Aa Gym itu Dai yang lemah lembut, kalem, damai dan antikekerasan.
Kalau dalam kacamata syariah, gak ada kesalahan fatal yang beliau lakukan, tapi beliau dibusukkan lewat isu poligami.
Habib Rizieq dai yang tegas, beliau bukan keras apalagi brutal.
Langkah langkahnya selalu pakai payung hukum, taat asas, taat konstitusi, gak suka melanggar aturan negara, tapi namanya dibusukkan lewat isu chat mesum palsu murahan.
Ustadz Abdul Somad dai yang lugas, jelas, tegas dan selalu menyerukan persatuan, langkah langkahnya juga konstitusional, tapi namanya dibusukkan dengan isu pendukung HTI dan Terorisme.
PKS itu partai politik yang moderat, haluan politiknya humanis, jalan tengah antara ekstrem kiri dan kanan, jauh dari kata radikal.
Langkah langkah politik PKS masuk logika demokrasi modern, tidak ada aturan yang ditabrak, tapi tetap saja dibusukkan lewat isu isu murahan lain sebagai partai radikal, partai penyebar bibit paham ekstrem dan seterusnya.
Sesungguhnya sasaran mereka bukan Aa Gym, bukan Habib Rizieq, bukan Ustadz Abdul Somad, bukan PKS, tapi sasaran mereka yang sesungguhnya adalah Islam, ya. Islam adalah sasaran tembak mereka.
Musuh-musuh Islam bekerja keras membusukkan tokoh tokoh Islam, baik secara individu maupun secara institusi, mereka membayar media, relawan dan seterusnya agar nama Islam buruk dan tokoh Islam jadi busuk.
Apa boleh buat, masyarakat awam yang mayoritas menghuni negeri ini tidak paham apa itu agenda setting, apa itu konspirasi, apa itu media-malaise, apa itu teori preming dan framing, dan apa itu spin doctor yang bekerja siang malam menjelekkan Islam.
Otak muslim kita dicuci, yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan, penjahat dianggap pahlawan, penjahat dibilang ulama, sedangkan pahlawan dianggap penjahat, tokoh yang lurus dibusukkan, tokoh Islam yang menyimpang dipuja puji.
Sasaran mereka adalah Islam, karena kalau nama Islam sudah busuk, maka partai Islam juga akan busuk, pasar Islam juga akan sepi, tujuan besar mereka adalah melemahkan Islam dari berbagai sisi.
Semua isu yang mereka angkat, baik dari isu pribadi poligami sampai isu sensitif soal terorisme, semua mereka kemas dengan baik, dengan packaging yang cantik yang tujuan akhirnya adalah men down grade Islam secara menyeluruh, sayangnya, muslim awam kadang ikut nyinyir sesamanya.
Muslim awam ikut nyinyir poligami Aa Gym, ikut menyerang Habib Rizieq, ikut-ikutan menuduh UAS itu radikal, ikut menyerang PKS sebagai partai Islam yang sama dengan yang lain.
Misi musuh kita kadang tercapai bukan karena mereka pintar, tapi karena kebodohan kita sendiri, kedunguan kita, kurangnya self criticism kita, kita sibuk riuh ricuh itu, karena kita selalu lupa akan tema utama yang lebih urgent bin darurat untuk dibahas, kita lupa tangan tangan kotor yang beroperasi setiap detik untuk melemahkan Islam.
TZU
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews