Moral Cerita Mobil Ratna Sarumpaet yang Diderek Petugas

Jumat, 6 April 2018 | 09:55 WIB
0
680
Moral Cerita Mobil Ratna Sarumpaet yang Diderek Petugas

Jadi, kira-kira, siapa yang bohong? Ratna Sarumpaet? Anies Baswedan? Ardi Yansyah, atau staf Dishub atau Pemda DKI? Setelah Kepala Dishub DKI Ardi Yansyah membantah pernyataan Ratna Sarumpaet, bahwa petugas lapangan yang menderek mobil Ratna Sarumpaet meminta maaf pada aktivis perjuangan demokrasi dan kemanusiaan itu?

Yang jelas, setelah Ardi Yansyah membantah pernyataan Ratna, si pejuang kemanusiaan itu mengklarifikasi pernyataannya. Bahwa ia hanya menduga mungkin si petugas minta maaf, tapi dia sudah bekoar di media. Lantas di mana Anies bohong? Ini juga dugaan, karena Anies bilang tidak menerima telpon dari Ratna.

 

Di video yang disebar netizen, soal penderekan mobil Ratna, jelas di akhir video terdengar dan terlihat Ratna berteriak, “Aku telpon Anies sekarang…” Menyebut nama Anies begitu saja, tanpa sebutan lainnya, menunjukkan tingkat keakraban. Dan bisa dipastikan, itu nomor hotline, langsung, ke Anies. Tapi kalau yang menerima staf-nya, apakah nomor pribadi atau hotline Anies dipegang staf atau ajudan?

Kini, staf yang menerima telpon itu, kata Anies, sedang dalam tindakan ‘didisiplinkan’. Di tuitannya, Anies bilang tidak menerima telpon dari Ratna Sarumpaet. Dan Anies menulis, semua harus dijalankan sesuai aturannya.

Aturannya, menurut Kadishub DKI Ardi Yansyah, mobil Ratna Sarumpaet melanggar hukum yang diberlakukan dalam hal itu.

Ada dua pasal yang dilanggar. Siapa yang melanggar? Tentu saja mobilnya Ratna, bukan Ratna. Maka yang diderek mobilnya, bukan Ratna yang diderek. Bisa tambah ngamuk dia.

Cerita selanjutnya, fakta yang tak bisa ditolak, terjadi pelanggaran hukum yang dilakukan mobil Ratna, yang notabene milik Ratna Sarumpaet. Sandiaga Uno, wagub DKI juga bilang, Ratna melanggar aturan. Fakta lainnya, mobil itu dalam waktu kurang dari satu jam, sudah dikirimkan balik ke rumah Ratna dengan aman dan damai.

Apa moral ceritanya? Jadilah pejuang demokrasi dan HAM!

Kalau ada calon gubernur, calon bupati, calon presiden, dukunglah. Kalau yang anda dukung menang, jangan takut jika melanggar aturan. Telpon penguasa yang anda dukung itu.

Jangan jadi rakyat kecil yang miskin dan bodoh, dan tak punya relasi. Ok?

Jangan lupa catat nomor HP-nya. Lumayan lho, menghemat Rp 500.000!

***

Editor: Pepih Nugraha