Hanya dengan Grace Natalie, Jokowi Tak Mungkin Olah Raga Bersama

Senin, 26 Maret 2018 | 08:10 WIB
0
790
Hanya dengan Grace Natalie, Jokowi Tak Mungkin Olah Raga Bersama

Presiden Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi memperlakukan sama kepada semua ketua parpol yang pernah diajaknya "berkencan", setidaknya jalan bareng atau olah raga bersama. Tidak harus jalan pagi di Istana atau Kebun Raya Bogor, tetapi ngobrol sambil ngupi-ngupi di Istana Merdeka, ngajak naik kereta api bersama atau kluyuran pakai mobil dalam kabin mobil yang sama, juga biasa dilakukannya.

Itu kalau suasana hati Jokowi lagi enak dan terbuka. Kalau lagi sebel sama orang, bisa saja dia naik truk sendiri, ogah di satu kabin mobil yang sama kepada orang yang disebelinnya. Bagaimana pun Jokowi manusia, punya perasaan, punya pilihan, dan kadang ada jail-jailnya juga.

Nah, terkait kebersamaannya dengan sejumlah ketua umum parpol, Jokowi tidak bermaksud menjadi seorang PHP, pemberi harapan palsu, terkait pasangannya kelak di Pilpres 2019. Dengan Cak Imin dari PKB sudah jalan bareng meski diwarnai "saltum" alias salah kostum saat berada di kereta. Dengan Romy dari PPP juga sudah sekabin bersama di dalam mobil. Terakhir boss Golkar Airlangga Hartarto di ajak jalan-jalan dan olah raga pagi bersama di Kebun Raya.

[caption id="attachment_13217" align="alignleft" width="461"] Grace Natalie (Foto: Republika.co.id)[/caption]

Dari para ketua umum parpol itu, timbul rasa galau yang bukan main; antara merasa dipermainkan dan masih adanya harapan bakal dijadikan pasangan Jokowi. Timbul juga GR yang berlebihan yang mengakibatkan PD yang tumpah seperti air yang kepenuhan di ember. Yang terjadi, semua ketua parpol yang diajak Jokowi yakin dirinyalah yang akan dijadikan pasangannya.

Padahal sejujurnya, yang pantas menjadi pasangan Jokowi itu adalah Grace Natalie, Ketua Umum PSI, bukan Airlangga, Cak Imin, atau Romy. Jokowi 'kan normal. Hanya karena Pak Jokowi sudah punya Bu Iriana sajalah yang tidak memungkinkan dirinya bersanding dengan Grace Natalie.

Untuk itulah, mengapa Jokowi tidak mungkin mengajak jalan pagi atau olah raga berdua bersama Grace Natalie, kecuali didampingi Ibu Iriana. Pernah Grace Natalie datang ke Istana, tapi itu rame-rame, bukan berduaan dengan Jokowi.

Sudah menjadi kebiasaan, Jokowi kerap melakukan olah raga di Kebun Raya Bogor, di hari-hari Sabtu dan Minggu lalu pun dilakukan kalau tidak sedang dalam kunjungan kerja atau waktu luang. Kadang-kadang ia suka melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah di hari libur, yaitu Sabtu dan Minggu. Sebenarnya tidak ada hari libur untuk seorang Presiden.

Dan biasanya olah raga yang disenangi adalah bersepeda dan jalan kaki di Kebun Raya Bogor.

Sabtu, 24 Maret 2018 lalu, Presiden Joko Widodo melakukan aktivitas olah raga di Kebun Raya Bogor dengan berjalan kaki. Yang agak berbeda olah raga ini, ia ditemani oleh menteri perindustrian yang juga ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto.

Sontak kebersamaan Jokowi-Airlangga menimbulkan banyak tafsir, baik tafsir dari para politikus, tafsir dari para pengamat dan tafsir dari masyarakat. Karena ini tahun politik. Jadi sah-sah saja banyak tafsir.

Sebenarnya sebagai seorang Presiden biasa saja bertemu dengan banyak orang, apakah seorang tokoh, baik politikus, pengusaha, ulama dan berbagai lapisan masyarakat.

Tetapi memang, pertemuan Jokowi dengan ketua umum Golkar ini ada kaitannya dengan cawapres, karena Jokowisebagai calon presiden lagi nyari-nyari calon wakil presiden dalam pilpres 2019. Apalagi dalam Rapimnas yang baru-baru ini, dalam pidatonya ketua umum Golkar, memujinya di mana Jokowi merasa nyaman dengan Golkar, begitu tafsir Airlangga Hartarto.

