Persoalan pokoknya, ada serombongan orang (kebanyakan laki-laki dewasa) mengerubuti, mengintimidasi seorang ibu dengan anaknya di ruang publik Car Free Day Jakarta, 29 April 2018 lalu. Jadi, jangan dibelokkan ke mana-mana.
Sebetulnya, tak ada hubungan, dan kita tak memasalahkan pakai kaos apapun. Entah #DiaSibukKerja atau yang lain sibuk teriak #2019GantiPresiden. Mau pakai kaos bergambar #obamangising juga silakan.
Mangsalahnya ada serombongan lelaki mengintimidasi seorang perempuan, dan anaknya yang masih remaja. Perlakuan para lelaki pengeroyok itu, secara etik, kemanusiaan, tak pantas dan melanggar undang-undang privacy yang diatur oleh negara.
Jika kita mengidentifikasi kaos sebagai identitas pemakainya, maka bisa dibilang pemakai kaos #2019GantiPresiden adalah yang anti Jokowi dan (mungkin) pro Prabowo. Bisa jadi mereka dari PKS bisa juga tidak. Bisa jadi FPI, bisa tidak. Tidak sangat penting. Tak penting pula mereka sepakat dengan gerakan #2019GantiPresiden yang digulirkan PKS, yang bertekad 2019 mengganti Jokowi.
Yang diintimidasi, memakai kaos #DiaSibukKerja, bisa jadi pendukung Jokowi. Dan karena itu, tentu tak sepaham dengan pemakai kaos #2019GantiPresiden. Tapi, dalam hukum pidana, itu semua tak penting. Fakta yang tak bisa dibantah, orang-orang pemakai kaos #2019GantiPresiden mengusik privacy seorang ibu pemakai kaos #DiaSibukKerja.
Dari berbagai tayangan video, sulit membantah itu bukan tindakan kekerasan, yang berunsur pelanggaran pidana. Semoga jelas, dan jangan dibelokkan ke mana-mana.
Tak ada yang salah dari pemakaian kaos. Yang salah (karena diatur UU), adalah mengintimidasi liyan karena beda pilihan. Tindakan mengkafirkan orang karena beda agama, memfitnah (ujaran kebencian, menyebar hoax) karena apapun, di ranah pidana hal itu pelanggaran hukum negara. Semestinya itu urusan Polisi sebagai hamba wet.
Fakta itu, menyodorkan realitas, pemakai kaos #2019GantiPresiden, orang-orang yang tak matang dalam berpolitik, tak tahu berdemokrasi, tidak punya etika, tak bisa berdialog, tukang paksa pada yang berbeda, dan bagian buruk dari kebobrokan bangsa. Wong beda pilihan kok jadi norak bin bar-bar. Pasti tidak pernah baca 12 wasiat nabi dalam berperang.
Di tengah kekhawatiran, doa saya jadi makin sederhana; Semoga Jokowi dimuliakan. PKS dan Prabowo tak lagi jadi pilihan. Mari berpihak pada kemauan baik dan kebaikan. Tidak takut ancaman liyan, atas nama apapun, demi kemanusiaan yang adil dan beradab.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews