Sepuluh tahun lalu, tepatnya pada Minggu, 27 Januari 2008, mantan Ketua Umum DPP Partai Bintang Reformasi (PBR) Bursah Zarnubi dilaporkan ke Polres Lahat,Sumatera Selatan. Dari jejak digital diketahui, mantan aktivis ini dilaporkan oleh seorang dokter.
Bursah diduga melakukan perbuatan tidak menyenangkan pada dokter bedah bernama Ooki Nico Junior (kini, 50), di depan ruang ICU RSUD Lahat, Sumsel. Selain Bursah, ajudannya yang bernama Pajar (kini, 40), turut dilaporkan karena diduga menganiaya Nico dengan cara memukul rahang bawah sebelah kiri hingga menyebabkan memar.
Seperti ditulis Okezone.com, Kamis (31/1/2008), laporan tersebut diterima langsung Kepala SPK I Aiptu Joni Marta dengan nomor polisi: LP/B-095/I/2008. Kepada petugas, menurut Nico, peristiwa itu terjadi Minggu (27/1/2008) pukul 10.30 WIB.
Saat itu Bursah bersama rombongan datang ke RSUD Lahat untuk meminta informasi terkait rencananya ingin merujuk salah satu pasien di bagian kebidanan ke rumah sakit di Palembang.
“Waktu itu Bursah ingin ketemu salah seorang dokter rumah sakit untuk mempertanyakan masalah itu,lalu perawat mempertemukan Bursah dengan saya,” ungkap Nico. Setelah itu Bursah menjelaskan tujuannya kepada Nico. Namun, korban menjawab bahwa dirinya tidak memiliki kewenangan dalam merujuk pasien karena bukan bagiannya.
Mendengar jawaban itu, Bursah langsung mengatakan, “Kalian dokter ini suka saling melempar tanggung jawab.” Nico hanya meminta Bursah berkonsultasi kepada dokter kebidanan di meja operasi.
Selanjutnya Bursah menatap Nico dengan melotot dan mengatakan, “Kamu melawan dan terus berkata, saya tembak kamu. Saya pindahkan ke Irian Jaya kamu, mestinya digebuki,” jelas Nico menirukan perkataan Bursah saat itu.
Tak lama, kata Nico, tiba-tiba ajudannya, Pajar, yang berbadan tegap langsung mendekati dirinya dan memukul rahang kiri. Untung, pegawai dan keluarga pasien di RSUD Lahat langsung melerai keributan tersebut dan mengamankan dirinya di ruang ICU.
Sekitar 10 menit dirinya mencoba memberanikan diri untuk keluar dari ruang ICU, tetapi ternyata ajudan Bursah kembali mengejarnya. Karena takut kembali dianiaya, ia langsung bersembunyi kembali ke ruang ICU.
Setelah dipastikan rombongan Bursah telah meninggalkan RSUD Lahat, dirinya langsung ke rumah sakit untuk meminta visum. Setelah itu, dia melaporkan perbuatan tak menyenangkan yang dilakukan Bursah. Laporan tersebut juga dibenarkan Kapolres Lahat AKBP Cok Bagus Ary melalui Kasat Reskrim Polres Lahat AKP Suwandi.
Menurut Suwandi, kala itu, sejauh ini pihaknya telah memeriksa sekitar lima orang saksi. “Sampai sekarang baru ajudannya Pak Bursah yang sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Pak Bursah masih sebatas saksi,” terangnya.
Untuk tersangka Pajar akan dijerat dengan Pasal 351 ayat 1 dengan ancaman kurungan penjara 2 tahun 8 bulan.
Sementara laporan kepada Bursah masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut. “Sebab, saat mengancam akan menembak, Pak Bursah tidak mengeluarkan senjata dan hanya sebatas perkataan. Karena yang bersangkutan seorang anggota DPR, jadi harus membuat surat izin dulu ke Presiden agar bisa meminta keterangan,” tandasnya.
