Prabowo dan Tudingan Penggelembungan Anggaran LRT Palembang

Minggu, 24 Juni 2018 | 06:33 WIB
0
591
Prabowo dan Tudingan Penggelembungan Anggaran LRT Palembang

Harimau tua sudah mulai turun gunung dan mulai mengaum. Seakan ingin menunjukkan sisa-sisa kekuatannya dengan cara mengaum supaya khalayak umum tahu. Dan auman ini sebagai pesan politik untuk lawan-lawannya.

Prabowo Subianto yang selama ini puasa tidak banyak bicara terkait situasi politik, sekarang mulai melontarkan pukulan kecil atau jab-jab ke arah pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi.

Baru-baru ini Prabowo yang digandang-gadang menjadi "macan asia" oleh para pengikutnya melontarkan kritikan atau tuduhan soal pembangunan LRT di Indonesia dan khususnya LRT yang di Palembang terjadi mark-up anggaran.

Dan menurut Prabowo biaya pembangunan LRT di Indonesia terlalu mahal dibanding negara lain. Prabowo membeberkan data bahwa biaya pembangunan LRT di dunia hanya berkisar US$ 8 juta/km. Sedangkan di Palembang yang memiliki panjang 24,5 km memakan biaya Rp24,5 triliun atau US$ 40 juta/km.

Entah dari mana data yang diperoleh Prabowo ini karena tidak disertakan sumber informasinya apakah sumber datanya shahih atau dhaif.

Kenapa ketika LRT Palembang sudah jadi baru melontarkan tuduhan atau kritikan bahwa pembangunan LRT terjadi mark-up anggaran? Tentu ada maksud politik di balik tuduhan Prabowo ini. Karena yang bersangkutan ingin maju menjadi calon presiden yang diperkirakan akan melawan Jokowi sebagai petahana.

Kalau tuduhan atau kritikan itu yang melontarkan adalah kalangan profesional yang tidak punya kepentingan politik, masih wajar dan bisa diterima. Tapi kalau yang melontarkan tuduhan adalah sebagai kandidat capres tentu ini sumir. Nyatanya Prabowo tidak melampirkan sumber data atas tuduhan mark-up pembangunan LRT.

Lagian pembangunan LRT di Palembang dibebankan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Artinya melibatkan anggota DPR dan fraksi dari setiap partai, termasuk partainya Prabowo, yaitu Gerindra. Anggaran pembangunan LRT di Palembang harus mendapat persetujuan dari semua fraksi DPR dan sudah diketok. Proyek juga sudah kelar. Kok baru protes sekarang?

Kenapa fraksi Gerindra pada waktu pembahasan tidak melakukan protes kalau proyek pembangunan LRT itu kemahalan atau terjadi mark-up? Giliran proyek sudah jadi baru protes dan menuduh kalau terjadi mark-up atau kemahalan.

Kalau data yang diperoleh oleh Prabowo itu akurat dan memang benar terjadi mark-up anggaran, gampang, bawa saja ke penegak hukum, kalau tidak percaya ke penegak hukum kepolisian atau kejaksaan, bisa ke lembaga anti rasuah yaitu KPK. Dan bisa menjadi keuntungan bagi Prabowo kalau data yang disampaikan ke KPK itu benar, syukur-syukur bisa menaikkan elektabilitasnya yang masih di bawah Jokowi.

Kalau tuduhan Probowo ini hanya sekedar untuk mencari panggung politik dan mencari simpati masyarakat, tentu Prabowo juga akan diadili pada waktu pilpres tahun depan.

Apalagi tuduhan-tuduhan menjual negara ke asing dan negara dikuasai asing itu sudah basi. Bukankah setelah kejatuhan Soekarno perusahaan-perusahaan asing terutama Amerika lewat peran bapaknya, Freeport bisa dikuasai Amerika. Dan siapa yang mengundang IMF pasca kejatuhan Soekarno, ya mertuanya juga.

Silahkan bertanding yang fair tidak usah menuduh-nuduh orang lain, karena bisa jadi tuduhan itu bisa mengenai dirinya sendiri.

Mudah-mudahan Prabowo bisa memenangkan pilpres tahun depan dan bisa mengalahkan tukang kayu yang krempeng dan tidak setampan dengan dirinya. Karena yang bersangkutan sudah berikhtiar dari tahun 2004 ingin menjadi pemimpin di negeri ini.

Kejarlah cita-citamu sekalipun usia tidak muda lagi, toh di negeri jiran bisa menjadi cermin, di mana di usia tua Mahathir bisa menjadi Perdana Menteri lagi.

Mudah-mudahan bisa masuk Istana lewat pintu depan (terhormat), bukan karena dipanggil Jokowi untuk sekadar ngopi petang hari, tetapi masuk Istana untuk menjadi Presiden RI.

Selamat berjuang, Macan Asia, mengaumlah, mengaumlah, biar musuh-musuhmu kian gentar!

Aummmm.....

***