Polisi di Perancis Tewas Demi Melindungi Seorang Perempuan

Selasa, 27 Maret 2018 | 19:55 WIB
0
655
Polisi di Perancis Tewas Demi Melindungi Seorang Perempuan

Seorang Perwira Polisi Perancis tewas ditembak demi untuk menyelamatkan seorang wanita dalam penyerangan tunggal yang dilakukan oleh seorang pria. Perancis telah siaga tinggi sejak serangkaian serangan ekstremis pada tahun 2015 dan 2016 yang menewaskan lebih dari 200 orang kembali berduka akibat tewasnya beberapa warganya termasuk seorang perwira polisi.

Pelakunya adalah Redouane Lakdim, berusia 25 tahun, seorang warga negara Perancis yang lahir di Moroko dikenal oleh polisi karena kejahatan kecil dan kepemilikan obat-obatan di mana ia menghabiskan satu bulan di penjara pada tahun 2016.

Pria yang digambarkan oleh saksi mata sebagai orang yang berjenggot hitam panjang, pada Jumat pagi setelah merampok sebuah kendaraan, membunuh penumpang dan melukai pemiliknya. Kemudia dia melaju menuju barak militer terdekat di mana dia menunggu beberapa menit.

Kemudian entah apa sebabnya  pria ini mengubah target. Memutar kendaraan rampasannya menuju garnisun polisi anti huru hara di mana dia menembak empat petugas. Dari sini, menyerbu ke supermarket di kota Trebes yang berdekatan. Unit-unit polisi khusus berkumpul di tempat kejadian sementara pihak berwenang memblokir jalan dan mendesak warga untuk menjauh

Pria ini menuntut pembebasan Salah Abdeslam, satu-satunya penyerang yang selamat dari serangan 13 November 2015 di Paris yang menewaskan 130 orang. Tapi karena Polisi tidak menanggapi tuntutannya, maka  pria ini, kemudian meneriakkan sesuatu dan menembak mati seorang pelanggan dan seorang karyawan sebelum menyandera puluhan pengunjung lainnya.

[irp posts="12955" name="Khadafi Disebut Terkait Penangkapan Mantan Presiden Perancis Sarkozy"]

Seorang perwira polisi dengan rela bersedia menyerahkan dirinya sebagai sandera untuk menggantikan seorang wanita, juga ditembak mati oleh pria berjenggot ini. Pada saat itu polisi anti huru hara menyerbu dan pelaku penembakan tewas ditembak Polisi.

Kantor berita Aamaq yang terkait IS mengatakan, penyerang menanggapi panggilan kelompok itu untuk menargetkan negara-negara dalam koalisi pimpinan AS yang melakukan serangan udara terhadap militan IS di Suriah dan Irak sejak 2014. Perancis berulang kali dijadikan sasaran karena partisipasinya.

Terlepas dari masalah apakah pelaku penembakan ini adalah bagian dari jarigan teroris atau tidak, biarlah menjadi urusan Perancis untuk menyelidiki dan menanganinya.

Yang menarik perhatian adalah bahwa di zaman ini ternyata masih ada seorang perwira polisi yang mau menjadikan dirinya sebagai sandera untuk menggantikan seorang wanita yang bukan siapa-siapa bagi dirinya.Walaupun sebagai seorang perwira ia pasti sangat memahami resiko yang akan dihadapinya.

Dan ternyata hal tersebut memang terjadi. Akibat kebuntuan negosiasi antara pelaku yang menuntut pembebasan Salah Abdeslam, salah satu pelaku yang selamat dalam serangan yang menewaskan banyak orang, maka dirinya langsung menjadi sasaran tembakan perwira ini tewas sebagai pahlawan kemanusiaan.

Hal yang sudah sangat langka dizaman ini dan mungkin patut menjadi contoh teladan bagi para petugas polisi di dunia.

***