Sebaliknya, Bursah Zarnubi mengancam saat itu mengancam akan melaporkan balik dokter bedah RSUD Lahat dr. Ooki Nico Junior ke Mapolres Lahat. Bursah menilai, laporan Ooki ke Polres Lahat Minggu (27/1/2008) terkesan berlebihan.
“Kalau disebutkan saya mengancam dia (korban), itu tidak benar. Tetapi, kalau sedikit emosi memang ada. Itu saya lakukan demi kebaikan pelayanan di RSUD Lahat yang selama ini tidak becus,” ujar Bursah saat dihubungi terpisah, seperti dilansir Okezone.com.
Bursah menilai, laporan tersebut telah mencemarkan nama baiknya. Dia juga membenarkan ajudannya Pajar yang sempat memegang wajah korban. Bursah justru mengaku menghalangi dan menepiskan tangan ajudannya.
Bagaimana kelanjutan kasus penganiaan tersebut, hingga kini belum ditemukan jejak digital news-nya. Makanya, tidak heran jika kemudian Bursah Zarnubi bisa lolos mengikuti Pilkada Lahat 2018 nanti. Berarti kasus tersebut “menguap” begitu saja, tidak ada dalam SKCK.
Bersaing Pilkada
Mengutip RMOLSumsel, Bursah Zarnubi maju sebagai Calon Bupati didampingi Parhan Berza sebagai Calon Wakil Bupati Lahat, Sumatera Selatan pada Pilkada Lahat 2018 nanti. Mereka mendapat dukungan tiga dari Partai Golkar, PKB, dan PAN.
Bursah adalah pendiri Partai Bintang Reformasi (PBR) bersama almarhum KH Zainuddin MZ. Paslon Bursah Zarnubi – Parhan Berza bakal menghadapi lima paslon lainnya pada Pilkada Lahat 2018 nanti.
Ada enam paslon yang akan mengikuti kontestasi Pilkada Lahat 2018. Mereka adalah Cik Ujang – Haryanto yang diusung Partai NasDem, Demokrat, dan Hanura. Novran Marjani – Herlansyah, diusung Partai PDIP, Gerindra, PPP dan PKS.
Hapit Fadli – Erlansyah Rumsyah melalui jalur perseorangan. Purnawarman Kias – Rozi Adiansyah melalui jalur perseorangan, Dodo Arman – Sutrisno yang juga melalui jalur perseorangan. Dan, paslon Bursa Zarnubi – Parhan Berza sendiri.
Mengutip RMOL.com, Rabu (24/1//2018), Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis hasil survei terkait Pilkada Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang akan berlangsung pada 27 Juni 2018.
Direktur Eksekutif LKPI Arifin Nur Cahyono mengatakan, dari survei yang melibatkan 1.659 responden itu, lembaganya menemukan bahwa paslon Bursah Zanurbi – Parlan yang dinilai layak memimpin Kabupaten Lahat periode 2018-2023 mendatang.
Dari hasil survei, Zanurbi – Parhan memiliki tingkat pengenalan masyarakat yang paling tinggi dibandingkan dengan paslon lain dengan 89,6 persen. Disusul Cik Ujang-Haryanto 68,9 persen. Urutan ketiga Novran Marjani-Herliansyah 63,8 persen.
“Hapit Fadli – Erlansyah Rumsyah 56,2 persen, Purnawarman Kias – Rozi Adiansyah 54,2 persen, dan Dodo Arman – Sutrisno 53,2 persen,” imbuhnya dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (23/1/2018).
Untuk tingkat akseptabilitas atau kesukaan masyarakat, kapabilitas, elektabilitas, dan bahkan, saat pertanyaan yang sama secara tertutup, tingkat elektabilitas paslon pun Bursah Zarnubi – Parlan Berza unggul dari paslon lainnya.
