Requiescat in pace...
Pada hari Ahad, 13 Mei 2018b umat Kristiani sedang melakukan ibadah pagi, tetapi ibadah pagi itu berubah menjadi teror yang sangat mengerikan. Korban berjatuhan, yang meninggal untuk sementara 14 orang dan yang luka-luka 43 orang.
Teror pagi itu benar-benar biadab karena dilakukan dengan bom bunuh diri dan dengan daya ledak yang sangat besar. Bahkan ada korban yang terlempar sampai puluhan meter. Ini menjadi tanda bahwa bom itu punya daya ledak besar.
Teror bukan hanya satu gereja, tapi tiga gereja yang secara berurutan.
Ternyata pelaku bom bunuh diri adalah satu keluarga. Suami istri dan empat orang anaknya. Dan pelaku ini juga belum lama pulang dari konflik perang di Suriah.
Tidak habis pikir kenapa orang tua rela mengorbankan anak-anak yang merupakan titipan Tuhan, dikorbankan hanya untuk ditukar janji Surga. Apakah tidak ada cara lain untuk mendapatkan surga selain dengan cara kekerasan atau bom bunuh diri?
Yang jadi korban adalah masyarakat yang tidak berdosa, yang menimbulkan korban jiwa dan cacat seumur hidup.
Harusnya sebagai orang tua, Minggu pagi adalah waktu yang sangat baik untuk antar anak-anak liburan atau bermain di luar rumah,atau antar istri pergi ke pasar untuk belanja dan memasak.Ini malah mengantar anak dan istri untuk melakukan bom bunuh diri, untuk membunuh orang yang sedang beribadah.
Minggu pagi biasanya sebagai istri menyiapkan sarapan untuk anak-anak, ini malah menyiapkan persiapan bom bunuh diri.
Anak-anak biasanya jam-jam segitu masih malas-malasan dan belum mandi pagi, tetapi pagi itu anak-anak harus bangun tidur untuk persiapan menjadi pelaku bom bunuh diri.
Artinya keluarga pelaku bom bunuh diri ini habis sholat subuh terus persiapan untuk melakukan bom bunuh diri. Anak-anak yang masih ngantuk juga harus dan mempersiapkan diri. Ini benar-benar keluarga biadab bahkan gila. Islam tidak seperti itu, tidak mengajarkan kebiadaban dan kekejian semacam itu.
[irp posts="15558" name="Mengutuk Teroris Bukan Solusi, BIN dan Polri Harus Balik ke Keamanan"]
Di satu sisi umat Kristiani juga bangun pagi dengan keluarga untuk persiapan pergi ke gereja untuk ibadah, malah jadi korban kebiadaban orang-orang yang ingin masuk surga.
Kalau ada faham yang menyuruh membunuh orang hanya untuk mendapatkan surga,itu tipe manusia egois karena untuk mendapatkan surga harus mengorbankan orang lain.
Bahkan malam harinya atau Minggu malam, di rusunawa Sidoarjo juga ada satu keluarga yang diduga akan melakukan bom bunuh diri, tetapi bom keburu meledak dan menewaskan anak-istri dan suami.
Ada perubahan pola teror sekarang, sudah melibatkan seorang wanita dan anak-anak.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews