Penelitian Lakardowo (1): Kandungan Ferrum Tergolong Tinggi

Senin, 28 Mei 2018 | 12:32 WIB
0
805
Penelitian Lakardowo (1): Kandungan Ferrum Tergolong Tinggi

Pekerjaan penelitian dan uji kualitas tanah di Kabupaten Mojokerto, tepatnya di sekitar area industri pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) PT Putra Restu Ibu Abadi di Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto telah selasai dilakukan.

“Penelitiannya di lahan sekitar PT PRIA dilakukan pada Desember 2017 lalu,” ujar Direktur eksekutif Ecological Obsevation and Wetlands Conservation (ECOTON – Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah) Prigi Arisandi kepada Pepnews.com.

Sebelumnya, hasil kajian Geologi dan Geolistrik tanah di sekitar aktivitas PT PRIA tersebut menunjukkan adanya kontaminasi logam berat timbal dan beberapa logam berbahaya lainnya. Kontaminasi lahan ini tak urung menimbulkan penurunan kualitas dan jumlah panen.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jatim telah merekomendasikan untuk dilakukan uji kualitas hasil pertanian. “Padahal, 95 persen kehidupan masyarakat Lakardowo adalah petani jagung, lombok, terong dan padi,” ungkap Prigi Arisandi.

PT PRIA adalah perusahaan pengelola dan pemanfaat limbah B3 sejak 2010. Ecoton menilai, KLHK lambat dalam penyelesaian kasus PT PRIA tanpa mempertimbangkan semakin luas dampak lingkungan dan kesehatan yang dirasakan warga Lakardowo.

Karena itulah, dengan bantuan biaya penelitian dari Saifullah Yusuf alias Gus Ipul yang saat itu masih menjabat Wakil Gubernur Jatim, yang disalurkan melalui warga Lakardowo, Tim Institut Teknologi 10 November 1945 (ITS) Surabaya melakukan penelitian.

Pada tahap coring didapatkan sampel tanah pada tiap kedalaman sampai kedalaman 5-10 m dan deskripsi tanah secara fisik. Pada uji kimia akan didapatkan kandungan unsur (XRF) dan mineral dari sampel uji.

Uji kimia ini dilakukan pada sampel hasil coring dengan tiap kedalaman, khususnya pada bor Deep-1, Deep-2, dan Shallow 2. Di sini lalu dilakukan uji XRF untuk mengetahui kandungan unsur (XRF) dan mineral dari sampel uji.

[caption id="attachment_16264" align="alignnone" width="504"] Unsur logam berat di lokasi penelitian berdasarkan pengukuran XRF.[/caption]

Dalam uji kimia tersebut dilakukan pada sampel hasil coring dengan tiap kedalaman (0 – 10 m), khususnya pada bor Deep-1, Deep-2 dan Deep-03. Hasil uji XRF, bisa dilihat pada urutan konsentrasi tertinggi logam dalam tanah pada titik bor deep-01 adalah sebagai berikut:

1. Ferrum (Fe), berkisar antara 24.804 ppm sampai 37.137 ppm. Konsentrasi Fe paling tinggi ditemukan pada kedalaman 5-6 m. 2. Mangan (Mn), berkisar antara 163,42 ppm sampai 779,16 ppm. Konsentrasi Mn tertinggi ditemukan pada kedalaman 5-6 m.

3. Cobalt (Co), ditemukan pada kedalaman 4-5 m sebesar 239,68 ppm dan kedalaman  8-9 m sebesar 282,84 ppm. 4. Strontium (Sr), berkisar antara 65,73 ppm sampai 111,36 ppm. Konsentrasi Sr tertinggi ditemukan pada kedalaman 9-10 m.

5. Zirconium (Zr), berkisar antara 55,22 ppm – 77,78 ppm. Konsentrasi Zr tertinggi ditemukan pada kedalaman 2-3 m. 6. Seng (Zn), berkisar antara 51,71 ppm – 65,63 ppm. Konsentrasi Zn tertinggi ditemukan pada kedalaman 7-8 m.

7. Tembaga (Cu), berkisar antara  33,17 ppm – 51,26 ppm. Konsentrasi Cu tertinggi  ditemukan pada kedalaman 4-5 m. 8. Rubidium (Rb), berkisar antara 18,17 ppm – 27,11 ppm. Konsentrasi Rb tertinggi ditemukan pada kedalaman 4-5 m.

9. Thorium (Tr), ditemukan pada kedalaman 2-3 sebesar 8,04 ppm dan pada kedalaman 4-5 m sebesar 7,57 ppm. 10. Timbal (Pb), berkisar antara 9,18 ppm – 12,63 ppm dengan konsentrasi Pb tertinggi ditemukan pada kedalaman 7-8 m.

Urutan konsentrasi tertinggi logam dalam tanah pada titik bor Deep-02 adalah sebagai  berikut: 1. Ferrum (Fe), berkisar antara 15.482 ppm sampai 38.074 ppm. Konsentrasi Fe paling tinggi ditemukan pada kedalaman 4-5 m.

2. Mangan (Mn), berkisar antara 164,61 ppm sampai 574,01 ppm. Konsentrasi Mn tertinggi ditemukan pada kedalaman 3-4 m. 3. Cobalt (Co), ditemukan pada kedalaman 5-6 m sebesar 341,9 ppm dan kedalaman 7-8 m sebesar 282,79 ppm.

