Saya menyikapi serius isu pembubaran PKS oleh para haters.
Karena jumlah mereka yang semakin membesar dan pola kerja mereka yang terstruktur.
Ini bukan lagi isu biasa, karena ada indikasi orang-orang kuat bermain di belakangnya, kita gak urus seorang Faizal Assegaf dengan Progress 98 nya, kita lihat dapur masalahnya lebih jauh.
Yang saya fokuskan adalah upaya pelemahan Islam dan ideologi Islam politik, saya tidak lihat sekedar PKS nya, saya melihat lebih jauh, karena PKS itu hanya ikon bukan inti masalah.
Hal hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata, hal ini bukan hal sepele tapi masalahnya sudah serius, stakeholder PKS dari kader, pimpinan dan seterusnya mesti serius menyikap hal ini dan berhenti menganggap angin lalu.
Pola kerja para hater saya lihat masif, terstruktur, ada aktor intelektualnya, jadi gak bisa lagi disikapi dengan nyinyir, hal ini ada rencana jangka panjangnya.
Mengaitkan PKS dengan isu terorisme tentu bukan isu kecil dan ini tentu ada desain kerja dan tujuan kerja jangka panjang, karena isu terorisme di dunia Islam memang didesain jangka panjang oleh hater Islam.
Harus ada langkah langkah ril baik secara psikologis, fisiologis dan aksi nyata, jangan anggap ini masalah yang bisa diserahkan ke waktu.
Upaya pembubaran PKS akan terus mereka dengungkan, dan ini akan sangat kencang didengungkan jika 2019 nanti PKS mengalami stagnasi suara dalam pemilu.
Kalau PKS gagal dalam pemilu 2019 minimal stagnan, analisa kita menyebutkan tekanan terhadap Islam politik akan semakin kuat dengan ragam modus operandi.
Makanya pimpinan PKS perlu membuat terobosan dalam menghadapi pemilu 2019, gayanya jangan begitu begitu terus, coba pantau banyak isu yang menyerang PKS, saya lihat memang gak ada hal baru dari PKS menjelang pemilu 2019.
Kevakuman begini akan sangat fatal akibatnya, trend anti PKS akan semakin meningkat jika gak ada manuver apa apa menjelang 2019, hanya melanjutkan tradisi lama tapi ingin hasil berbeda, ini tentu mustahil.
Trend elektabilitas PKS saat ini masih mentok dan tidak naik sama sekali dari angka 3-4%, baik itu lembaga riset independen maupun yang afiliatif, hasilnya semua hampir sama.
Kelemahan inilah yang digunakam oleh hater untuk mengambil kesempatan, para pimpinan PKS saat ini secara politik belum menunjukkan kinerja yang baik dalam hal konter isu dan konter kerja kerja model kerja hater ini.
Sekali lagi, tugas kita hanya mengingatkan sebelum semua terlambat dan nanti saling menyalahkan, karena memang begitulah selama ini pola pikir aktivis Islam yang tidak pernah mau dikoreksi lebih dalam.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews