Bulan Madu Mahathir, Menyusun Kabinet Bisa Berkaca ke Indonesia

Kamis, 17 Mei 2018 | 09:59 WIB
0
642
Bulan Madu Mahathir, Menyusun Kabinet Bisa Berkaca ke Indonesia

Bulan madu sudah berlalu. Hanya satu minggu. Kini Mahathir Mohamad mulai kuras energi. Memasuki bulan puasa ini. Fisik dan Pikiran: menyusun kabinet.

Pesta kemenangan oposisi Malaysia memang masih berlangsung. Masing-masing partai dalam koalisi syukuran.

Waktu syukuran di DAP istri Mahathir ikut main biola. Umur 90 tahun. Lagunya: Wo Ai Ni. Sambil syukuran mereka juga mulai gontok-gontokan. Jegal-jegalan. Sindir-menyindir.

Orang-orang Partai Keadilan mulai menuntut: kursi kabinetnya harus lebih banyak.

Enam nama sudah dimunculkan. Sebagai inti kabinet. Mereka marah. Entah seizin ketua mereka, Anwar Ibrahim atau tidak. Mereka merasa tidak dapat jatah.

Padahal mereka pemenang di antara pemenang: 43 kursi. Sebenarnya Partai Keadilan sudah dapat satu kursi. Istimewa pula. Wakil perdana menteri: Wan Azizah. Istri Anwar. Ketua umum partai.

Tapi Mahathir kan juga sudah dapat kursi perdana menteri. Kenapa masih ada jatah untuk menteri dalam negeri: Mahmuddin Yasin. Presiden Partai Pribumi Bersatu. Separtai dengan Mahathir.

Tapi sebenarnya PK juga tidak bisa dikatakan terlalu menang. Partai DAP (Partai Aksi Demokrasi) hanya kalah satu kursi: 42. Dan dapat jatah menteri keuangan: Lim Guang Eng.

Lim adalah sekjen DAP. Ia lulusan Australia. Lalu menjadi akuntan. Masuk politik. Jadi anggota DPRD Penang. Saat ini masih menjabat menteri besar negara bagian Penang. Semacam gubernur. DAP waktu itu menang di Penang.

Sebenarnya Mahathir sudah adil. Empat partai itu masing-masing dapat satu posisi. Kian besar kursinya kian penting posisinya.

Seperti pemenang ketiga, Partai Pribumi Bersatu dapat jatah menteri dalam negeri. Untunglah Anwar Ibrahim turun tangan. Ia menyatakan komit atas dukungannya pada Mahathir. Demikian juga istrinya.

Ini penting. Setelah Wan Azizah tidak hadir dalam pengumuman kabinet baru. Ada isu: PK ngambek.

Bahkan setelah dibebaskan dari penjara kemarin Anwar mengulangi dukungannya itu. Dia belum akan bisa langsung masuk pemerintahan. Apalagi untuk jabatan perdana menteri. Meski massa seperti tidak sabar menantikannya.

Anwar harus jadi anggota parlemen dulu. Itulah UUD Malaysia: untuk jadi menteri harus anggota DPR/DPD.

Berarti masih lama. Nunggu Pemilu berikutnya. Atau pemilu sela di suatu dapil: menggantikan anggota parlemen yang mundur atau meninggal.

Untuk sementara, kata Anwar, akan mengajar dulu. Sudah banyak permintaan. Dari berbagai universitas terkemuka dunia. Itu juga penting untuk charging ke tubuh dan otaknya. Sebelum masuk kembali ke pemerintahan. Setelah tiga kali keluar-masuk penjara. Sambil mengendalikan partai. Yang secara formal masih di pegang istrinya. Agar tidak ada tokoh-tokoh partainya yang gontok-gontokan. Rebutan jabatan di kabinet.

[irp posts="15477" name="Menanti Jurus Baru Mahathir, Membuka Jalan bagi Anwar Ibrahim"]

Memang masih akan ada posisi lain di kabinet. Yang masih bisa dibagi-bagi. Tapi Mahathir membatasi jumlah menteri. Seperti janji kampanye. Maksimum 30 menteri. Demi berlangsungnya reformasi.

Malaysia bisa berkaca ke Indonesia. Begitu tidak mudahnya melakukan reformasi. Tidak seperti yang diimpikan dulu. Mahathir sudah minta: masing-masing partai mengajukan nama. Tapi yang menentukan tetap Mahathir: yang mana yang masuk kabinet.

PK mengajukan 10 nama. Namun yang akan masuk maksimum empat. Ini bisa jadi sumber konflik. Termasuk konflik di dalam partainya sendiri.

Nama-nama itu pun harus lolos dari persyaratan penting: bersih. Itulah tuntutan rakyat Malaysia: bersih. Agar beda dengan pemerintahan lama.

Gerakan itulah yang membuat oposisi menang telak. Nama gerakannya pun Gerakan Bersih. Mulai Bersih#1.0, Bersih#2.0, Bersih#3.0, sampai Bersih#4.0.

Mencari yang bersih inilah yang memakan waktu. Sudah 10 hari kabinet belum terbentuk. Menteri Keuangan Lim Guan Eng pun belum bisa dilantik: masih ada perkara korupsi di kejaksaan.

Tapi semua percaya Lim Guan Eng bersih. Perkara itu perkara jadi-jadian: karena Lim tokoh oposisi. Dicari-cari terus kesalahannya. Oleh rezim Najib Razak. Meski begitu perkara ini harus diklirkan dulu.

Mahathir sudah memastikan mengganti jaksa agung lama. Begitu jaksa agungnya baru Lim, 53 tahun, bisa di SP3. Tapi tetap perlu proses.

Lim Guan Eng adalah anak tokoh keras kepala Malaysia: Lim Kit Siang. Kini berumur 78 tahun. Kit Siang inilah pendiri DAP. Alirannya: pikiran bebas.

Ia tidak mau masuk partai Tionghoa. Katanya: Tionghoa tidak boleh menyendiri dalam satu partai. Harus menyatu.

Kit Siang punya hobi khas: melawan siapa saja. Masuk tahanan sudah biasa. Pokoknya harus demokratis, bersih, tidak sukuisme. Buku yang dia tulis sudah lebih dari 20.

Sudah 10 hari Mahathir masih sendirian. Sampai memasuki bulan puasa ini. Bekerja siang malam. Mikir negara siang malam. Pada umurnya yang kini 93 tahun.

***