Mari Jokowi Lagi (1): Dari Anak Jual Martabak sampai Bisikan Permadi

Kamis, 22 Maret 2018 | 12:00 WIB
0
787
Mari Jokowi Lagi (1): Dari Anak Jual Martabak sampai Bisikan Permadi

Suasana batin dan hiruk pikuk politikus dari yang cap tikus sampai kelas kakap yang suka cuap-cuap makin ke mari makin memperlihatkan kualitasnya masing-masing. Perang billboard yang dimenangkan oleh ketum PKB lalu ketum PPP tak mau kehilangan gaya, cuma saja gayanya tak norak menyebut Cawapres, bisa saja test case mana tau bisa nyapres.

Prabowo calon kuat yang bakal ikut nyapres ketiga kalinya makin hari makin menjadi-jadi. Pidatonya yang meramal Indonesia akan bubar 2030 jadi menunjukkan dia makin pikun atau memang dibisiki Permadi yang meramal Jokowi berkali-kali tak satupun terbukti, zaman milenial tetap saja tak rasional. Bagaimana Capres yang begitu ambisius mau jadi presiden sebuah negeri yang bakal bubar?

Kita tau maksudnya kalau gak mau Indonesia bubar harus milih Prabowo, terlalu murah caranya, kayak iklan mama lemon beberapa tetes bisa mencuci piring sekamar.

Kehadiran Tuhan makin seksi, DIA tunjukkan secara perlahan tapi pasti bahwa DIA yang mempunyai kerajaan DIA yang memberi dan DIA yang mengambilnya kembali, DIA yang memuliakan DIA yang menghinakan, lihat saja orang-orang yang pernah dikasih kemuliaan sekarang membusukkan diri dengan mulutnya sendiri.

Orang bilang Jokowi yang tukang mebel saja bisa jadi presiden, oh iya kehadiranNya tidak menjadikan jendral bekas atau profesor yang jadi presiden. Tukang mebel itu bahannya bukan MDF, tapi jati tulen berserat apik yang tumbuh di tanah tandus bukan beringin bongsor yang getas karena tumbuh dengan kemudahan.

Dia ditempa oleh kesulitan, dibina oleh pengalaman, disatukan oleh tujuan, dan dilindungi oleh rahmat Tuhan. Itu fakta bukan "pengibulan". Skill is not about brain, it an attitude. Bagaimana Jokowi meleaderi dan memilih mentri, mengendalikan Megawati, menghadapi caci maki, kebayang si Anu jadi presiden terus dibilang PKI bisa dihabisi pakai amunisi.

Saya selalu ditanya kenapa begitu percaya dengan Jokowi, bagaimana saya tak percaya sampai detik ini anaknya masih jual martabak bukan jadi pemalak, hidupnya gak kagetan kayak kere munggah bale, dia kerja kerja dan kerja untuk Indonesia untuk bangsanya. Nah kalau ada biri-biri dengan gizi tinggi kenapa pilih labi-labi dengan jalan perlahan kepalanya keluar masuk mengintip mangsa untuk dipatuk.

Saya akan terus menulis tentang Jokowi, presiden yang optimis akan negerinya, presiden idola dunia kata perdana mentri Australia. Bukan Capres yang meramal negerinya bubar.

INDONESIA NEGARA BESAR, bukan abal-abal. INDONESIA tidak akan bubar INDONESIA AKAN MAKIN BESAR DAN BERKIBAR.

#JOKOWILAGI

(Bersambung)

***

Editor: Pepih Nugraha