Politikus Pergi Umroh dengan Doa-doanya yang Khusuk

Sabtu, 2 Juni 2018 | 22:23 WIB
0
591
Politikus Pergi Umroh dengan Doa-doanya yang Khusuk

Beberapa hari lalu sebelum umroh, Amien Rais dalam kata sambutan melontarkan doa, mungkin lebih tepat sumpah serapah, yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo. ”Bahwa Presiden Jokowi akan dilengserkan Allah," harapnya sambil menunjuk foto Sang Presiden.

Setelah itu juru bicara Presiden yang baru saja diangkat dan masih anget alias fresh from the oven, yaitu Ali Mukhtar Ngabalin, membalas "doa" itu sekaligus meng-counter doa Amien Rais dengan mengatakan: Presiden Jokowi dikawal Allah.

Bagi orang kebanyakan yang terlalu "eneg" dengan ucapan -dan biasanya- bernada sirik Amien Rais, gampang saja mengatakan bahwa lengsernya Jokowi tentu karena Allah. Amien Rais mungkin lupa, naiknya atau terpilihnya kembali Jokowi -jika itu terjadi- juga karena Allah. Allah Maha Adil dan Berimbang!

Sekarang para politikus itu sedang umroh, Amien Rais, Prabowo dan beberapa elit PKS. Tentu doa para politkus tidak jauh dari kekuasaan. Apakah para politkus itu di depan Ka’bah memanjatkan doa supaya Jokowi segera lengser atau #2019GantiPresiden dan mendoakan Prabowo menjadi Presiden? Aya-aya wae.

Mungkin di seluruh dunia ini, hanya di Indonesia  tingkah polah para politikusnya lucu-lucu begitu.

Umroh yang awalnya ibadah sunah untuk meningkatkan keimanan dan kepasrahan individu-indvidu orang kepada Allah dan setiap orang umroh pasti ingin doa yang dipanjatkan di depan Ka’bah terkabul atau diijabah oleh Allah.

Tetapi kalau doa para poliktikus agak berbeda, berdoanya bukan karena dilandasi oleh kebersihan hati atau jiwa, tetapi dipenuhi oleh rasa kebencian kepada seseorang dan supaya seseorang itu tidak terpilih kembali.

Jadi ini doa hamba yang egois, ingin keuntungan berpihak kepada dia dan di pihak lain supaya tidak memperoleh keberuntungan.

Tuhan disuruh memihak dan mengabulkan doanya untuk urusan politik. Mereka mengadu kepada Tuhan, bahwa penguasa itu dzalim, maka harus dilengserkan. Tuhan Yang Maha Ramah bisa saja tersenyum melihat tingkah polah hambanya ini.

Nah, bagamaimana kalau kubu Jokowi juga melakukan umroh dan berdoa juga di depan Ka’bah? Tentu doanya ingin Jokowi terpilih lagi alias berkuasa dua periode.

Tentu akan terjadi "perang" doa di depan Ka’bah, dan dua kubu saling ngotot supaya doanya dikabulkan. Apalagi dua kubu juga mempunyai pengikut yang militan, bahkan ketika umroh atau haji sering terselip doa-doa politik. seperti menulis dengan huruf besar dan di unggah di media sosial dengan misi tertentu.

Tuhan tidak akan bingung tingkah-polah oleh hamba-hambanya yang lucu ini, Tuhan tahu persis saat doa mana yang akan dikabulkan-Nya. Dua kubu hanya tinggal berharap saja, tidak lebih.

Di luar kehendak dan hak prerogatif Tuhan, inilah resikonya kalau Tuhan dibawa-bawa dalam urusan politik atau kampanye. Seperti pesan Gus Mus: Tuhan kok dibawa-bawa kampanye.

Jangan sampai ketika doa-doa yang dipanjatkan nanti tidak diijabah atau dikabulkan oleh Tuhan lantas menuduh Tuhan tidak berpihak kepadanya dan timbul rasa kecewa, lalu menuduh Tuhan berpihak kepada kubu sebelah.

***