Ali bin Abu Thalib, Miskin tapi Dermawan

Selasa, 3 April 2018 | 07:46 WIB
0
1337
Ali bin Abu Thalib, Miskin tapi Dermawan

Seorang musafir bertemu dengan lelaki yang sedang berteduh di bawah pohon kurma. Dia melihat lelaki itu sedang memakan sebongkah roti kering untuk mengganjal perutnya. Musafir itu juga lapar. Dengan berat hati didatangi lelaki itu untuk meminta sedikit roti kering, hanya untuk mengganjal perut.

Setelah memberi sedikit, lelaki yang memberinya roti kering menyarankan kepada sang musafir untuk mendatangi sebuah rumah. Katanya, di rumah itu dia akan dilayani dengan baik dan diberikan makan yang cukup.

Musafir itu mendatangi rumah yang ditunjukan. Benar. Tuan rumah itu, Imam Hasan Ibn Ali, menerimanya dengan baik. Memberinya makan dengan cukup.

Lalu musafir itu berkata, "Bolehkah aku membawa sedikit makanan ini. Tadi aku berjumpa dengan seorang lelaki yang sedang makan roti kering. Dia buruh di kebun kurma. Mungkin makanan ini akan membantu mengenyangkan perutnya."

Imam Hasan menjawab, lelaki itu adalah ayahku, Ali bin Abu Thalib. Dia bekerja keras menjadi buruh di kebun kurma agar kami punya bahan makanan untuk disuguhkan kepada orang yang kelaparan.

Itu sepenggal kisah kemuliaan Imam Ali. Dia hidup miskin, tetapi sekaligus paling dermawan.

Kini kita memasuki Rajab. Berapa puluh abad lalu tepat 13 Rajab, ibu Imam Ali, Fatimah bin Asad melahirkan puteranya tersebut di dalam Ka'bah.

Ali adalah manusia satu-satunya yang dilahirkan di baitullah. Ketika bayi, Kanjeng Rasul SAW menempelkan jempolnya untuk dihisap bayi mungil itu. Dia tumbuh dan besar langsung di bawah naungan Nabi.

Saat anak-anak, Ali tidur bersama Rasul. Menikmati kehangatan cinta Nabi secara langsung. Ali paling tahu bagaimana kehidupan Rasulullah. Ali yang paling memahami bagaimana sikap dan cara berfikir Rasul. Ali yang paling banyak menikmati telaga ilmu dari Rasul.

Tidak salah jika Nabi bernah berkata, "Aku adalah kotanya ilmu dan Ali pintunya. Beruntungkah orang yang memasuki kota dengan melalui pintunya."

Imam Ali dilahirkan di tempat terbaik : Kabah. Di hari terbaik : Jumat. Dia dibunuh juga di tempat terbaik : Masjid. Dan dalam kondisi terbaik : Sedang sujud dalam sholatnya.

Imam Ali adalah salah satu manusia terbaik yang pernah dilahirkan.

Assalamualaika ya, Amirul Mukminin. Salam bagimu wahai putera Ka'bah.

***

Editor: Pepih Nugraha