Seharusnya gerakan ini menuai simpati di tengah kerumunan massa. Sebaliknya, intimidasi terhadap seorang Ibu hingga anaknya menangis melahirkan antipati.Politikus Mardani Ali Sera yang mengagas 'gerakan' #2019GantiPresiden dan orang-orang PKS, mengatakan tidak perlu takut dengan hal itu, apalagi cuma tulisan di kaos. Dalam alam demokrasi, itu hal biasa.
Menjadi tidak biasa, ketika orang-orang dewasa, lelaki perempuan, yang memakai kaos itu, dalam acara Car Free Day, Ahad 29 April 2018 di Thamrin, Jakarta, memaksa pihak lain untuk mengikuti gerakan mereka. Bukan hanya memaksa, melainkan mengintimidasi!
Bahkan, seorang anak kecil, juga dikerubungi, yang kemudian menangis (mungkin karena merasa terteror, sampai kemudian ibunya, mencoba melindungi anaknya itu, dan dengan berani mengatakan bahwa perbuatan para yang memakai kaos ganti presiden itu sebagai tindakan yang berlebihan, tidak patut).
Ibu dari anak yang terteror itu, sembari beristighfar, menyatakan tidak takut. Salut untuk ibu ini. Perang, agaknya sudah dimulai.
Sayang sekali, para aktivis gerakan ganti presiden itu, tak sebagaimana kata-kata indah petinggi dan pujaan mereka. Sesuatu yang sangat memuakkan.
Bagaimana Polisi bersikap, untuk melindungi warganya dari ancaman, karena berbeda pilihan ini?
Senyatanya, yang dibilang biasa di alam demokrasi, tidak terbukti.
Dulu diancam yang islam tak akan dishalatkan kalau mati, kini karena tak memakai kaos kayak gitu, diintimidasi. Itukah yang disebut demokrasi?
[irp posts="14916" name="Melihat Berbagai Sisi Peristiwa Intimidasi kepada Ibu yang Membawa Anak"]
Belum berkuasa saja sudah begitu mengancam. Tapi, semoga ini membuat kita yang waras, lebih bisa solid mendukung capres yang waras, capres yang santun, sederhana, dan tidak arogan. Yakni, capres yang tidak didukung oleh mereka yang ingin menggantinya.
Jika Anies Baswedan (dalam Pilkada DKI 2017) pernah berkata 'sikap pendukung menggambarkan yang didukung', maka siapapun capres yang didukung para pemakai kaos ganti presiden itu, perilakunya sama dengan pendukungnya yang norak.
Dan karena itu, makin tak layak pilih.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews