"Tabayyun" Nuansa Politik dan Pohon Plastik

Senin, 11 Juni 2018 | 19:05 WIB
0
661
"Tabayyun" Nuansa Politik dan Pohon Plastik

Apa itu tabayyun, pengertian tabayyun dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian secara bahasa dan istilah. Secara bahasa tabayyun adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaan sesungguhnya.

Sementara secara istilah tabayyun adalah meneliti dan menyeleksi suatu berita, tidak secara tergesa-gesa dalam memutuskan suatu permasalahan baik dalam perkara hukum, kebijakan dan sebagainya hingga sampai jelas benar permasalahnnya, sehingga tidak ada pihak yang merasa terdzolimi atau tersakiti. Atau sederhananya, cross check validitas informasi.

Mengkritisi pemerintah saat ini sesungguhnya mudah dengan tabayyun. Netizen ramai teriak BBM naik, kita cukup di browsing berita online, ada tidak pengumuman kenaikan tersebut, akan lebih kongkrit investigasi langsung ke pom bahan bakar minyak, apakah benar naik.

Jika benar naik, artinya informasi tersebut valid dan sudah menjalankan fungsi tabbayun. Lalu hadapkan pada janji kampanye, jika bertolak belakang dengan janji maka kritislah/bersuaralah sekeras-kerasnya karena punya dasar. Dan masih banyak beberapa issue yang bisa dikritisi.

Mengkritisi Pemprov DKI terkait air tinja diolah jadi air bersih dan pohon plastik, dengan mengatakan Pemrov DKI saat ini melakukan tindakan ceroboh bahkan bodoh. Peran tabayyun harusnya dijalankan juga. Setelah dibuka secara gamblang, ternyata pengolahan air tinja dimulai dari Ahok dan terbukti ada rekamanannya.

Lalu mengenai pohon plastik ternyata sudah ada sejak 2017 yang notabene kebijakan Ahok, dan terbukti dari informasi lelang 2017. Ini sama saja mereka menepuk air di danau terciprat muka sendiri. Justru dengungan tabayyun tidak mereka jalankan.

Dari sini kita bisa melihat pola kekejian narasi politik dibungkus agama yang dilakukan pendukung pemerintah saat ini. Mereka mensyiarkan agar selalu tabbayun, namun mereka sendiri tidak menjalankan peran tabayyun.

Akhirnya dapat disimpulkan, tabayyun versi mereka hanyalah kamuflase narasi agama untuk tujuan pembenaran politik. Jabaran di atas menimbulkan pertanyaannya, siapa yang memainkan issue agama demi kepentingan politik saat ini?

***

.