Menyikapi Serius Isu Pembubaran PKS yang Kian Terstruktur

Sabtu, 9 Juni 2018 | 04:15 WIB
0
718
Menyikapi Serius Isu Pembubaran PKS yang Kian Terstruktur

Saya menyikapi serius isu pembubaran PKS oleh para haters.

Karena jumlah mereka yang semakin membesar dan pola kerja mereka yang terstruktur.

Ini bukan lagi isu biasa, karena ada indikasi orang-orang kuat bermain di belakangnya, kita gak urus seorang Faizal Assegaf dengan Progress 98 nya, kita lihat dapur masalahnya lebih jauh.

Yang saya fokuskan adalah upaya pelemahan Islam dan ideologi Islam politik, saya tidak lihat sekedar PKS nya, saya melihat lebih jauh, karena PKS itu hanya ikon bukan inti masalah.

Hal hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata, hal ini bukan hal sepele tapi masalahnya sudah serius, stakeholder PKS dari kader, pimpinan dan seterusnya mesti serius menyikap hal ini dan berhenti menganggap angin lalu.

Pola kerja para hater saya lihat masif, terstruktur, ada aktor intelektualnya, jadi gak bisa lagi disikapi dengan nyinyir, hal ini ada rencana jangka panjangnya.

Mengaitkan PKS dengan isu terorisme tentu bukan isu kecil dan ini tentu ada desain kerja dan tujuan kerja jangka panjang, karena isu terorisme di dunia Islam memang didesain jangka panjang oleh hater Islam.

Harus ada langkah langkah ril baik secara psikologis, fisiologis dan aksi nyata, jangan anggap ini masalah yang bisa diserahkan ke waktu.

Upaya pembubaran PKS akan terus mereka dengungkan, dan ini akan sangat kencang didengungkan jika 2019 nanti PKS mengalami stagnasi suara dalam pemilu.

Kalau PKS gagal dalam pemilu 2019 minimal stagnan, analisa kita menyebutkan tekanan terhadap Islam politik akan semakin kuat dengan ragam modus operandi.

Makanya pimpinan PKS perlu membuat terobosan dalam menghadapi pemilu 2019, gayanya jangan begitu begitu terus, coba pantau banyak isu yang menyerang PKS, saya lihat memang gak ada hal baru dari PKS menjelang pemilu 2019.

Kevakuman begini akan sangat fatal akibatnya, trend anti PKS akan semakin meningkat jika gak ada manuver apa apa menjelang 2019, hanya melanjutkan tradisi lama tapi ingin hasil berbeda, ini tentu mustahil.

Trend elektabilitas PKS saat ini masih mentok dan tidak naik sama sekali dari angka 3-4%, baik itu lembaga riset independen maupun yang afiliatif, hasilnya semua hampir sama.

Kelemahan inilah yang digunakam oleh hater untuk mengambil kesempatan, para pimpinan PKS saat ini secara politik belum menunjukkan kinerja yang baik dalam hal konter isu dan konter kerja kerja model kerja hater ini.

Sekali lagi, tugas kita hanya mengingatkan sebelum semua terlambat dan nanti saling menyalahkan, karena memang begitulah selama ini pola pikir aktivis Islam yang tidak pernah mau dikoreksi lebih dalam.

***