3 Politikus Indonesia Ini "Mabuk" Kemenangan Mahathir di Malaysia

Jumat, 11 Mei 2018 | 22:53 WIB
0
691
3 Politikus Indonesia Ini "Mabuk" Kemenangan Mahathir di Malaysia

Kemenangan Mahathir Mohamad dalam pemilu di Malaysia mengantarkan Mahathir menjadi perdana menteri kembali, sekalipun usianya 92 tahun.

Kemenangan Mahathir dijadikan politikus negeri ini yang ingin jagoannya menang dalam pilpres 2019 sebagai cermin dan penyemangat.

Padahal setiap negara mempunyai aturan yang berbeda-beda, tidak sama aturan konstitusinya. Di Malaysia sistemnya tidak pemilihan langsung. Tapi lewat parlemen. Sedangkan di Indonesia sistem pemilihan untuk pilpres adalah satu orang satu suara atau pemilihan langsung.

Bukan politikus kita namanya kalau tidak suka mengait-ngaitkan suatu keadaan politik di negeri orang. Politikus kita suka menghibur diri, di tengah rasa tidak percaya diri. Rumput atau ranting yang tidak kuat pun coba diraihnya hanya untuk bisa menahan berat badannya, supaya tidak hanyut.

Apalagi menurut berbagai survey kubu oposisi tidak pernah unggul dalam survey hingga membuat rasa tidak percaya diri atau secara psikologis mentalnya jatuh. Dan kemenangan Mahathir bisa menjadi sedikit obat untuk menghibur diri atau pelipur lara. Karena dianggap sama-sama dari kubu oposisi.

Bahkan lembaga survey abal-abal (INES) yang mengunggulkan kubu oposisi dianggap sebagai survey yang kredibel dijadikan acuan, bahwa elektabilitasnya sudah naik dan meninggalkan kubu petahana (Jokowi).

Dan ini juga menjadi hiburan tersendiri bagi kubu oposisi. Beneran percaya sama survey INES? Lihatlah rekam jejaknya karena rekam jejak tidak akan pernah bohong.

Seperti tanggapan atau komentar dari politikus partai Gerindra dan PKS atas kemenangan Mahathir Mohamad. Pokoknya lucu-lucu dech!

Ini komentar DPP PKS Mardani Ali Sera;

"Saya ingin mengatakan kalau di Malaysia angin perubahan itu ada, Indonesia yang selama ini jadi pioner perubahan, lebih kuat lagi angin itu ada,  2019 ganti presiden,"kata Mardani, Kamis 10 Mei 2018.

[caption id="attachment_15473" align="alignright" width="505"] Fahri Hamzah (Foto: jabarNews.com)[/caption]

Fahri Hamzah juga meyakini akan ada pihak oposisi di Indonesia yang akan membawa perubahan yang lebih baik dan mengerti perasaan masyarakat dan menjadi penyambung lidah rakyat. Wah mirip Bung Karno.

"Sepertinya kekuasaan yang ada sekarang ini dan kekuasaan pemerintah sekarang ini akan berakhir, cukup sampai di sini," kata Fahri dengan mantap dan yakin.

Wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang notabene seorang pejabat juga ikut komentar. Menurut Sandiaga Uno, kemenangan partai oposisi Malaysia pimpinan Mahathir Mohamad berkat isu ekonomi yang terjadi di negara tersebut.

"Saya ingin menyoroti hal lain, bahwa yang terjadi di Malaysia itu adalah isu ekonomi terutama biaya hidup. Biaya hidup yang tinggi, rakyat semakin terbebani, kejadiannya sama di sini," kata wakil gubernur DKI Jakarta.

Menurut Sandiaga Uno,p emerintahan Jokowi-Jusuf Kalla belum mengentaskan berbagai masalah ketimpangan ekonomi di masyarakat. Dan kemenangan Mahathir juga akan terjadi atau terulang di Indonesia.

Ini seorang wakil gubernur yang seharusnya mendukung program pemerintah pusat, tetapi malah bertingkah seperti oposan. Ia belum bisa memisahkan tugas-tugas sebagai wakil gubernur. Inilah wakil gubernur kalau dibebani oleh target politik oleh partainya.

Inilah serba-serbi komentar politikus kita atas kemenangan Mahathir Mohamad. Mereka berharap dewi fortuna juga berpihak kepada oposisi Indonesia.

***