan-jangan ini dulu pengalaman Pak SBY!

Lagian kenapa meminta aparat menciduk Pak SBY kalau merasa tidak terima dengan pernyataannya? Tentu biar suhu politik memanas dan ingin mengambil keuntungan dari masyarakat untuk kepentingan anak lanang sing bagus dewe.

Biar gaduh terus dan merasa didzolimi gitu yaaa... dan berharap masyarakat bersimpati!

Wes ora payu modus kayak gitu, Pak!!

***