Gaya Jokowi memang terbuka, tidak mungkin lagi dia bicara dengan para ketua parpol secara sembunyi-sembunyi seperti siluman sebagaimana terjadi pada pemerintahan yang lalu-lalu. Semua terbuka dan Jokowi seperti menantang publik untuk menafsirkannya sendiri. Tetapi bagi para politikus yang diajaknya bersama, ini menimbulkan keresahan dan kegalauan luar biasa.

Sudah pasti para kader Golkar juga mendorong atau mengajukan nama Airlangga untuk maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi, masak mendorong Cak Imin.

[irp posts="12631" name="Cak Imin Jauh Lebih Berani Dibanding Romy, Zulkifli atau Sohibul"]

Nah yang pasti terjadi, kebersamaan Jokowi dengan Airlangga menimbulkan kecemburuan di antara partai pendukung atau koalisi, terutama para ketua umum partainya. Seakan Jokowi hanya memberi harapan palsu belaka -bukan alamat palsu karena sudah dilakukan Ayu Ting-Ting- kepada para ketua umum partai yang ingin dipinangnya sebagai calon wakil presiden.

Yang pertama, pertemuan Jokowi dengan Cak Imin dalam peresmian kereta bandara tadi, Cak Imin sudah pakai batik dan ganteng, eee.... malah Presiden hanya memakai pakaian kasual. "Saltum" namanya. Di foto-foto Google tampak Cak Imin senyum merekah, merasa nyaman dengan Presiden. Kemudian Cak Imin tancap gas dengan mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden untuk dipinang siapapun, termasuk Jokowi.

Itu setelah poster raksasanya tersebar di mana-mana, kecuali di Malaysia negeri tetangga. Dengan yakin dan rasa optimisnya, Cak Imin yakin kalau presiden Joko Widodo akan memilihnya dirinya, seakan ingin mengatakan "pilihlah aku jadi pacarmu, yang lain beluum tentu setia".

Yang kedua, pertemuan Jokowi dengan ketua umum PPP Romahurmuziy alias Romy, karena sebagai anak muda, Romahurmuziy suka mengunggah pertemuan-pertemauan dengan Jokowi, baik di dalam pesawat atau waktu dalam pertemuan di pesantren. Foto-foto yang diunggah ini tentu menjadikan pihak lain yang ingin jadi calon wakil presiden menjadi “baper”.

Yang ketiga, pertemuan presiden Joko Widodo dengan ketua umum Nasdem Surya Paloh dalam kunjungan kerja di peninjauan MRT. Karena faktor usia yang lebih tua, sepertinya Surya Paloh tidak berhasrat jadi calon wakil presiden, ia lebih baik menyerahkan pilihan kepada Jokowi, siapa yang ingin dipinang, ia mendukung. Makanya ia merasa perlu mamasang fotonya dengan Jokowi di Instagram atau Facebook.

Dan yang keempat pertemuan presiden Jokowi dengan Airlangga Hartarto di Kebun Raya Bogor yang dikemas dengan olah raga bersama.

Tentu ini akan semakin ramai dan bersaing secara sehat, partai-partai pendukung atau koalisi yang sudah mendeklarasikan Joko Widodo sebagai calon presiden, sah-sah saja mengajukan kadernya atau ketua umumnya menjadi calon wakil presiden.

[irp posts="12653" name="Cak Imin dan Deklarasi Cawapres 2019, Upaya Fait Accompli"?"]

Tetapi ada yang agak janggal, ada ketua umum partai ingin menjadi calon wakil presiden Jokowi, tetapi belum memberikan dukungan atau mendeklarasikan dukungan kepadanya sebagai calon presiden. Satu kakinya di dalam koalisi, satu lagi kakinya di luar, siapa tahu ada yang menyeret ke luar kakinya. Inilah politik penuh perhitungan dan strategi. Salah-salah tidak dapat apa-apa.

Siapa ketua umum partai yan dimaksud? Rasanya Anda sudah lebih dulu tahu.

Kepada siapa tangan Jokowi akan diulurkan untuk maju mendampinginya di Pilpres 2019?

Ya silakan saja para calon wakil presiden yang ingin dipinang Jowi berdandan secantik dan semenarik mungkin, tetapi please jangan norak alias terlalu menor, salah-salah jika terlalu "kencolah" malah nanti tidak akan terpilih karena tahu sendirilah Jokowi itu “wong ndeso”, sehingga kalau terlalu menor dan norak malah membuatnya takut. Kalau kata Vetty Vera, "yang sedang-sedang sajalah".

Nah kalau soal ini, tak perlu dandan pun, apalagi harus menor, Grace Natalie sudah cantik sendiri.

Sayang, Pak Jokowi sudah punya Ibu Iriana yang tak kalah cantiknya dengan Grace Natalie.

Eaaaaa.......

***

Editor: Pepih Nugraha