Survei bertema “Potret Suara Masyarakat Lahat Terhadap Tingkat Keterpilihan Pasangan Calon Kepala Daerah Kabupaten Lahat periode 2018-2023” itu dengan metode kuisioner dan tatap muka dengan melibatkan 1.659 responden yang berasal dari masyarakat Lahat sendiri.
Adapun jumlah populasi DPT Kabupaten Lahat sebanyak 298.528 pemilih. Para responden dipilih dengan mengunakan metode multistage random sampling. Sementara itu tingkat kepercayaan survei 95 persen dan margin of error kurang lebih 2,4 persen.
Responden yang dipilih adalah masyarakat yang tersebar secara proposional di 22 kecamatan di Kabupaten Lahat. Pengambilan data dari responden dengan wawancara langsung dengan responden melalui panduan kuesioner pada 12-22 Januari 2018.
Ada yang menarik dari sosok seorang Bursah Zarnubi yang perlu diketahui. Pria yang lahir di Langkat pada 29 Januari 1959 ini selepas dari SMAN 1 Lahat 1979, melanjutkan pendidikan di Universitas Jayabaya dan lulus pada 1983 (Sarjana Muda Ekonomi).
Kemudian melanjutkan ke Universitas Wiraswasta Indonesia (S1 Ekonomi, pada 1986) dan Pendidikan Perantara Perdagangan Efek 1990. Bursah Zarnubi kemudian menjadi Peneliti Pan Asia Research 1987-1990, dan Dirut PT Dana Wibawa Artha Cemerlang 1990-1992.
Setelah itu, menjadi Dirut PT Yussa Citra Hasta 1993-2000, dan Direktur PT Niaga Kencana Mas 2002. Selanjutnya, menjadi anggota DPR RI 2004-2009 dan Dirut PT Sayangi Indonesia Mediatama (hingga sekarang).
Pengalaman dan jabatan organisasi pun pernah dipegangnya. Bursa Zarnubi adalah Pendiri HUMANIKA 1989, Ketua Umum Senat Mahasiswa FE Jayabaya 1982-1983, Ketua Umum HMI Cabang Jakarta 1986-1987, Ketua Umum PP Pemuda Reformasi Indonesia PBR 2002-2007.
Kemudian, Ketua DPP PBR 2001-2006, Ketua Umum DPP PBR 2006-2014, Ketua Umum Ikatan Alumni Jayabaya 2009-2014, dan hingga sekarang Ketua Umum DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan.
Dari jejak digital news, berdasarkan data LHKPN yang dikeluarkan oleh KPK sebagai syarat maju di Pilkada Lahat, nama Bursah Zarnubi dan Dodo Arman merupakan dua calon Bupati Lahat yang paling kaya.
Bursah Zarnubi tercatat memiliki kekayaan Rp 37.217.219.075, sementara Dodo Arman tercatat memiliki kekayaan sebesar Rp 17. 966.000.000. Di urutan 3 terkaya ada nama Cik Ujang Rp 7.773.487.020, keempat Rozi Adiansah Rp 3.153.000.000.
Rakyatsumsel.com menulis, posisi lima terkaya ditempati Haryanto Rp 2.176.172.145, lalu disusul Nopran Marjani di posisi enam Rp 2.034.981.653. Posisi ketujuh Erlansyah dengan kekayaan Rp 1.149.933.503, kedelapan ada Herliansyah Rp 1.050.000.000.
Sementara punya kekayaan di bawah Rp 1 Miliar yaitu Hafid Fadli Rp 778.250.016. Sutrisno Rp 767.968.000, Purnawarman Kias Rp 685.186.532, dan yang paling miskin adalah Parhan Berza dengan harta kekayaan hanya 214.629.038.
Jika melihat jejak digital di atas, maukah masyarakat Lahat memilih Bursah Zarnubi sebagai Cabup? Apa mungkin pula kolega dr. Ooki Nico Junior di Lahat sudah melupakan perilaku Bursah 10 tahun lalu di RSUD Lahat? Pilihan ada pada warga Lahat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews