Ketika Satu Persatu Situs Peninggalan Ahok Digusur dan Dirubuhkan

Minggu, 18 Maret 2018 | 20:08 WIB
0
700
Ketika Satu Persatu Situs Peninggalan Ahok Digusur dan Dirubuhkan

Pernah di antara kita mungkin merasakan suasana kerja yang tidak kondusif atau tidak nyaman, baik di perusahaan swasta atau instansi pemerintah. Ketidaknyaman ini bisa jadi karena ada permasalahan pribadi antara atasan dan bawahan atau sesama teman kerja.

Orang yang berada pada situasi semacam itu,serba tidak enak dan nyaman secara psikologis tertekan batinnya, keberadaannya ada tetapi tidak dianggap. Seakan kita cepet-cepet disuruh pergi atau mengundurkan-diri/resign.

Orang yang tidak kuat terhadap ketidaknyamanan dalam dunia kerja biasanya akan mengambil sikap yang penuh resiko atau kehilangan pekerjaan, yaitu mengundurkan-diri. Sikap ini diambil demi harga diri dan menghindari konflik kepada atasan atau rekan kerja.

Banyak cara perusahaan atau instansi pemerintah supaya karyawan atau pegawainya mengundurkan diri, yaitu dibuat tidak nyaman dalam pekerjaan. Caranya macem-macem, bisa tidak ditegur, tidak dikasih wewenang atau dimutasi ke tempat yang jauh atau dibuang, intinya dibuat tidak nyaman supaya mengundurkan diri.

Dalam perusahaan besar dan instansi pemerintah cara semacam ini sudah lumrah atau biasa karena setiap pergantian pimpinan puncak dalam perusahaan atau pejabat daerah dalam pemerintahan membawa gerbong masing-masing atau orang-orang terdekatnya yang telah banyak membantu dalam kenaikan karier atau jabatan.

Sering kali yang jadi korban adalah bawahan dari pimpinan atau pejabat sebelumnya karena dianggap orang-orangnya atau loyalis pimpinan atau pejabat sebelumnya.

Kalau sudah begini kita hanya bisa pasrah dan menerima nasib karena dalam perusahaan besar atau instansi pemerintah sering kali banyak intrik politik tertentu dan seakan bagian dari tradisi yang harus dilestarikan.

Baru-baru ini Direktur PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati mengundurkan diri dari badan usaha daerah tersebut.

PD Dharma Jaya adalah perusahaan daerah DKI Jakarta yang mempunyai tugas untuk mensubsidi bahan pangan, terutama daging sapi dan ayam untuk warga masyarakat Jakarta yang tidak mampu dengan cara atau mekanisme tertentu, misal dengan pendataan warga yang dianggap miskin atau perlu disubsidi.

PD Dharma Jaya sangat membantu masyarakat miskin di Jakarta lewat program-program pemerintah sebelumnya.

Sekedar informasi, Marina Ratna Kusumajati atau Direktur PD Dharma Jaya adalah direktur BUMD yang diangkat pada masa gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ia dulunya seorang pengusaha daging ayam dan sangat maju. Demi membantu BUMD daerah, ia rela meninggalkan usaha yang telah dirintisnya sejak lama.

Alasan pengunduran diri karena ia merasa dipersulit oleh Satuan Kerja Perangkat Dinas atau SKPD soal pencairan dana untuk membeli daging sapi dan ayam.

Sebagai Dirut BUMD ia mempunyai tugas menyediakan pasokan daging sapi dan ayam untuk masyarakat Jakarta yang telah disubsidi.

Dana untuk subsidi itu tidak cair dari bulan November 2017, padahal dana ini sangat diperlukan untuk menyediakan pasokan daging dan sudah terkatung berbulan-bulan. Akhirnya pasokan daging untuk masyarakat Jakarta terhenti dan sering mendapat protes dari warga kenapa dulu dapat subsidi daging sapi dan ayam kok sekarang tidak lagi? Begitu keluhan sebagian masyarakat yang biasa mendapat subsisdi pembelian daging.

Bahkan dirut PD Dharma Jaya, Marina Ratna juga sudah banyak ditagih pembayaran daging oleh penyuplai daging ayam. Dan saking kesalnya Marina Ratna juga mengatakan,”Saya kalau mau dijatuhkan bukan dengan cara begini! ini 'ka ,pasar terus-terusan minta ayam”.

Sebagai dirut BUMD Marina Ratna sekedar untuk ketemu wakil gubernur Sandiaga Uno susahnya luar biasa, melalui tim tertentu kalau mau ketemu wakil gubernur. Dan bisa ketemu Sandiaga Uno karena ia nekat tidak ada janjian sebelumnya, tetapi sengaja datang ke kantornya dan bertanya pada penjaganya kalau wakil Gubernur Sandiaga Uno ada dalam kantor. Dan di situlah pertemuan pertama kali dirut PD Dharma Jaya Marina Ratna dengan Sandiaga Uno sejak dilantik menjadi wakil gubernur.

Dan disitu ia menyampaikan keluh-kesahnya soal pencairan dana yang sudah berbulan-bulan tidak cair dan juga mengajukan pengunduran diri kepada wakil gubernur Sandiaga Uno.

[irp posts="11355" name="Pesan Politik di Balik Kacak Pinggangnya Anies di Depan Jokowi"]

Sebagai seorang atasan wajar kalau wakil gubernur Sandiaga Uno menahan untuk tidak mengundurkan diri dan ia berjanji akan membantu pencairan dana untuk pembelian daging karena menjelang puasa.

Penahanan untuk tidak mengundurkan diri ini bisa berarti basa-basi semata karena memang dirut PD Dharma Jaya sengaja dibuat tidak nyaman supaya mengundurkan diri dan akan diganti oleh pejabat yang baru.

Inilah gerbong politik instansi pemerintah, berganti pimpinan atau pejabat, berganti pula pejabat di bawahnya dan situs-situs Basuki Tjahaja Purnama berikutnya juga akan menyusul tergusur dan diisi oleh pejabat baru.

Ada contoh baik sebenarnya dalam pilkada Jakarta, waktu Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dan Fauzi Bowo dengan pasangannya. Waktu Fauzi bowo kalah perhitungan cepat, Fauzi Bowo langsung menerima kekalahannya dan tidak mengajukan gugatan ke pengadilan dan mengucapkan secara kesatria kepada pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama.

Setelah itu Fauzi Bowo diberi jabatan sebagai duta besar di Jerman oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyona kala itu.

Dan ternyata Joko widodo sebagai gubernur selang satu tahun menjadi Presiden dan sampai sekarang Fauzi Bowo sebagai duta besar di Jerman tetap dipertahankan dan tidak diganti, sekalipun itu hak Presiden. Dan malah hubungan antara Presiden Joko Widodo dan mantan gubernur Fauzi Bowo semakin akrab dan baik. Bukan karena semata-mata hubungan antara atasan dan bawahan.

Beda kualitas memang!

***

Editor: Pepih Nugraha