Agama Simbolis yang Cuma Sekadar Mengimani Simbol-simbol

Senin, 9 April 2018 | 03:00 WIB
0
774
Agama Simbolis yang Cuma Sekadar Mengimani Simbol-simbol

Ada penceramah yang bilang Nabi Muhammad SAW gagal menerapkan Islam yang rahmatan lil alamin. Apakah mereka tersinggung? Itu gak apa-apa.

Sang penceramah sampai sekarang terus dielu-elukan.

Ada ulama yang dituduh berbuat mesum. Foto perempuan pasangannya dengan pose telanjang bulat sudah beredar di masyarakat. Ulama itu ketakutan dengan statusnya sebagai tersangka pencabulan dan akhirnya kabur ke luar negeri. Adakah pengikutnya merasa agamanya sedang dilecehkan?

Gak tuh. Malah ulama itu harus dibela.

Ada anggota partai politik Islam yang merencanakan korupsi dengan menggunakan istilah-istilah Alquran. Adakah umat Islam tersinggung?

Gak lah yau. Korupsi dan maling gak ada hubungannya dengan pelecehan agama.

Ada biro perjalanan haji menipu ratusan ribu jemaah, duitnya buat foya-foya. Para jemaah orang-orang miskin yang polos itu menangis. Adakah umat Islam yang tersinggung?

Gak dong. Fisrt Travel dan Abu Tour adalah donatur 212. Jadi, mereka tetap istimewa. Ratusan ribu jemaah aja yang mau ditipu mentah-mentah. Kenapa mau setorin uang ke perusahaan itu sendiri.

Ada kelompok tukang fitnah yang menggunakan nama Muslim Cyber Army, seolah yang namanya pejuang muslim terbiasa dengan fitnah dan hoax. Adakah muslim yang tersinggung?

Gak juga. Buat apa tersinggung. Mereka itu tetap teman seperjuangan.

Ada orang yang menistakan mayat hanya karena perbedaan pilihan politik. Adakah umat Islam tersinggung karena sebuah seruan kewajban sosial tekah diabaikan?

Lho, itu justru dianjurkan untuk memenangkan calonnya.

Ada Sugi yang mengaku ustad, di forum dakwah dengan ratusan jemaah dengan enteng dia meneriakkan kata-kata kotor dan memuakkan, adakah umat Islam tersinggung?

Gak tuh.

[irp posts="13211" name="Balada Perempuan Bercadar dan 11 Anjing Piarannya"]

Tapi ada seorang Hesti. Perempuan bercadar yang memelihara beberapa ekor anjing. Mungkin dia ingin meniru para pemuda Al Kahfi, seperti kisah dalam Alquran. Pemuda-pemuda itu ditidurkan Allah di gue selama 309 tahun. Mereka bersama seekor anjing.

Dan Allah menjamin para pemuda dan anjingnya masuk surga.

Tapi sebagian umat Islam marah kepada Hesti. Mungkin mereka juga akan marah kepada para pemuda di gua Kahfi itu, karena sama-sama menyukai anjing. Mereka marah, tidak peduli Tuhannya malah memuji pemuda dan anjingnya.

 

Ketika Sukmawati membacakan puisi, yang tidak terlalu indah, ada yang menganggap Sukma sedang melecehkan agama. Memang Sukma secara serampangan membandingkan jilbab dan konde. Atau membandingkan adzan dengan tembang.

 

Saya sendiri menilai puisi itu tidak terlalu bagus secara sastra dengan diksi yang biasa saja. Ajakannya untuk merenung terasa dangkal. Ketika dibacakan di hadapan khalayak, saya rasa mbak Sukma lupa berfikir bijak.

Tapi segitu tersinggungnya orang sampai melaporkan Sukmawati ke polisi dengan tuduhan melecehkan agama. Apakah hakim nanti berhak mengadili sebuah puisi: betapapun buruknya.

Mereka tersingung jika simbol agama disentuh. Tetapi mereka diam ketika ruh agama, yang bernama keadilan dan akhlak dilecehkan. Mereka diam ketika agama dijadikan alasan buat mencuri. Mereka cuek ketika forum dakwah dihiasai kata-kata jorok.

Kenapa mereka begitu cepat marah untuk hal-hal yang simbolis dan bersikap cuek untuk hal yang lebih subtantif?

Sebab mungkin, mereka memang cuma mengimani simbol-simbol.

***

Editor: Pepih Nugraha