4. Strontium (Sr), berkisar antara 90,59 ppm sampai 631,23 ppm dengan konsentrasi Sr tertinggi ditemukan pada kedalaman 3-4 m. 5. Zirconium (Zr), berkisar antara 46,13 ppm – 73,45 ppm, konsentrasi Zr tertinggi ditemukan pada kedalaman 9-10 m.

Seng (Zn), berkisar antara 31,6 ppm – 71,34 ppm. Konsentrasi Zn tertinggi ditemukan  pada kedalaman 3-4 m. 7. Tembaga (Cu), berkisar antara 30,6 ppm – 116,27 ppm. Konsentrasi Cu tertinggi ditemukan pada kedalaman 6-7 m.

8. Rubidium (Rb), berkisar antara 11,53 ppm – 26,74 ppm dengan konsentrasi Rb tertinggi ditemukan pada kedalaman 7-8 m. 9. Timbal (Pb), berkisar antara 9, 82 ppm – 50,93 ppm dengan konsentrasi Pb tertinggi ditemukan pada kedalaman 0-1 m.

Urutan konsentrasi tertinggi logam dalam tanah pada titik bor Deep-03 yaitu sebagai berikut:

1. Ferrum (Fe), berkisar antara 9.133,02 ppm – 44.475,26 ppm dengan konsentrasi Fe paling tinggi ditemukan pada kedalaman 9-10 m.

2. Mangan (Mn), berkisar antara 175,91 ppm – 2.619,97 ppm, konsentrasi Mn tertinggi ditemukan pada kedalaman 9-10 m. 3. Strontium (Sr), berkisar antara 96,89 ppm – 497,85 ppm dengan konsentrasi Sr tertinggi ditemukan pada kedalaman 4-5 m.

4. Cobalt (Co), berkisar antara 243,83 – 287,26 ppm, konsentrasi Co tertinggi ditemukan pada kedalaman 2-3 m. 5. Tembaga (Cu), berkisar antara   33,42 ppm – 79,25 ppm dengan konsentrasi Cu tertinggi ditemukan pada kedalaman 0-1 m.

6. Zirconium (Zr), berkisar antara 24,97 ppm – 68,92 ppm dengan konsentrasi Zr tertinggi  ditemukan pada kedalaman 4-5 m. 7. Seng (Zn), berkisar antara 36,96 ppm – 60,88 ppm, konsentrasi Zn tertinggi ditemukan pada kedalaman 0-1 m.

8. Rubidium (Rb), berkisar antara 9,18 ppm – 22,79 ppm dengan konsentrasi Rb tertinggi  ditemukan pada kedalaman 7-8 m. 9. Timbal (Pb), ditemukan pada kedalaman 0-1 m sebesar 19,94 ppm dan 9-10 m sebesar 10,3 ppm.

10. Arsenik (As) berkisar antara 5,79 ppm – 6,42 ppm, konsentrasi tertinggi ditemukan pada kedalaman 6-7 m. 11. Molibdenum (Mo) ditemukan pada kedalaman 0-1 m sebesar 7,4 ppm.

Berdasarkan hasil pengeboran, secara umum diskripsi fisik tanah di lokasi penelitian dapat digolongkan menjadi 2 jenis tanah, yakni:

Pertama, Dominasi lempung-lempung sedikit berlanau dengan warna coklat hingga abu-abu  gelap, tersebar di sekitar pabrik; yakni di deep-01, deep-02, dan deep 03. Kedua, Dominasi lempung berlanau hingga lanau berpasir dengan warna coklat, berada di lokasi yang agak menjauh dari pabrik (Utara Pabrik), yakni titik shallow-03 dan shallow-04.

Perbedaan tekstur tanah di atas, diduga karena hasil pelapukan formasi yang berbeda. Sebelah Utara pabrik (Shallow-03 dan Shallow-04) merupakan formasi Kabuh, sedangkan di area pabrik merupakan formasi Pucangan.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, secara geologi daerah penyelidikan terletak pada zona lipatan yang memanjang arah barat timur dan berada di perbatasan zona rembang dan zona kendeng yang terdiri atas antiklin dan sinklin.

Berdasarkan peta geologi, daerah penyelidikan berada pada batas atau kontak antara formasi pucangan dengan formasi kabuh, formasi kabuh terdiri atas batu pasir, tufan bersisipan batu lempung, batu konglomerat serta tuf, sedangkan formasi pucangan terdiri atas batuan breksi, batu pasir tufan bersisipan batu lempung dan konglomerat.

Formasi kabuh merupakan formasi batuan yang lebih muda dibandingkan dengan formasi pucangan. Pada peta geologi perbesaran pada daerah penyelidikan, formasi kabuh ditandai dengan warna kuning sedangkan formasi pucangan ditandai dengan warna oranye.

Hasil dari diskripsi fisik tanah yang diukur dengan pengamatan visual, relatif tidak bisa dipakai untuk mengetahui kualitas tanah. Perbandingan dapat lebih kuantitatif terhadap fisik tanah jika dilakukan uji skala laboratorium terhadap sifat fisik dan mekanik tanah.

***